7 Fakta Mengejutkan Dari Si Legenda, Bunga Edelweiss

Bunga Edelweiss ternyata punya nama lain, lho. Sudah tahu namanya? Bunga Senduro adalah nama lain dari Bunga Edelweiss.

 Nah, di bahasan kali ini, lo akan diberi tahu ternyata bunga ini punya 7 fakta mengejutkan di dalamnya. Penasaran seperti apa?

Buat lo yang sudah biasa mendaki gunung, jelas lo kenal dengan bunga dengan 1000 legenda ini, bukan?

Karena tidak sembarang tempat bunga ini bisa tumbuh, jadi hanya tempat atau gunung-gunung tertentu saja yang bisa ditumbuhi bunga ini seperti Gunung Gede, Gunung Merbabu, dan Gunung Rinjani. Bunga edelweiss yang terkenal ini hanya mekar pada kurun waktu bulan April sampai Agustus.

[readalso url=17571]

Oleh karena itu, di rentang bulan tersebut, banyak pendaki yang berlomba-lomba ke puncak gunung demi melihat dan membawa bunga ini sebagai ‘oleh-oleh’ atau cinderamata. Sayangnya, hal ini justru malah membuat status bunga ini menjadi langka dan cenderung menuju kepunahan.

Karena hal tersebut, lo juga jangan sembarang membeli bunga edelweiss dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab ya bro. Dan ingat kan teman-teman lo untuk tidak sembarangan mencabut bunga edelweiss ketika lo berada di sana.

Nah, bro. bahasan kali ini adalah tentang 7 fakta bunga edelweiss yang mungkin belum lo ketahui. Oh iya, sekedar mengingatkan nih, bro. Memang sih, bunga ini bagus dan tidak mudah layu walau sudah dicabut dari tempatnya. Tetapi tidak sepantasnya lo bisa dengan mudah menjadikan bunga edelweiss ini sebagai buah tangan ya.

Oke, fakta pertama yang perlu lo ketahui tentang bunga edelweiss ini adalah tidak mudah tumbuh di sembarang tempat dan hanya tumbuh di daerah pegunungan saja.

Tumbuh Di Daerah Pegunungan

Bunga Edelweiss. credit photo: indokampus.com

Bunga edelweiss hanya tumbuh di pegunungan saja. Lebih tepatnya, di sekitar 2000 mdpl. Hal ini juga masih bergantung dengan suhu dan kontur tanah serta kelembapan dari daerah tersebut. Oleh karena itu mencabut dan membawanya turun sebagai cinderamata hanya membuat bunga indah itu mati sia-sia.

Kemudian, fakta kedua dari bunga edelweiss ini adalah bunga abadi.

Disebut Dengan Bunga Abadi

Bunga Edelweiss. credit photo: phinemo.com

Mengapa bunga abadi? Bunga edelweiss mempunyai hormone etilen yang dapat mencegah kerontokan di dalam kelopaknya. Oleh karena itu, tidak heran jika bunga edelweiss sanggup untuk mekar selama 10 tahun lamanya. Hebat bukan, bro?

Status menuju kepunahan ini membuat beberapa peneliti mencoba untuk mempertahankan bunga edelweiss. Dan sekarang, bunga ini bisa dibudidayakan.

Bisa Dibudidayakan

Bunga Edelweiss. credit photo: wustuk.com

Saat ini, sedang maraknya pembudidayaan bunga edelweiss. Tapi tetap tidak sembarang tempat bunga ini akan tumbuh dan bermekaran. Oleh karena itu, hanya dataran tinggi dieng yang mampu membuat bunga tersebut tumbuh dan bermekaran.

Budidaya ini menggunakan cara menanamkan anakan bunga tersebut yang tumbuh dari biji, dan disebarkan di sekitar bunga edelweiss induk. Media tanam yang digunakan adalah tanah liat berkapur dan berpasir, serta memiliki tingkat keasaman antara 4-7.

Kemudian, fakta keempat yang perlu lo ketahui adalah bunga edelweiss sudah dilindungi melalui undang-undang.

Dilindungi Oleh Undang-Undang

Bunga Edelweiss. credit photo: gateofjava.wordpress.com

Pemerintah menilai mencabut bunga edelweiss dan menjadikannya cindermata adalah hal yang tidak dibenarkan. Oleh karena itu, saat ini di setiap tempat pendakian, sudah terpampang peringatan dan aturan untuk tidak memetik sembarang bunga edelweiss.

Selain melanggar kode etik pendakian gunung, mencabut edelweis pun bisa terancam hukuman sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1. Perihal ini juga berlaku untuk penduduk sekitar yang terkadang tertangkap basah sedang memetik bunga edelweiss untuk dijual.

Fakta kelima dari bunga edelweiss adalah, bunga ini dijadikan simbol dan logo.

Dijadikan Simbol Dan Logo

Bunga Edelweiss. credit photo: tipsjalan.com

Karena tersebar di seluruh dunia, khususnya Eropa, bunga edelweiss ini sempat dijadikan logo dan simbol di koin. Sedangkan di Indonesia sendiri, pada tahun 2003, bunga edelweiss dijadikan objek perangko.

Fakta keenam dari bunga edelweiss adalah bunga ini terancam untuk punah.

Bunga Edelweiss Darurat Kepunahan

Bunga Edelweiss. credit photo: ceritapribumi.wordpress.com

Pada tahun 1988, tepatnya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, tercatat 600 batang lebih bunga edelweiss sudah dicabut dari tempatnya. Hal ini membuat miris bagi para pemerhati flora dan fauna Indonesia, mengingat taman nasional tersebut adalah tempat perlindungan terakhir untuk bunga edelweiss.

Bahkan, di daerah Bromo, bunga edelweiss dinyatakan sudah punah.

Dan fakta terakhir untuk bunga edelweiss adalah mengenai tempat terbaik untuk melihat bunga edelweiss bermekaran.

Tempat Terbaik Melihat Bunga Edelweiss

Bunga Edelweiss. credit photo: tripadvisor.co.uk

Selain Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Tegal Alun Gunung Papandayan adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga edelweiss berkembang secara alami. Total luas wilayah Tegal Alun ini sampai 32 hektar. Jadi lo bisa bayangkan akan berada di tengah-tengah lautan bunga edelweiss!

Nah, bro, kalau lo ingin melihat keindahan bunga edelweiss, jangan lo cabut sembarang atau lo sekedar beli dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Ajak teman-teman lo untuk melihat langsung ke tempatnya.

Keindahan yang hakiki tentang bunga edelweiss adalah saat tangkai-tangkai bunga edelweiss bergoyang tertiup angin, bukan indah jika sudah berada ditangan lo ya!

[readalso url=17575]

Nah, bagaimana nih bro dengan ulasan mengenai fakta-fakta bunga edelweiss? Ingat ya bro, untuk tidak membeli bunga ini sebagai cinderamata adalah sebuah langkah kecil nan berharga untuk menghentikan status kepunahan bunga edelweiss ini.

Karena bunga ini tumbuh di area pegunungan, segera pilih gunung mana yang akan lo tuju, cuti dari pekerjaan, packing dan persiapan diri serta langsung saja berangkat untuk melihat langsung keindahan bunga abadi edelweiss dari tempat aslinya!

Source

Feature Image - wiranurmasnyah.com