Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo

Kembali ke tahun 2004 silam, sebuah masa ketika sekelompok anak muda di Kota Solo yang dikenal luas sebagai kota dengan budaya kehidupan bermasyarakat yang lemah lembut pula santun, memulai sebuah misi akbar. Misi itu bernapaskan nilai-nilai “pemberontakan” atas apa yang selama ini mereka cintai: musik keras.

Menempatkan Kota Solo sebagai salah satu titik sentral dalam peta musik keras nasional saat itu rasanya terlalu naif dan terdengar seperti angan-angan setinggi langit. Meski dilanda banyak keraguan, nyali yang kadung terbakar serta semangat revolusioner tak kenal gentar pada akhirnya berhasil melahirkan Rock In Solo.

Sebuah festival yang sukses terselenggara dengan modal kerja keras dan etos gotong-royong yang dijunjung tinggi dari banyak komunitas di sana. Dari sebuah gedung olahraga yang disulap secara dadakan menjadi arena pementasan musik keras dengan berbagai macam jenis di dalamnya, hingga berhasil didaulat sebagai agenda kota berskala nasional dengan jumlah pengunjung yang kian masif di setiap pelaksanaannya. 

Rock In Solo sebagai simbol harapan serta mimpi atas nilai-nilai yang diyakini dan dipegang teguh, membuktikan dirinya dengan gagah. Sejak tahun 2004, Rock In Solo mencapai edisi kesembilannya di tahun 2015 lalu. Sebuah angka yang menakjubkan tentunya bila bicara dalam konteks pelaksanaan festival musik arus pinggir. Konsistensi yang dijadikan bensin utamanya jelas terasa tidak main-main.

Meski setelahnya sempat hiatus dalam jangka waktu yang belum ditentukan, geliatnya kini coba dipantik kembali. Setelah badai pandemi yang membuat banyak lini porak-poranda dalam beberapa waktu terakhir, Rock In Solo merasa harus kembali. Mereka menyiapkan dengan seksama sebuah pesta temu kangen di gelanggang tubruk.

Tantangan yang dihadapi saat ini jelas lebih besar. Sambil menunggu marwah dari kata “festival” benar-benar bisa dikembalikan lagi ke habitatnya, Rock In Solo mencoba beradaptasi dengan keadaan saat ini, yang tentunya diharapkan bisa sepenuhnya pulih walau secara perlahan. Oleh karena itu, sebuah panggung pemanasan bertajuk Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo dinyatakan siap digelar pada tanggal 18 Desember 2021 di Convention Hall Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah.

Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo sendiri adalah bagian dari semesta Rock In Solo yang bukan berformat festival, melainkan sebuah pertunjukan musik. Acara ini ditujukan sebagai transisi menuju gegap gempita Rock In Solo ke-10 yang rencananya akan berlangsung pada tahun 2022 mendatang.

Mengangkat tema besar musik perubahan peradaban karena terinspirasi dari kondisi yang melanda dunia dalam dua tahun belakangan, Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo juga coba memposisikan diri sebagai bentuk usaha yang nyata dari doa-doa baik agar keadaan pagebluk segara enyah dan kehidupan berjalan normal seperti sedia kala.

Nantinya, Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo akan menampilkan wajah Kota Solo dalam bentuk yang garang pula brutal melalui Down For Life, sang putra baja kebanggaan. Tidak ingin tampil sendiri dan tahu benar bahwa Solo adalah kota dengan budaya yang kaya, Down For Life akan berkolaborasi dengan sederet musisi dan seniman Solo lainnya untuk berlaga selama 90 menit.

Gondrong Gunarto dipercaya sebagai pengiring penampilan mereka dengan komposisi musik kontemporernya yang apik, serta Luluk Ari yang selalu menghipnotis setiap penonton melalui gerakan koreografinya juga dilibatkan.

Down For Life, yang dalam banyak kesempatan sering berbicara tentang regenerasi musik di Solo, juga telah menunjuk beberapa calon pemegang estafet semangat ini untuk turut berkontribusi. Ada Djiwo, Pinthus dari band Bandoso, dan Kokom dari band Panadoid Despire secara khusus disiapkan sebagai vokalis tamu dalam repertoir Down For Life nanti. Tidak hanya itu, musisi keroncong Endah Laras, Doel dari band Pecas Ndahe, komedian ulung sinden Whawin Laura, serta gitaris DD Crow dari Roxx juga akan ikut meramaikan pentas.

Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo rencananya akan diadakan dalam dua format, secara online dan offline. Mereka menjanjikan sebuah perpaduan tata ruang yang apik dengan sajian visual serta bunyi yang megah hasil kawin silang dari musik keras, gamelan kontemporer, dan performing art.

Tiket pertunjukan Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo sendiri dibanderol seharga Rp50.000 dengan syarat tambahan bagi para penonton yang berencana untuk menyaksikannya secara langsung berupa hasil negatif pada swab test Antigen dalam kurun waktu 1x24 jam sebelum acara berlangsung, sudah tervaksin minimal satu kali, dan scan barcode di aplikasi Peduli Lindungi. Kapasitas venue juga hanya akan diisi sebanyak 30% dari total kapasitas, sesuai dengan peraturan dari Pemerintah Daerah Surakarta.

Aspek kesehatan dan keamanan menjadi salah satu yang paling diutamakan dalam penyelenggaraan Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo. Oleh karena itu, para penonton yang hadir nantinya tidak diperkenankan untuk menyaksikan pertunjukan secara berdiri, melainkan duduk di tempat yang telah disediakan dan ditata sedemikian rupa sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#apokaliptika #A Journey of Rock In Solo #surakarta #Terminal Tirtonadi #Gamelan Kontemporer #solo #Jawa Tengah #musik keras

Article Category : Super Buzz

Article Date : 17/12/2021

Supermusic
Admin Music
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

4 Comments

Comment
Awaluddin Mansur

Awaluddin Mansur

31/01/2025 at 09:59 AM

mantap
Andriyan Yan

Andriyan Yan

05/02/2025 at 21:59 PM

Nice info
vika hermawan

vika hermawan

30/04/2025 at 22:23 PM

Apokaliptika: A Journey of Rock In Solo
Ald /

Ald /

10/06/2025 at 13:40 PM

Nice info sih
Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive