Sederet Fakta Gunung Krakatau yang Mungkin Belum Lo Tahu

Siapa yang sedang merencanakan mau pergi mendaki gunung? Rekomendasi gunung yang bisa lo tuju adalah Krakatau. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tahu gunung Krakatau. Tapi lo perlu tahu ada beberapa fakta gunung Krakatau yang mungkin saja masih asing. Penasaran? Penjelasan selengkapnya hanya di sini.

Pernah Meletus Dalam Skala Besar Pada 416 M

Image source: instagram.com/adetya_jody229

Gunung Krakatau yang berada di selat Sunda itu nyatanya pernah meletus dalam skala luar biasa besar. Tepatnya pada 416 Masehi. Pada masa itu sampai menyebabkan tsunami hingga membentuk kaldera atau kawah.

Bahkan, menurut sumber yaitu De Neve (1981), sebelum peristiwa itu gunung Krakatau sebenarnya sudah pernah meletus yaitu pada abad ke-3, 9, 10, 11, 12, 14, 16, serta 17. Setelahnya sampai membentuk kerucut Rakata, Danan, serta Perbuwatan.

Menjadi Gunung Api Dengan Letusan Paling Dahsyat

Image source: shutterstock.com/Deni_Sugandi

Sebagai informasi saja, sejak peristiwa letusan besar pada abad 416, gunung Krakatau nyatanya kembali berulah. Tepatnya pada 27 Agustus 1883. Menurut keterangan dari Simon Winchester lulusan universitas Oxford menyebutkan, letusan Krakatau kala itu adalah paling besar.

Dengan suara ledakan keras, hingga menyebabkan peristiwa vulkanik menyeramkan. Sampai paling bisa meluluh lantahkan dalam sejarah manusia modern. Pasalnya, sebanyak 2 per 3 bagian gunung Krakatau nyatanya runtuh akibat dari letusan itu. Bahkan, sebagian besar pulau sekelilingnya ikut lenyap.

Orang Dari Radius 4.653 km Dapat Mendengar Suara Letusan Tahun 1883

Image source: shutterstock.com/Deni_Sugandi

Letusan tahun 1883 memang luar biasa. Bagaimana tidak begitu, jika suara ledakannya bahkan bisa orang dengar dari radius 4.653 km. Kira-kira bisa sampai Alice Springs, Australia, hingga Pulau Rodrigues dekat Afrika.

Tak tanggung-tanggung, getarannya juga sampai jauh. Mereka yang berada di Eropa mengaku dapat merasakan getaran akibat peristiwa letusan maha dahsyat itu.

Pernah Sampai Menggelapkan Dunia

Image source: shutterstock.com/Deni_Sugandi

Fakta gunung Krakatau yang lain adalah pernah sampai menggelapkan dunia. Bagaimana tak begitu, jika paska letusan sampai bisa merubah iklim seluruh dunia. Tepatnya selama 2 setengah hari dunia mengalami kegelapan akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer bumi.

Bahkan, matahari pun sampai redup hingga satu tahun berikutnya. Rata-rata suhu global turun hingga 1,2 derajat celcius. Hamburan debu bahkan berasa hingga Norwegia hingga New York.

Melahirkan Gunung Anak Krakatau

Dari letusan tahun 1883 silam, ternyata juga menghasilkan gunung baru yaitu anak Krakatau. Gunung anak Krakatau mulai tumbuh pada 20 Januari 1930 sampai sekarang. Kecepatan pertumbuhannya mencapai 20 inci per bulan.

Artinya tiap tahun gunung anak Krakatau akan lebih tinggi 6 meter dan tambah lebar 12 meter. Sampai saat ini anak gunung Krakatau punya tinggi sekitar 338 mdpl.

Gunung Anak Krakatau Menimbulkan Tsunami

Sama dengan gunung Krakatau, anak Krakatau sendiri juga pernah mengalami letusan. Tepatnya pada 22 Desember 2018 silam. Tinggi asapnya bahkan bekisar antara 300-1500 meter di atas puncak kawah.

Pasca letusan, sampai berlangsung tsunami. Dari keterangan citra satelit milik PVMBG menyebutkan jika sebagian besar tubuh anak Krakatau mengalami longsor. Hal itu yang menyebabkan tsunami di Pandeglang, Serang, hingga lampung selatan.

Masyarakat Hanya Boleh Trekking

Gunung anak Krakatau memang boleh lo tuju. Namun, jika tujuannya untuk mendaki hingga puncak sebaiknya jangan. Lagipula memang tidak boleh, karena masyarakat hanya boleh trekking di sekitar area gunung saja.

Para pendaki biasanya hanya boleh naik sampai 200 meteran saja atau hingga pos terakhir. Waktu tempuhnya juga cukup singkat sekitar kurang dari 1 jam saja. Dari sana lo sudah bisa melihat keindahan selat sunda serta lingkungan alam asri yang menyejukkan.

Itu dia tadi beberapa fakta gunung Krakatau yang perlu lo tahu. Mungkin bisa jadi tambahan referensi buat lo yang suka trekking pegunungan atau aktivitas outdoor lainnya.