Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Di dalam lanskap musik cadas, tentu tak ada yang bisa menandingi elemen pekat melebihi kancah black metal. Sampai detik ini, black metal kerap identikkan dengan hal-hal berbau satanisme dan okultisme. Selama masa eksistensinya dari dekade 80-an sampai sekarang, selalu dipenuhi dengan beragam kontroversi di dalamnya. Mulai dari pembunuhan, rasisme, sampai pembakaran tempat ibadah, tak ayal musik cadas ini cukup memicu protes keras dari masyarakat awam.

Berbicara tentang black metal, tak sah rasanya jika tak menyebut nama Varg Vikernes alias Count Grishnackh ke dalam salah satu daftar musisi paling mengerikan. Ia adalah salah satu sosok paling populer dalam pergerakan black metal regional Norwegia. Berbagai polemik sempat mengitari hidupnya, tak heran jika pria penggemar berat J. R. R. Tolkien itu sering bolak balik mendekam di penjara lantaran terlibat kasus-kasus kontroversial yang dilakukan semasa hidupnya.

Kristian Vikernes lahir di Bergen, Norwegia pada 11 Februari 1973. Sedari remaja ia mulai menaruh minat ke musik, dan mulai mendengarkan karya-karya deretan elit metal seperti Iron Maiden, Kreator, Celtic Frost, Bathory, Megadeth, sampai Slayer. Ia pun sempat membentuk band pertamanya bernama Kalashnikov.

Selain menggilai musik, Varg juga begitu menyenangi buku fantasi ciptakan J. R. R. Tolkien, The Lord of the Rings. Nama panggung Grishnackh sendiri didapatinya dari karakter dalam novel seri kedua The Two Towers. Bahkan bandnya kelak yang bernama Burzum pun diambil dari kamus bahasa fiksi Tolkien yang berarti ‘kegelapan’.

Di usia yang tergolong masih remaja, Varg sempat tergabung dalam Old Funeral sebagai gitaris, sebelum akhirnya ia membentuk proyek solo ambisius Burzum. Setelah merekam dua demo, ia pun jadi bagian dari kancah black metal Norwegia, serta tertarik pada musik dan ideologinya. Sembari menjalankan proyek musiknya, Varg ternyata menarik perhatian  Øystein ‘Euronymous’ Aarseth (Mayhem) dan menawarinya kontrak dengan label yang kala itu baru dibuat, Deathlike Silence Productions.

Pada tahun 1992, Varg akhirnya mencoba peruntungan dengan bergabung bersama band black metal kontroversial Mayhem. Ini berlangsung pasca setahun kematian tragis Dead, eks vokalis Mayhem, yang memutuskan menembakkan kepalanya sendiri dengan senapan pada 8 April 1991. Kemunculan Varg tentu jadi babak baru bagi Mayhem. Dan dari sini pula kegilaan itu pun dimulai.

Tak cukup sekadar bermain musik, di masa itu Varg tercatat telah membakar sejumlah tempat ibadah, bahkan penampakannya turut diabadikan menjadi sampul album mini Burzum bertajuk Aske. Varg Vikernes, Øystein ‘Euronymous’ Aarseth, dan komplotan para pembakar tempat ibadah merupakan penganut paganisme dan mitologi Nordik — sebuah kepercayaan yang banyak dianut masyarakat Skandinavia sebelum persebaran agama Kristen masuk ke Norwegia.

Pihak kepolisian pun lalu meringkus dirinya, dan wajahnya sempat menghiasi berbagai halaman media setempat. Namun karena pengaruhnya di komunitas black metal vital, tak ada seorang pun yang berani buka mulut dan akhirnya Varg dinyatakan bebas karena tak cukup memiliki bukti kuat.

Kontroversi di kubu black metal pun makin dibuat geger. Pada 10 Agustus 1993, Varg akhirnya ditangkap oleh yang berwajib karena terbukti telah membunuh Euronymous. Tubuhnya Euronymous ditemukan sudah tak bernyawa akibat 23 tikaman pisau yang dihujamkan Varg. Ditengarai pembunuhan terjadi karena masalah seteru antar personel dan konflik album rekaman.

Diakui oleh Varg pula bahwa ia tak sengaja membunuh Euronymous karena upayanya membela diri. Ia mengaku Euronymous-lah yang menyerangnya lebih dulu. Akibat perbuatannya, Varg akhirnya divonis hukuman 21 tahun penjara atas tuduhan pencurian dan pemilikan 125 kg Dinamit dan 26 kg Glynite, pembakaran empat tempat ibadah, perampokan, dan pembunuhan tingkat satu.

Varg Vikernes sempat mendekam di beberapa penjara di Norwegia, meliputi Bergen, Tønsberg, Ringerike, Trondheim, dan Tromsø. Selama masa kurungan, ia aktif menulis sebuah buku berjudul Vargsmål (Varg's Speech). Buku ini bercerita tentang curhatnya tentang isolasi, kemarahan, serta kebohongan media yang dialamatkan kepadanya. Buku Vargsmål kemudian rilis pada tahun 1997 oleh sebuah penerbit di Norwegia.

Selain menulis buku, Varg juga produktif menelurkan karya musik di masa-masa kurungannya. Tercatat ia telah menghasilkan dua album, di antaranya Dauði Baldrs, direkam pada 1994–1995 rilis di bulan Oktober 1997 dan Hliðskjálf, direkam pada 1998 dilepas pada April 1999. Saat pembuatan lagu, Varg tak diperbolehkan menggunakan gitar listrik, bass, atau drum dan terkecuali menggunakan synthesizer. Di tahun 2000, Varg mengakhiri proyek musikal Burzum.

Pada bulan Maret 2009, Varg Vikernes akhirnya resmi dibebaskan. Sebelumnya ia divonis 21 tahun, namun berkat keputusan baru dari pengadilan ia jadinya menerima kurungan selama 15 tahun. Setelah lepas dari penjara, Varg kembali produktif menelurkan karya musik dengan moniker Burzum. Tak tanggung-tanggung ia berhasil mencetak tiga album, yakni Belus (2010), Fallen (2011), dan Umskiptar (2012).

Belum lama menghirup udara segar, Varg kembali ditangkap bersama istrinya, Marie Chacet di Perancis. Ia diduga tengah mempersiapkan aksi teroris dan pembantaian lantaran dicurigai telah membeli empat buah senapan, yang ternyata Chacet adalah seorang anggota klub menembak. Beberapa hari kemudian mereka pun dibebaskan.

Baca Juga: Schecter JL-7FR Dari Shredder Untuk Shredder

Kendati telah melakukan beragam kontroversi, Varg Vikernes selalu menolak jika ia selalu dikaitkan dengan Anton LaVey, yang merupakan pendiri ‘Church of Satan’. Baginya ajaran LaVey sungguhlah konyol dan tanpa makna berarti. Ia mengaku semata-mata melakukan pembakaran tempat ibadah karena atas dasar ajaran leluhurnya yang telah lama berkembang di Norwegia.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#varg vikernes #burzum #count grishnackh #Norwegian Black Metal #Black Metal

Article Category : Super Icon

Article Date : 15/10/2018

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

22 Comments

Comment
Wahyu Hardi

Wahyu Hardi

06/07/2025 at 11:41 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Imam Wahyudi Hidayatullah

Imam Wahyudi Hidayatullah

06/07/2025 at 11:41 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Mulyanto Mulyanto

Mulyanto Mulyanto

06/07/2025 at 11:41 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
ERYANA OKTAVIA

ERYANA OKTAVIA

06/07/2025 at 11:41 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Fitri Hasanah

Fitri Hasanah

06/07/2025 at 11:52 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Sri Wulandari

Sri Wulandari

06/07/2025 at 11:52 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Dwi Septiani

Dwi Septiani

06/07/2025 at 11:52 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Jenial Trino

Jenial Trino

06/07/2025 at 11:52 AM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
I'in Putri Sosiallina

I'in Putri Sosiallina

06/07/2025 at 12:57 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Suratmi Suratmi

Suratmi Suratmi

06/07/2025 at 12:57 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Murni Chania

Murni Chania

06/07/2025 at 12:57 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Arnedi Arnedi

Arnedi Arnedi

06/07/2025 at 12:57 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Fiktor Hasan

Fiktor Hasan

06/07/2025 at 13:35 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Imam Muslim

Imam Muslim

06/07/2025 at 13:35 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Dede Kurniawan

Dede Kurniawan

06/07/2025 at 13:35 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Upit Sarimana

Upit Sarimana

06/07/2025 at 13:35 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Desi Junata

Desi Junata

06/07/2025 at 13:45 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Ramli Anwar

Ramli Anwar

06/07/2025 at 13:45 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Kasmini Kasmini

Kasmini Kasmini

06/07/2025 at 13:45 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Hadi Wijaya

Hadi Wijaya

06/07/2025 at 13:45 PM

Tidak ada kata tidak mungkin, sebelum kamu sempat mencobanya
Cands

Cands

24/11/2025 at 14:30 PM

Mantap
GRACE JELIA PUTRI TADETE

GRACE JELIA PUTRI TADETE

01/12/2025 at 10:44 AM

Good
Other Related Article
1 / 4

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive