“Jika nanti bertemu dengan banjir, ambil tengah saja bang. Jalannya lebih keras jika di tengahâ€ÂÂ. Ucapan ini sayup-sayup terdengar saat mata saya masih terpejam. Dalam gelap malam, dua mobil sedang menempuh perjalanan yang mendebarkan dari Pekanbaru, ibukota provinsi Riau. Jalan aspal yang sudah 4 jam menemani kami, berubah menjadi jalan kerikil. Suara benturan antara kerikil dan gardan mobil membangunkan saya dari tidur. Mata saya, tidak sengaja melihat papan petunjuk jalan yang di sorot oleh lampu mobil. †Teluk Meranti. 55 km “. Ini lah tujuan kami. Perjalanan menjadi semakin lama, karena di beberapa segmen jalan perkerasan terjadi banjir. Dinihari, kami tiba di Kampung Teluk Meranti, sebuah perkampungan yang terletak di muara sungai Kampar. Kami di sambut oleh keramahan Bang Kawi. Beliau adalah salah satu panitia dalam acara yang nanti nya akan diadakan di desa ini.
Pagi hari, saya di sambut dengan riuh rendah suara kaset burung walet yang keluar dari rumah walet. Pemutaran kaset ini bertujuan untuk memancing kedatangan walet agar mau bersarang di rumah. Sekarang, usaha sarang walet, perkebunan karet,sawit dan nelayan adalah pekerjaan utama di kampung ini. Dahulu, kampung ini adalah kampung para pekerja kayu/ logger. Namun, karena kayu di alam sudah mulai habis serta perusahaan kertas mulai menguasai izin pemanfaatan hutan di kawasan Semenanjung Kampar, masyarakat kampung ini mengalihkan sumber pendapatan mereka.
Hari ini adalah hari yang berbeda. Biasanya, pagi hari di sini sepi karena sebagian besar masyarakat sibuk di kebun masing-masing. Namun, sekarang mereka terlihat sibuk memasang umbul-umbul dan berbagai persiapan lainnya. Kampung ini tengah bersiap menyambut hajatan besar yang di namakan festival Bekudo Bono.
Bono adalah fenomena alam yang termasuk kedalam gelombang tidal bore. Gelombang ini terbentuk dari benturan arus laut dengan arus di muara sungai. Saat bulan purnama ataupun bulan baru, permukaan laut yang berada di Selat Malaka menjadi naik dan melahirkan gelombang pasang yang menyapu masuk kedalam sungai Kampar sejauh 50 sampai dengan 60 km. Ketika sisi depan dari gelombang ini masuk ke muara sungai yang menyempit dan bertemu dengan perairan dangkal sungai Kampar. Lahirlah gelombang yang dikenal dengan sebutan Bono. Ketinggian bono dapat mencapai 2 meter dan melaju ke arah hilir melawan arus sungai selama kurang lebih 2 jam dan nantinya akan menghilang. Terdapat 6 sampai 13 gelombang berurutan tergantung dari dalam maupun kontur sungai yang ada. Itu berdasarkan kajian ilmiah.
Namun, dari sudut pandang seni tutur dari masyarakat tempatan. Ada beberapa versi dari Bono, ada yang bercerita bahwa bono merupakan hantu anjing laut yang menarik gelombang ke arah sungai Kampar. Karena Belanda saat itu tidak bisa masuk ke dalam muara sungai Kampar, pihak Belanda menembak gelombang ini dengan menggunakan meriam. Akibatnya, bono ini mati dan berkurang jumlahnya dari 7 menjadi 6. Sedangkan versi yang lain, menceritakan Datuk Kampar yang merupakan orang sakti pada zaman dahulu. Mengambil gelombang sungai Kampar segenggam tangan dan memasukkannya ke dalam tempurung kelapa. Fungsi dari gelombang ini adalah sebagai benteng pertahanan dari serangan para perompak yang akan menyerang daerah ini. Datuk Kampar berpesan kepada masyarakat “ jika nanti matahari setinggi ubun-ubun/ jam 12 siang. Akan terjadi sebuah gelombang yang besarâ€ÂÂ. Masyarakat kampung penasaran dan menunggu kedatangan gelombang ini. Saat waktu yang telah di tentukan tiba. Terjadilah gelombang besar. Masyarakat kampung pun berteriak. “ bono kata datuk, bono kata datuk “ Bono dari perkataan mereka ini memiliki arti benar. Perkataan ini lah yang mungkin menjadi awal muasal kata bono.
Dahulu, bono ditakuti oleh masyarakat. Mereka takut jika nanti tenggelam dan diseret bono. Namun, sekarang. Mereka mulai mencoba akrab dengan bono ini. Salah satu cara nya adalah mereka mengadakan kegiatan surfing atau di dalam bahasa penduduk Teluk Meranti di namakan Bekudo Bono. Saat berada di warung makan, seorang panitia bekudo bono mengajak saya untuk mencoba kegilaan gelombang ini, ajakan yang menggiurkan ini tidak bisa tidak saya tolak. Bersama seorang bule dari Prancis yang bernama Mathis Papilon, dengan menggunakan speed boat kami berangkat menuju Tanjung Baru, Tanjung ini berjarak 1 jam perjalanan dari Teluk Meranti. Tetapi, sebelum bisa merasakan sensasi gelombang ini kami mesti menunggu sekitar 40 menit, tidak lama kemudian panitia bekudo bono yang bernama Bang Edi berkata “ Lihat†dan saya melihat dinding air setinggi 2 meter dengan lebar sekitar 1 km berwarna coklat kemerahan seolah berlari mengejar speed boat.
Saat menunggu bono, mesin speed boat memang tidak dimatikan. Hal ini untuk mencegah terjadi nya hal-hal yang tidak diinginkan saat di kejar oleh bono. Bang Edi langsung menambah kecepatan speed boat kami. Sedangkan Mathis, diasudah siap dengan papan seluncur nya, Namun, masih di tahan oleh Bang Edi. “Hold on Mathisâ€ÂÂ, kata nya. Raungan suara mesin bersaut sautan dengan geraman bono. Jarak antara gelombang dan kami sekitar 7 meter. Perasaan saya tidak bisa digambarkan. Adrenaline terasa mengalir dengan deras tidak lama kemudian.‘ Mathis, JUMP†teriak bang Edi. Saya pun melihat Mathis terjun dan mencoba berselancar di bono, dia terlihat menikmati gelombang besar yang sedang mengejar kami. Saya pun sibuk mengabadikan perkasanya bono. Namun, hal ini bukan lah inti dari permainan. Baru 2 menit berselancar, Mathis pun terjatuh. Bang Edi berkata. “Kita jemputâ€ÂÂ. Dengan terburu buru saya memasukkan kamera kedalam dry bag. Speed boat kami masuk dan. menembus iring-iringan gelombang. Boat kami diaduk aduk di dalam bono. Rasa nya seperti mengikuti arung jeram namun dengan sensasi yang lebih dahsyat. GILA.
Kami mengejar sang raksasa. Raungan mesin perahu sudah tidak saya pedulikan lagi. Kembali masuk ke dalam bono, dan berzig-zag untuk mendahului. Sekarang posisi kami berada di depan. Jarak antara perahu dan gelombang sekitar 20 meter. Kali ini berganti driver boat. Rio yang mengambil alih perahu. Bang Edi dan Mathis bersiap akan turun ke Bono. “ Hold on Mathisâ€ÂÂ. Kata bang Edi. Kecepatan perahu kami pelan-pelan diturunkan karena jarak antara kami dan gelombang terlalu jauh. Sang raksasa tidak mau kalah, dia terus mengejar kami. Tidak lama kemudian bang Edi berteriak. “JUMP†.Mathis loncat dan disusul oleh bang Edi. Saya bisa menyaksikan permainan menarik antara peselancar lokal dan peselancar asing. Mereka berdua seolah-olah sedang “menariâ€ÂÂ. Namun bang Edi jatuh terlebih dahulu dan lima menit kemudian Mathis pun selesai “menari†dengan gelombang ini. Jemput,terjun dan menembus gelombang adalah kegiatan yang saya habiskan di tengah sungai Kampar. Setelah satu setengah jam kemudian, tibalah kami di Tanjung Sesendok atau bagi bahasa lokal nya adalah Tanjung Sesenduk. Di sini terlihat para peselancar lokal yang sedang berdiri di atas sungai untuk menyambut bono. Mereka sedang latihan, karena besok hingga tiga hari ke depan mereka akan mengikuti festival Bekudo Bono.
Langsung saja rombongan kami bergabung bersama rombongan pemuda desa. Kali ini, Rio dan Mathis memilih ikut turun bermain. Bono pun datang. Para pemuda ini dengan penuh keriangan “menari†di atas gelombang. Speed boat kami mengikuti permainan mereka hingga bono pecah menjadi pasang biasa di dekat kampung. Kami kembali ke kampung.
Di kampung, saya melihat suatu keanehan. Kampung menjadi banjir. Banjir ini merupakan banjir pasang akibat dari bono. Orang-orang tua di kampung bercerita bahwa pada zaman dahulu. Saat bono selesai dan kampung menjadi banjir. Setelah banjir surut,ikan-ikan dengan mudah ditemui di daratan. Saya berkeliling kampung dan melihat denyut kehidupan kampung saat banjir sembari membayangkan kegilaan apa lagi yang akan saya alami besok.
Notes :
- Untuk menuju ke kampung Teluk Meranti ini, terdapat dua cara.
- a. Menggunakan jalur darat, yaitu langsung dari Pekanbaru.Menggunakan mobil sewaan atau menggunakan travel dari tujuan Pelalawan dan dilanjutkan dengan Pelalawan- Teluk Meranti. Lama perjalanan dari Pekanbaru sekitar 6 jam.
- Menggunakan jalur sungai, yaitu dari Pekanbaru menggunakan travel, sampai di Pelalawan akan dilanjutkan dengan menggunakan speed boat. Lama perjalanan sekitar 3 jam perjalanan.
2.Terdapat penginapan di kampung ini. dengan tarif per malam Rp 50.000, penginapan yng sering di datangi oleh para peselancar adalah penginapan Lestari yang berada di dekat Polsek.
- Jika ingin melihat bono, di sarankan menggunakan speed boat yang ada di kampung ini. terdapat 2 boat yang bisa digunakan :
- a) Boat Bonosurf. Bono Surf adalah operator yang melayani kegiatan surfing di Teluk Meranti ini. Mereka memiliki boat yang di desain khusus untuk menembus gelombang bono ini. Untuk harga boat, bisa di hubungi di bonosurf.com
- b) Bisa juga menggunakan boat yang terbuat dari kayu. Boat ini disewakan dengan harga yang bervariasi. Dari Rp 500.000 sampai dengan Rp 900.000, per boat tergantung kesepakatan dan keberanian kita. Maksimal boat ini mampu menampung sekitar 6 penumpang.
- Jika ingin menikmati masakan ikan sungai khas Melayu Riau. Desa ini adalah salah satu tempat nya. Karena berada di muara sungai, ikan-ikan sungai seperti tapah,baung,toman yang di dimasak dengan asam pedas maupun gulai khas melayu bisa kita beli di sini.
- Kedatangan bono ini bisa di prediksi. Setiap bulan purnama ataupun bulan baru. Dan gelombang bono yang besar ini bisa di perkirakan yaitu bono besar selama 3 bulan pada siang hari, bono besar selama 3 bulan terjadi malam hari dan bono besar selama 3 bulan yang berlangsung antara siang ataupun malam. Jika ingin mengetahui kedatangan bono ini bisa bertanya dengan pihak pihak yang terkait misal nya Dinas Pariwisata Pelalawan ataupun dari pihak www.bonosurf.com
- Selain bono, terdapat Cagar Alam Kerumutan di dekat kampung ini, sekitar 1 jam menggunakan jalur sungai. Di cagar alam ini, kita bisa melihat burung-burung imigrasi yang beristirahat di hutan ini. Kita juga bisa melihat rumah-rumah panggung lama yang masih ada di pinggir sungai.
- Jika membawa peralatan elektronik, seperti telepon genggam, kamera digital. Sebaik nya siapkan baterai cadangan. Karena listrik di kampung ini yang belum stabil. Hanya hidup pada jam 17.00 WIb sampai dengan pukul 07.00 WIB esok nya.
ARTICLE TERKINI
Article Category : Wilderness
Article Date : 08/04/2016
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :