Kalau biasanya anak usia 8 tahun punya cita-cita sebagai dokter, tentara, pilot, atau polisi, berbeda dengan SumaiL yang malah ingin menjadi pemain profesional DOTA 2. Sebuah pilihan yang berani untuk seorang anak dengan usia yang belum juga menginjak belasan tahun ya, Superfriends. Tapi berkat tekadnya yang kuat, SumaiL berhasil membuktikan kalau cita-citanya itu bukan sekedar mimpi belaka. SumaiL berhasil mewujudkan cita-citanya dan menjadi pemain termuda yang pernah masuk ke ajang The International. Pada saat itu, dia masih berusia 15 tahun saat bergabung dengan tim Evil Geniuses dan langsung menyabet gelar juara TI 5. Berkat performanya yang bukan main, SumaiL terpilih sebagai “30 Remaja Paling Berpengaruh” versi Time. Sederet prestasi dan penghargaan membuat nama SumaiL selalu nggak lepas dari sorotan. Tapi, pencapaian fantastis itu nggak didapat secara mudah oleh SumaiL, bro! Player dari Team Secret tersebut harus menempuh jalan penuh kerikil untuk bisa sampai di titik saat ini. Saat masa sulitnya, dia sampai rela menjual sepeda demi bisa main DOTA 2! Nah, lewat video dokumenter singkat di YouTube DOTA 2, terungkap perjuangan SumaiL saat hidup di Pakistan.
Saat masih kecil, SumaiL berada di kondisi keluarga yang pas-pasan dimana dia harus tinggal dengan 8 anggota keluarganya di sebuah apartemen. Bahkan, dia nggak sempat mengenyam bangku pendidikan formal kayak anak lain seusianya. Kebayang nggak lo saat berada di posisi kayak SumaiL? Kalau mental lo nggak kuat, lo bakal drop dan nggak semangat buat jalanin hari-hari lo. Tapi, hal itu nggak terjadi dengan SumaiL, Superfriends! Semenjak mengenal game DOTA, jiwa SumaiL menjadi menyala-nyala. SumaiL pertama kali diperkenalkan dengan DOTA oleh sepupunya saat di usia 8 tahun. Semenjak saat itu, dia jadi tertarik dengan game besutan Valve tersebut dan bermain terus sampai berjam-jam setiap hari. Tapi, untuk bisa bermain game MOBA itu pun SumaiL harus berjuang mati-matian, bro. Kurangnya fasilitas gaming di daerah tempat tinggal SumaiL membuat dia harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk bisa ke warnet yang ada di kota. Karena pada saat itu, game nggak sepopuler kayak di kota-kota besar. Karena ambisinya yang kuat untuk jadi player profesional, dia sampai rela menjual sepeda kesayangannya, Superfriends!
SumaiL rela melakukan hal seberani itu karena nggak punya uang lagi untuk main di warnet. Dia nggak mau keinginannya untuk jadi atlet esports berhenti di tengah jalan. Beruntungnya, orang tua SumaiL bukan menentang cita-citanya tapi malah mendukung mimpi sang anak. Untuk bisa membantu SumaiL mewujudkan cita-citanya, Ayah SumaiL bekerja keras hingga bisa mengajak keluarganya buat pindah ke Amerika Utara untuk dapat kehidupan dan pendidikan lebih baik bagi anak-anaknya. Saat tinggal disana, SumaiL mulai mengikuti berbagai turnamen hingga namanya mulai melonjak naik di komunitas Amerika Utara dan ditarik oleh tim Evil Geniuses. Segala keterbatasan dalam hidup SumaiL menempa dirinya punya ambisi kuat untuk jadi pemain profesional. Mimpinya pun terwujud dan mampu memperbaiki keadaan pribadi mau pun keluarga. Perjuangan SumaiL bisa jadi pelajaran buat lo yang bercita-cita juga jadi atlet esport, Superfriends!
ARTICLE TERKINI
1
Wijaya80 Bawa Lagu-lagu Hits di Intimate Sessions Jakut
2
5 Pemain Timnas Indonesia yang Jadi Incaran Klub Eropa
3
Jadi Biang Kesuksesan Tottenham, Ange Postecoglou: Kawan, Saya Memang Pemenang!
4
Cara Membuat Bivak untuk Bertahan di Alam Bebas
5
Tips Rock Climbing di Tebing Citatah Bandung yang Seru
Source:https://liquipedia.net/dota2/SumaiL
0 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :