Gitaris terbaik Indonesia telah banyak menorehkan prestasi dalam peta dunia musik Tanah Air. Deretan karya dari gitaris terbaik Indonesia ini membuat nama-namanya tak hanya dikenal di Indonesia saja, melainkan juga di dunia internasional. Tak heran, karena skill mereka juga di atas rata-rata dan setara dengan gitaris kelas dunia.
Ada beberapa gitaris terbaik Indonesia yang sangat populer di eranya. Terlebih sejak dekade 1960-an hingga yang terkini. Cadas! Lalu, siapa saja nama gitaris terbaik Indonesia yang diakui dunia ini?
Gitaris Terbaik Indonesia
Berikut ini adalah deretan nama gitaris terbaik Indonesia yang tak bisa diragukan lagi kemampuan dan karya-karyanya. Yang mana favorit kalian?
-
Gugun
Gugun, atau Muhammad Gunawan, adalah salah satu nama gitaris terbaik Indonesia yang cukup melegenda. Bersama trio blues rock bentukannya, Gugun Blues Shelter, nama Gugun terus menggema di Indonesia, Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Belum lagi setelah Gugun Blues Shelter merilis album Far East Blues Experience (2011) via Grooveyards Records yang berbasis di New York.
Salah satu gitaris terbaik Indonesia ini tercatat pernah tampil di panggung Hard Rock Calling di Hyde Park, London, Inggris pada Mei 2011 setelah bandnya terpilih sebagai yang terbaik di ajang Hard Rock Battle of Bands. Tak lama setelah itu, Gugun juga melakukan tur mini di Inggris termasuk di klub The Monto Water Rats London, yang menjadi lokasi penampilan perdana band Oasis tahun 1994 silam. Pada November 2012, untuk pertama kalinya Gugun dan GBS menggelar tur dua pekan di Amerika Serikat.
Gugun dan kawan-kawannya juga sempat tampil sepanggung dengan Buddy Guy, Gipsy Kings, Jools Holland & His Rhythm and Blues Orchestra, dan The Fray di sebuah event bertajuk Timbre Rock & Roots di Singapura.
-
Tohpati
Nama gitaris terbaik Indonesia selanjutnya adalah Tohpati. Namanya dikenal sebagai gitaris dan pencipta lagu kenamaan dengan sejumlah album fenomenal. Lelaki yang akrab disapa Bontot ini telah merilis sejumlah album seperti Trisum Five in One (bersama Trisum); No. 1 (bersama Supersonic); Riot (bersama Tohpati Bertiga); The 6th Story (bersama SimakDialog); Mata Hati (bersama Ethnomission); serta album solo Song For You dan deretan album lainnya.
Khusus untuk album Song For You, gitaris terbaik Indonesia ini menyuguhkan lagu Change, hasil kolaborasinya dengan Yellowjackets, band jazz fusion asal Los Angeles, California. Lagu ini direkam pada 2008 saat Yellowjackets singgah di Jakarta untuk bermain di acara JakJazz. Selain itu, gitaris terbaik Indonesia ini juga merilis album Tribal Dance (2019) yang menampilkan dua musisi asing Jimmy Haslip dan Chad Wackerman. Album ini diluncurkan tahun 2019 via label Amerika Serikat MoonJune yang didistribusikan di Indonesia via DeMajors.
Tohpati memiliki referensi dan pengaruh dari Terje Rypdal, John McLaughlin, John Scofield, dan Robert Fripp untuk karya musikalnya. Bontot telah membentuknya menjadi gitaris yang memiliki gaya signature yang khas. Melalui album kedua Ethnomission, Mata Hati, Bontot seolah-olah ingin berteriak lantang kepada jagat gitar bahwa ia memiliki kekuatan dan kepiawaian yang layak diperhitungkan panggung musik dunia.
-
Dewa Budjana
Dewa Budjana tentu adalah salah satu gitaris terbaik Indonesia. Dewa Budjana aktif bersama GIGI dan produktif merilis karya solo gitar. Ia juga sering bekerja sama dengan musisi-musisi internasional.
Kerja samanya dengan musisi internasional terlihat dalam album ketiganya, Surya Namaskar (2014), bersama Jimmy Johnson (bass) dan Vinnie Colaiuta (dram). Sesi rekamannya dilakukan pada Januari dan Oktober 2013 di Henson Studio dan Stagg Street Studio, Los Angeles, Amerika Serikat. Kemudian di album Hasta Karma, yang juga bernaung di bawah label rekaman Amerika Serikat MoonJune Records, Dewa Budjana menggaet vibrafonis legendaris asal New York, Joe Locke dan rhythm section dari Pat Metheny Unity Group yang terdiri dari Ben Williams (upright bass) dan maestro drum Antonio Sanchez.
Di album berikutnya, Zentuary (2016), gitaris terbaik Indonesia ini bekerja sama dengan Jack DeJohnette (drum), Tony Levin (bass) dan Gary Husband (piano). Kemudian di album Mahadini (2018), Dewa Budjana kembali menggaet barisan musisi internasional seperti Jordan Rudess dari Dream Teather, Mohini Dey, Marco Minnemann, Mike Sterna, dan John Frusciante dari RHCP.
-
I Wayan Balawan
Gitaris terbaik Indonesia selanjutnya adalah I Wayan Balawan. Ia dikenal sebagai gitaris dengan teknik gitarnya yang unik: touch tapping style. Balawan mengaku terinspirasi Eddie Van Halen dan terus mengembangkan teknik tapping-nya sendiri. Ia memainkan tapping dengan delapan jarinya sehingga seperti bermain piano.
Balawan sering tampil di festival luar negeri, antara lain di East Meet West Gitarren Festival Edenkoben Germany (2000), Open Strings Guitar Festival Osnabrueck Germany (2000), dan Tour International Guitar Nights in 12 Cities in Germany (2001). Selanjutnya Balawan tampil di Hell Blues Festival in Trondheim Norway (2001), Hell Blues Festival in Trondheim Norway (2005), Australian tour 4 cities with Batuan Ethnic Fusion (2005), Pop Asia Fukuoka Japan (2005) dan Tokyo Asia music Market Tokyo Japan (2005).
Selain tampil sebagai salah satu gitaris terbaik Indonesia, Balawan juga dikenal sebagai anggota grup Batuan Ethnic Fusion, Trisum, BID (Balawan - Ito - Deva), dan banyak lagi. Bersama BID, gitaris terbaik Indonesia ini mengekplorasi touch tapping yang sudah menjadi merek dagangnya dengan gaya picking ala John McLaughlin. Tapping-nya dibalut dalam sentuhan rock dan fusion. Balawan juga dikenal sebagai salah satu gitaris tercepat di Indonesia hingga dijuluki “The Magic Finger” sesuai album solonya.
Image source: Shutterstock
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :