Menengok Eksotisme Pulau Run yang Pernah Ditukar dengan Manhattan

Kalau ngomongin tentang Pulau Banda, tentu gak lepas pembahasannya dari kekayaan rempah-rempah di timur Indonesia. Saking pentingnya, buah pala yang menjadi komoditas rempah paling dicari pada masa itu membuat pulau ini jadi rebutan. Di zaman kolonial itu pula, Pulau Run bahkan sempat ditukar dengan Manhattan di Amerika loh, Superfriends! Apa sebabnya ya?

Pulau Terkecil nan Bersejarah

Image source: instagram.com/arifin_acher

Menjadi salah satu pulau terkecil di Kepulauan Banda, Pulau Run menyimpan sejarah yang begitu besar bagi bangsa Indonesia. Pada masa kolonial, pulau ini bahkan menjadi rebutan dua negara besar, yakni Inggris dan Belanda loh Superfriends! Dengan panjang hanya 3 kilometer dan lebar 1 kilometer aja, pulau ini memiliki kepentingan ekonomi yang begitu tinggi, karena adanya rempah yang hanya tumbuh di Pulau Run, yakni buah pala.

Bahkan, pentingnya buah pala ini disebut-sebut lebih berharga dari emas! Bukan cuma sebagai bumbu masak aja, di zaman itu buah pala juga diolah untuk bahan pengawet makanan dan obat-obatan.

Ditukar dengan Manhattan

Image source: instagram.com/piccs_that_i_love

Pertarungan antara Inggris dan Belanda dalam memperebutkan Pulau Run berlangsung selama dua kali, yakni di tahun 1652-1654, dan juga 1665-1667. Di perjanjian kedua, tukar guling pun terjadi dan ditetapkan bahwa Pulau Run diserahkan oleh Inggris ke Belanda, sementara Inggris mendapat pulau Manhattan di Amerika. Saat itu, Manhattan bernama Nieuw Amsterdam, dan diganti namanya menjadi New York City di bawah kekuasaan Inggris. 

Ratusan tahun berlalu, Manhattan terus berkembang menjadi kota metropolitan yang mendunia, dan banyak didatangi masyarakat dari berbagai belahan dunia. Berbanding terbalik dengan Pulau Run, yang justru semakin terbelakang karena letaknya yang jauh di tengah lautan. Pulau Run kini bukan lagi satu-satunya pulau yang menghasilkan buah pala, dan kini, buah pala gak lagi seberharga buah pala di masa kolonial.

Menyepi di Pulau Run

Image source: instagram.com/naomipras

Meski namanya tak setenar Manhattan, tapi Pulau Run tetap menjadi tempat bertumbuhnya warga yang tinggal di sana. Meski masih kesulitan akses air dan listrik, namun eksotisme keindahan Pulau Run masih begitu terasa, Superfriends! Kalau berkunjung ke sini, lo bisa main di Pantai Wainero, yang memiliki pasir putih dan ombak yang tenang berwarna kebiruan. Lo juga mengunjungi rumah pembuangan Sutan Syahrir, rumah pengasingan Mohammad Hatta, Benteng Nassau, Benteng Holandia, Benteng Concordia dan Benteng Revengie.

Di sini, lo gak akan menemukan mobil, dan hanya ada delapan warga yang memiliki sepeda motor, jadi pulau ini begitu sepi dan jauh dari kata ramai. Kalau mau menginap, lo bisa kok mampir di sebuah guest house bernama “Manhattan 2 Guesthouse” yang berada di dekat dermaga di bibir pantai Pulau Run.

Meski tak sejaya dulu, namun satu hal yang harus kita ingat adalah, bahwa Pulau Run ini lebih berharga dari Manhattan, dan begitu penting peranannya dalam sejarah peradaban dunia. Bangga!