Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Archa

Author : Admin Music

Article Date : 12/08/2024

Article Category : News

Ketenangan dan rasa khidmat menyeruak kepala ketika mendengarkan intro dalam harmoni lagu yang baru saja dirilis oleh Archa. "Ten" judulnya. Grup musik asal Maluku ini mengangkat tema tentang manusia.

Mereka adalah Delon Imlabla (bass), Jemmi Radjabaycolle (flute, tahuri, sequencer), Eirene Marpay (kalabasa, marakas, bells), dan Ryan Suneth (djembe, tifa, darbuka) yang memilih untuk terus menjelajahi kekayaan bunyi dalam ruang-ruang hidup yang alami, mencari-cari bunyi baru pada instrumen-instrumen tradisi/modern, dan mengutamakan kekuatan vokal dengan lirik dalam bahasa-bahasa tanah di Maluku sebagai bahan garapan untuk memenuhi ruang dengar kita dengan bunyi-bunyi yang mereka sebut “musik spiritual”.

Tanpa ada irama yang rumit, hanya butuh penghayatan dalam mendengarkan lagu ini. Fungsi lagu sebagai medium spiritual bisa kita rasakan. Usai dibuai dengan petikan gitar dan musik latar dalam “frekuensi spiritual” yang intens. Tetabuhan mulai masuk perlahan. Ritmis yang sederhana, bahkan mudah diikuti oleh bunyi “klak klok ” mulut dari seorang bocah 4 tahun yang ikut mendengarkan. Ia rapalkan ritmisnya berbarengan dengan lagu Ten.

Lagu Ten mengalun tanpa terasa hampir lima menit berlalu. Larik-larik pertama dari lima bait dalam lirik lagu Ten semuanya mengambil bentuk pertanyaan reflektif. Berangkat dari kesadaran kultural, lagu ini dengan sadar mengajak manusia untuk memandang jauh ke masa mendatang sambil mengatur dengan teliti langkah-langkahnya hari ini.

“Lagu Ten adalah refleksi terukur tentang tragedi sebagai sebuah kemungkinan. Mata air bisa saja berubah menjadi air mata, bila tanah habis terampas. Sejak semula, bumi adalah ibu yang melahirkan anak-anak manusia sebagai saudara. Akan tetapi persaudaraan itu pun dapat dengan mudahnya berubah menjadi perseteruan sia-sia, bila anak-anak manusia lupa pada ikatan sakral dan nilai-nilai luhur itu, lalu sibuk berlomba mengejar siapa paling besar di antara mereka,” jelas Jemmi.

Lirik lagu Ten ditulis dalam bahasa Teuwa, bahasa tua dari Yamahaipate, Negeri Ulahahan, di Pulau Seram. Chalvin Papilaya (1992-2023) menulis lirik lagu ini lalu menggarap musiknya bersama Archa yang waktu itu masih berformat trio (Delon Imlabla, Chalvin Papilaya, Art Waifitu).

“Dalam naskah terjemahan bahasa Indonesia yang ia tinggalkan, ada beberapa kata dan frasa-frasa kunci tetap disalinnya dalam bahasa Teuwa. Baru pada percakapan panjang dengan Art Waifitu, adik juga sahabat Chalvin, yang menemaninya selama di Negeri Ulahahan, Archa mendapat kejelasan tentang arti kata-kata, frasa, juga konteks kultural dan maknanya,” ungkap Jemmi.

Visi Archa, terutama perihal rambahan tema dan isu, sudah diletakkan oleh Chalvin Papilaya di dalam karya-karya awal yang digarapnya bersama Delon Imlabla. Archa sudah menggarap lagu-lagu dengan tema/isu yang penting/genting (manusia: material/spiritual, relasi-relasi manusia (konfliktual/harmonis), isu-isu kelautan dan kesejahteraan masyarakat pesisir).

“Chalvin telah tiada, tetapi keprihatinannya yang kuat pada sejarah Maluku, juga kegigihannya mengalami dari dekat situasi aktual manusia di negeri-negeri yang ia datangi, dan rasa hormatnya kepada sakralitas/keluhuran budaya telah menjelma napas bagi perjalanan bermusik Archa,” pungkas Delon.

Ten artinya menangis, dan itulah nyanyian pertama semua anak manusia. Lagu ini dipersembahkan kepada pendengar dan kepada kehidupan yang tak sekali dua kali harus kita tangisi, tetapi tetap kita cintai dan kita perjuangkan—seharusnya. Selamat mendengarkan di Spotify dan YouTube!

 

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Album #Single

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
News

Super Podcast Show Jakarta Luar Biasa!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Super Podcast Show Malang Bikin Puas!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Blackribbon Keluarkan Single Terbaru Bertajuk "Sober Call"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Formasi Baru, Zat Kimia Rilis Single "Mata Hari"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

GAC Kembali dengan Single Barunya Berjudul "Higher"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Reza Arfandy, Anov Blues One dan Ashley Hamel Kolaborasi di Single “Bad Boi”

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

The Weeknd Lepas Single Baru Berjudul "Dancing In The Flames"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

LAUV Cerita Kepedihan Patah Hati Pertama di Single "First Heartbreak

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

BILLKISS Rilis Single Terbarunya Berjudul “RELA”

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

The Virgin Rilis Ulang Lagu Legendaris, "Bimbi"

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /