Dream pop, sebuah istilah yang sekilas terdengar seperti aliran musik. Pada faktanya, dream pop memang termasuk sebagai salah satu genre musik. Sejarah cukup panjang mewarnai kemunculan dream pop sebagai salah satu skena musik yang juga mewarnai industri musik global.
Menurut Allmusic, dream pop adalah subgenre dari alternative rock dan neo-psychedelia yang menonjolkan tekstur sonik dan juga melodi. Ciri khas dari dream pop secara teknis adalah aransemen musik yang kental dengan melodi gitar dengan efek menggema (echo) serta dipadukan dengan synthesizer.
Suara vokal yang lembut dan breathy juga disebut sebagai salah dua lainnya dari unsur yang menjadi ciri khas dari musik bergenre dream pop. Namun, berbeda dengan genre alternatif dan psychedelic rock yang berkarakter absurd, keras, dan suram, dream pop memiliki warna musik yang lebih cerah dan bahagia.
Genre dream pop disebut-sebut mulai dikenal pada era 1980-an melalui karya band asal Skotlandia, Cocteau Twins, hingga duo asal Inggris, A.R Kane. Menyusul kemunculan shoegaze, ambient pop berkembang sebagai varian dari dream pop yang menggabungkan tekstur elektronik.
Baca juga: Tampil Vintage, Lana Del Rey Rilis Video Klip Single Kedua
Sebelum dipopulerkan oleh band-band tersebut, sejarah perjalanan dream pop sudah dimulai sejak era 1960-an. Salah satu penulis musik ternama, Nathan Wiseman-Trowse, menyebut bahwa pendekatan terhadap physicality/psikis dari suara yang ada di dalam dream pop dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Phil Spector dan Brian Wilson.
Sementara menurut jurnalis musik John Bergstrom, album George Harrison pada 1970 bertajuk All Things Must Pass, merupakan nenek moyang dari genre dream pop. Lantas, istilah dream pop digunakan oleh Alex Ayuli dari duo A.R. Kane pada 1980-an untuk menggambarkan musik band mereka.
Dalam tulisannya pada 1991, jurnalis New York Times, Simon Reynolds, menyebut bahwa genre dream pop adalah gabungan dari suara gitar yang samar dan terdistorsi dengan vokal yang bergumam. Sementara dari segi lirik, Reynold menyebut genre dream pop cenderung mengisahkan tentang pengalaman yang asik dan sering kali menggunakan unsur mistis.
"Tema yang umum adalah keinginan untuk melampaui batas-batas kehidupan sehari-hari yang menjemukan, dengan pergi ke mana-mana dengan cepat," tulis Simon Reynolds dalam artikel yang dimuat di New York Times tahun 1991 itu.
Bagi Reynold, My Bloody Valentine, kuartet yang berbasis di London Inggris adalah salah satu band yang menjadi pelopor dari arus musik dream pop. My Bloody Valentine sendiri makin dikenal setelah merilis album pertama mereka, Isn't Anything, pada 1988. Di album ini, Kevin Shields disebut menciptakan teknik baru yang disebut glide guitar. Dalam teknik ini, alih-alih menggunakan efek khusus, Kevin membuat modulasi nada dengan menggunakan lengan tremolo pada gitar.
Seiring perubahan zaman, aliran musik dream pop ikut mengalami perkembangan. Dalam perjalanannya, dream pop juga kerap disebut dengan aliran musik shoegaze di kawasan Amerika. Memasuki milenium 2000-an, lahir sebuah micro genre bernama chillwave yang disebut-sebut memiliki karakter terinspirasi dari dream pop hingga psychedelic.
Di era kekinian seperti sekarang, muncul beberapa musisi yang disebut-sebut memiliki genre dream pop. Beberapa di antaranya adalah Amelia Murray atau musisi dengan nama panggung Fazerdaze. Penyanyi asal Selandia Baru ini ebut pada tahun 2014 silam dengan merilis sebuah EP self titled. Pada tahun 2017, ia merilis album keduanya “Morningside” dengan salah satu lagu andalannya bertajuk Lucky Girl.
Selanjutnya ada sosok bernama Julia Shapiro. Ia bukan nama baru dalam industri musik karena aktif bermusik sejak sejak tahun 2013 sebagai vokalis dari band asal Seattle, Childbirth dan Chastity Belt. Julia lantas memulai debut album solonya dengan “Perfect Version” yang rilis pada 14 Juni 2019.
Berbeda dengan bandnya yang mengusung musik punk rock, dalam album ini, Julia bereksperimen dengan genre dream pop. Selain solois, ada pula band masa kini yang mengusung genre dream pop seperti Daruve. Band asal Pittsburgh, Pennsylvania, ini terdiri dari empat personel.
Ada pula penyanyi wanita asal Los Angeles, Jay Som, yang cukup populer di skena musik dream pop. Pemilik nama asli Melina Mae Duterte itu sudah memulai debut sejak 2012. Hingga sekarang, Jay Som sudah merilis tiga album yaitu Turn Into (2016), Everybody Works (2017), dan termutakhir Anak Ko yang dilepas pada 2019.
Tidak kalah populer, Lana Del Rey atau penyanyi dengan nama asli Elizabeth Woolridge Grant juga disebut mengusung genre dream pop dalam musiknya. Berkarier sejak 2005, Lana Del Rey sudah melepas delapan album.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 29/04/2021
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :