Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Author :

Article Date : 05/10/2017

Article Category : Tips & Gears

Mempunyai pedalboard dengan berbagai macam jenis pedal efek mungkin adalah salah satu goal atau tujuan dari setiap gitaris dalam melengkapi perlengkapan tempurnya. Meskipun tidak memerlukan berbagai jenis pedal efek dalam pedalboard-nya, setidaknya hampir semua gitaris memiliki kriteria tertentu dalam mengisi pedalboard yang mereka gunakan ataupun pedalboard yang baru akan mulai dibuat. Lantas apa yang harus kita pikirkan dahulu saat kita menginginkan untuk membuat pedalboard kita sendiri?

Mungkin akan muncul banyak masukan dari teman-teman kita saat kita mulai membuat pedalboard sendiri, entah itu dari efek apa saja yang akan kita gunakan, berapa besar ukurannya, bahan pedalboard-nya apa, bawa pedalboard-nya gimana dll, yang nantinya malah bikin kita pusing harus mulai dari yang mana dulu.

[bacajuga]

Setelah di beberapa artikel sebelumnya kita telah membahas beberapa jenis pedal efek mulai dari "gain-based effect unit" dan juga time-based effect (dapat dibaca di artikel bulan Desember dan Januari), serta pula berbagai jenis efek lainnya seperti pedal wah, Pitch Shifter, tuner, chorus dll. Setidaknya kita jadi mempunyai referensi mengenai jenis efek apa saja yang kita perlukan.

Ukuran Itu Penting

Pemilihan ukuran pedalboard entah itu besar, kecil, atau sedang akan kembali lagi ke jumlah pedal yang kita gunakan, atau setidaknya yang kita inginkan untuk ada dalam pedalboard kita nantinya. Jika kita hanya menggunakan 3-5 pedal (ukuran standar) dan tidak berniat untuk menambahkan efek lagi, maka pedalboard ukuran kecil akan cukup mengakomodasi kita untuk waktu yang lumayan lama.

Namun apabila kasusnya adalah saat ini mempunyai 5 pedal dan ingin menambah 1-3 pedal kedepannya, mungkin ada baiknya kalau kita sudah prepare dengan pedalboard yang lebih besar. Saat memilih ukuran, kita juga harus memikirkan tentang layout penempatan pedal dan juga jalur kabel antar pedal yang kita gunakan.

Beli Jadi atau Bikin?

Sebagaimana kita tahu, banyak terdapat pedalboard sudah jadi yang bisa kita dapatkan di market, dengan ukuran dan fitur-fitur tambahan lainnya seperti cable management, hardcase, dll. Atau ada juga yang memang menerima custom-built sesuai kebutuhan si pemesan, lengkap dengan fitur-fitur yang juga sesuai keinginan si pemesan.

Yang mana yang lebih baik? Jawabannya adalah seberapa cepat kita perlu barang tersebut. Atau ada juga opsi ketiga, yaitu DIY atau "Do It Yourself”. Mungkin bukan opsi terbaik, karena memang kita yang melakukan semuanya, mulai dari pemilihan bahan, desain dan juga pengerjaannya. Kecuali kalian memang mempunyai tangan yang terampil atau memang ingin mempelajari lebih dalam tentang cara membuat pedalboard.

Layout

Sebelum kita memulai memasang ‘velcro’ di pedal efek yang kita punya, ada baiknya kita mencari tahu layout paling efisien dan juga mudah digunakan oleh kita. Cara paling mudah adalah dengan menempatkan pedal yang paling sering kita gunakan di tempat yang paling dekat dengan kita, agar kita mudah menjangkaunya dengan kaki. Dan apabila kita sudah menemukan layout yang kira-kira sesuai, tidak ada salahnya kita melakukan simulasi dengan memainkan sebuah lagu dan membayangkan situasi di panggung.

Urutan Pedal

Jika membicarakan urutan pedal, mungkin ada baiknya jika kita bedakan menjadi dua bagian. Yang pertama adalah cara yang ‘ideal’, dan cara yang kedua adalah cara ‘individual’.

Cara ‘ideal’ adalah cara penyusunan berdasarkan pertimbangan practical. Sebagai contoh: menempatkan reverb di urutan terakhir dibanding sebelum pedal distorsi, dengan alasan karena reverb bekerja secara "bla bla bla" dan juga mempunyai impedansi "bla bla bla" sehingga akan membuat sound jadi tidak jelas atau ‘muddy’.

Sedangkan cara ‘individual’ lebih menitikberatkan kepada bagaimana pedal-pedal tersebut menghasilkan sound yang kita inginkan. Sebagai contoh, beberapa gitaris menempatkan pedal wah sebelum distorsi, tapi ada juga yang menempatkan setelah distorsi dengan alasan ingin mendapatkan sound yang lebih dirty.

Well, meskipun tidak ada istilah benar atau salah di dalam cara yang kedua ini, tapi pada prakteknya akan lebih mudah jika kita paham dulu basic penggunaan pedal efek, dan pastinya memperbanyak referensi akan sangat membantu ketimbang kita melakukan full experiment dengan cara kita sendiri, yang pastinya akan memakan waktu... dan biaya.

Secara umum, penempatan pedal efek dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Pedal-pedal seperti Wah, Pitch Shifter, harmonizer dan dynamic pedal (compressor)

2. Gain-based pedal (Distortion, overdrive, fuzz, boost dan pedal EQ)

3. Modution Pedal (phaser, chorus, flanger dll)

4. Time-based Pedal; Echo, delay, tremolo, reverb.

Sebagai contoh, jika kita mempunyai pedal distortion, wah, compressor dan reverb, mungkin urutannya akan seperti ini: wah -> Compressor -> Distortion -> reverb.

Baca Juga : Cerita lama dilematik label rekaman

Untuk teman-teman yang masih bingung tentang kriteria pedal di atas, bisa melihat di beberapa artikel sebelumnya. Di artikel selanjutnya mungkin kita akan membahas mengenai beberapa pedal yang recommended untuk setiap kriterianya.

Foto: Youtube.com/papastache102, Thevelvetchameleon.com

ARTICLE TERKINI

Tags:

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Tips & Gears

Behringer MonoPoly: Kebangkitan Legenda Synthesizer Analog

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Casiotone CT-S1-76: Keyboard Ringkas dengan Performa Maksimal

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

GT-1000: Multi-Efek Gitar yang Revolusioner

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Mengenal Behringer TD-3: Analog Bass Line Synthesizer yang Menghidupkan Kembali Suara Ikonik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Meinl Diatonic Kalimba: Instrumen Musik yang Menyentuh Jiwa

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Meinl HCS Cymbal: Pilihan Terbaik untuk Pemula dan Profesional

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Fender Frontman 10G: Amplifier Kompak untuk Pemula dan Latihan di Rumah

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Flamma FX 150: Teknologi Modern yang Tidak Menguras Kantong

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

Behringer RD-9, Desainer Rhytm Analog Klasik

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Tips & Gears

AKAI MPC STUDIO : KOMBINASI KONTROL HARDWARE DENGAN TENAGA SOFTWARE

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /