Menyelam Sambil Melihat Kapal USAT Liberty yang Karam di Tulamben, Bali

Menyambangi Bali tentu nggak lengkap rasanya jika nggak merasakan hangatnya matahari di pinggir pantai sambil minum air kelapa langsung dari buahnya. Tapi buat para pecinta olahraga diving, maka main air di pinggir pantai aja nggak cukup, dan harus merasakan serunya menyelam di perairan pulau Bali. Dari sekian banyak spot diving di pulau ini, salah satu tempat yang jadi primadona berada di Desa Tulamben, Bali bagian timur. Kira-kira apa yang istimewa dari diving di desa ini?

Bangkai Kapal Perang Amerika yang Melegenda

Image source: instagram.com/letsdivetulamben

Menyelam sambil menikmati pemandangan terumbu karang dan biota laut lain mungkin udah biasa. Tapi gimana ya rasanya menyelam sambil menikmati kapal karam? Pengalaman menyelam di sekitar kapal karam inilah yang akan lo dapatkan jika menyelam di Pantai Tulamben, Superfriends! Bukan kapal karam biasa, melainkan Kapal Liberty jenis USAT atau US Army Transport yang karam di tahun 1942. Kapal kargo ini hancur dan karam akibat serangan torpedo kapal selam Jepang pada Perang Dunia 11. Bangkai kapal ini USAT Liberty yang berada di kedalaman 30 meter dari permukaan laut, dan berada 25 meter dari bibir pantai ini menjadi spot favorit para penyelam yang berkunjung ke Bali.

Karena udah puluhan tahun karam, kerangka kapal semakin hari semakin dipenuhi oleh terumbu karang. Faktor alam juga mempengaruhi tertimbunnya bangkai kapal ini, dan kini Kapal USAT Liberty telah tertimbun pasir di kedalaman 35 meter di bawah permukaan laut. Ada empat pilihan spot diving di Tulamben ini, diantaranya US Liberty Shipwreck, Suci’s Place, Tulamben Wall dan juga Coral Garden.

Ombak di perairan ini cukup tenang dan cocok untuk para penyelam pemula. Tapi jika lo mau menggunakan jasa guide penyelam, bisa banget kok Superfriends! Mulai dari Rp600.000 an, lo bisa mendapat peralatan selam lengkap hingga pemandu. Worth to try!

Membantu Perekonomian Warga

Image source: instagram.com/letsdivetulamben

Dulu sebelum ada bangkai kapal ini, masyarakat sekitar di Desa Tulamben hanyalah nelayan biasa yang setiap hari menggantungkan nasib pada hasil tangkapannya di laut. Namun keberadaan kapal yang bergerak ke kedalaman 35 meter di bawah permukaan laut akibat letusan Gunung Agung ini mengubah semuanya, dan masyarakat sekitar kini banting setir ke sektor pariwisata. Terlihat perubahan yang sangat signifikan karena kini di daerah Tulamben ada banyak penginapan, diving center, dan juga masyarakat yang menjadi pemandu selam juga pekerja lokal di sana.

Namun kini ancaman akan hancurnya bangkai kapal tersebut membayangi warga. Karena faktor usia dan alam, juga nakalnya para penyelam yang menyentuh badan kapal, membuat bagian kapal yang rapuh menjadi hancur. Padahal, bukan hanya perekonomian warga yang hilang jika bangkai kapal ini rusak, tapi juga beragam laut yang tinggal di sekitar kapal ini juga ikut terancam keberadaannya.

Menuju Pantai Tulamben

Image source: instagram.com/broadreach

Berada di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, jarak dari Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 102 kilometer dan bisa ditempuh sekitar 2,5 jam berkendara. Nggak ada biaya masuk ke pantai ini, lo hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan yakni Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil. Pantai ini buka selama 24 jam, tapi jika lo mau diving dan menikmati pemandangan kapal karam, sebaiknya dilakukan di pagi hari karena visibilitas air di siang dan sore hari kurang baik.