UFC Night London: Sean Brody Masih Terlalu Tangguh Bagi The Rocky!

Superfriends, pertarungan utama UFC London pada 22 Maret 2025 di O2 Arena, mempertemukan mantan juara kelas welter Leon Edwards, melawan penantang tangguh Sean Brady. Pertarungan ini of course menarik perhatian besar dari fans MMA di seluruh dunia, nggak hanya karena status keduanya di peringkat teratas divisi kelas welter, tetapi juga karena gaya bertarung mereka yang sangat kontras. Edwards, dikenal sebagai striker ulung dengan kemampuan counterpunch yang mematikan, sementara Brady, adalah spesialis grappling dengan teknik submission yang sangat berbahaya.

MMA Mania

Jalannya Pertarungan

Sejak ronde pertama, Sean Brady langsung terang-terangan memperlihatkan rencana strategi bertarungnya, dengan menutup jarak secepat mungkin dan membawa Edwards ke bawah. Edwards berusaha menjaga jarak dengan jab panjang dan tendangan rendah, tetapi Brady terus menekan. Ia memanfaatkan footwork yang agresif dan melakukan takedown pertama setelah satu menit berjalan.

Di posisi ground, Brady menunjukkan keahliannya. Ia mengendalikan Edwards dengan teknik grappling yang solid, menempatkan tekanan berat di posisi side control, dan melancarkan serangkaian pukulan pendek yang bertujuan melemahkan lawan. Edwards berjuang untuk bangkit, tetapi setiap upayanya dibalas dengan cengkraman kuat dan kontrol posisi yang nggak tertandingi dari Brady.

Pada ronde kedua dan ketiga, Edwards mencoba memanfaatkan celah saat pertarungan kembali berdiri. Ia mendaratkan beberapa pukulan keras yang sempat menggoyahkan Brady, tetapi, ternyata nggak cukup lho untuk menghentikan dominasi grappling lawannya, Superfriends. Setiap kali Edwards berusaha melakukan serangan kombinasi, Brady dengan sigap masuk ke clinch dan kembali membawa pertarungan ke bawah.

Pada ronde keempat, momen penentu tiba. Brady berhasil melakukan takedown yang sempurna, dan segera mengambil posisi guillotine choke. Dengan teknik yang sangat rapi, Brady mengunci leher Edwards dan memaksanya untuk tap out pada menit 1:39. Itu menjadi kemenangan submission yang spektakuler, sekaligus membuktikan kematangan Brady di panggung besar seperti UFC London.

Dampak Kemenangan bagi Sean Brady

Kemenangan ini nggak hanya menambah catatan impresif bagi Sean Brady, tetapi juga memperkuat posisinya di jajaran elite kelas welter UFC. Dengan rekor yang kini menjadi 17-1, Brady menjadi salah satu penantang yang wajib diperhitungkan. Banyak yang meyakini kemenangan ini membuka jalan lebar baginya, untuk mendapatkan kesempatan perebutan sabuk juara dalam waktu dekat.

Selain itu, penampilannya yang dominan melawan mantan juara seperti Edwards menambah nilai jual Brady di mata promotor dan penggemar. Nama Brady kini semakin dikenal luas, dan kemungkinan besar ia akan menjadi salah satu headline dalam event besar UFC selanjutnya.

Bahkan, beberapa analis MMA memperkirakan bahwa pertarungan berikutnya bagi Brady mungkin akan menjadi laga perebutan sabuk interim, terutama jika juara bertahan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih panjang. Dengan grappling yang mematikan dan strategi bertarung yang solid, Brady dianggap siap untuk menghadapi siapapun di divisi kelas welter.

Performa Leon Edwards dan Masa Depannya

Bagi Leon Edwards, kekalahan ini jelas menjadi pukulan berat. Sebagai mantan juara yang baru saja kehilangan sabuknya, Edwards memiliki harapan besar untuk bangkit dan kembali mendominasi divisi kelas welter. Namun, kekalahan ini membuatnya harus melakukan evaluasi besar-besaran, terutama dalam hal menghadapi lawan dengan gaya grappling seperti Brady.

Salah satu kekurangan yang terlihat jelas dalam pertarungan ini adalah ketidakmampuan Edwards dalam mempertahankan diri dari takedown dan kontrol di ground. Meski memiliki striking yang luar biasa, kelemahan dalam aspek grappling menjadi celah yang dimanfaatkan secara sempurna oleh Brady.

Ke depan, Edwards mungkin harus mempertimbangkan untuk memperdalam kemampuan bertahannya di bawah dan memperbaiki strategi anti-grappling. Ia juga bisa mempertimbangkan lawan yang lebih sepadan untuk membangun kembali kepercayaan dirinya sebelum kembali menantang para petarung papan atas.

Highlights Lain dari UFC London

Selain pertarungan utama, UFC London juga menampilkan beberapa pertarungan menarik lainnya. Di co-main event, Carlos Ulberg meraih kemenangan melalui keputusan mutlak atas mantan juara Jan Blachowicz dalam pertarungan kelas berat ringan. Kemenangan ini memperpanjang rekor nggak terkalahkan Ulberg, menjadi delapan dan membawanya lebih dekat ke kesempatan perebutan gelar.

Nggak hanya itu, beberapa talenta baru juga berhasil mencuri perhatian dengan kemenangan yang impresif. Nama-nama seperti Paddy Pimblett dan Molly McCann semakin mengukuhkan status mereka sebagai bintang yang sedang naik daun di UFC. Kehadiran mereka di event ini menambah warna dan antusiasme penonton di O2 Arena, London.

So, UFC London benar-benar memberikan malam pertarungan yang penuh aksi dan kejutan. Kemenangan Sean Brady atas Leon Edwards menjadi highlight utama yang mengubah peta persaingan di divisi kelas welter. Dominasi Brady nggak hanya membuktikan kualitasnya sebagai grappler elit, tetapi juga menempatkannya sebagai penantang serius untuk sabuk juara.

Di sisi lain, Edwards menghadapi tantangan besar untuk kembali ke jalur kemenangan. Ia membutuhkan waktu untuk evaluasi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan baru. Namun, satu hal yang pasti, UFC London kali ini akan dikenang sebagai malam di mana Sean Brady membuktikan dirinya sebagai ancaman nyata di divisi kelas welter!

Nah, kalau menurut Lo gimana nih kedepannya peta kelas welter bakal berjalan, Superfriends? Apakah Brady bisa mewujudkan ambisinya untuk menjadi juara di kelas ini? Mampukah Leon kembali ke performa primenya? Share pendapat Lo, pada kolom komentar di bawah