Hengshan, Kuil Gantung yang Unik dan Eksotik di Tiongkok

Di seluruh penjuru dunia, ada ribuan jenis destinasi wisata. Mulai dari wisata alam, wisata buatan manusia, hingga tempat-tempat bersejarah seperti Kuil Hengshan yang ada di Tiongkok.

Kuil Hengshan atau yang sering dijuluki sebagai kuil gantung merupakan destinasi wisata sejarah, agama, dan budaya yang bisa membuat takjub banyak orang. Gimana nggak, kuil yang satu ini terletak di lokasi yang ekstrim, yaitu di samping tebing yang besar. Yup, bangunan nya menggantung di samping tebing tersebut.

Tepatnya, “Hanging Temple” ini terletak di ketinggian 75 meter, berdiri diantara bebatuan, serta disangga oleh penyangga yang terbuat dari kayu. Selain itu, kuil ini menjadi saksi sejarah kehidupan manusia di sana selama 1.500 tahun terakhir. Nggak heran kalau arsitektur Kuil Hengshan sangat eksotis dan langka.

Tujuan pembangunan Kuil Hengshan

Image source: instagram.com/ubiez_rita

Jika dilihat, desain kuil ini termasuk canggih karena ditopang oleh tonggak kayu yang ditancapkan ke dalam lubang-lubang yang ada di batu tebing. Tonggak ini hanya menjadi penopang saja, sementara seluruh bangunannya menempel langsung ke dinding tebing.

Dengan kata lain, batu tebing di belakang kuil memegang peran yang sangat penting agar kuil ini bisa berdiri dengan kokoh. Desain yang unik dan canggih ini, berhasil menarik minat ribuan wisatawan setiap tahunnya.

Kemudian di dalam kuilnya, ada berbagai objek yang bisa ditemukan. Seperti puluhan patung perunggu, patung besi, dan juga patung tanah liat dengan ukiran dan pahatan dari berbagai dinasti.

Ada juga lemari, 40 ruang yang tingginya sama rata dan seimbang, serta ada pula jalan setapak sempit. Konon, menurut cerita sejarah kuil ini awalnya dibangun agar masyarakat setempat bisa terbebas dari banjir mengerikan.

Beberapa ruangan aula yang ada di dalam kuil ini adalah Aula Sanguan, Aula Qielan, Aula Tiga Agama, Aula Sakyamuni, dan juga balai Guanyin. Di dalam Aula Tiga Agama, terdapat patung dewa-dewa dari agama Taoisme, Buddha, dan Konfusianisme.

Lalu ada pula patung Lao-Tze, patung Sakyamuni, dan patung Konfusius. Keberadaan patung-patung di Aula Tiga Agama ini mengajarkan gagasan tentang Tiga Ajaran Harmonis yang menjadi satu kesatuan saat masa Dinasti Qing dan Dinasti Ming.

Selain itu, mereka juga sering menggunakan gunung tersebut sebagai tempat berlindung dari salju, hujan, atau sinar matahari. Seiring berjalannya waktu, kuil Hengshan sempat dibangun ulang beberapa kali.

Kemudian pada masa Dinasti Ming (1368 - 1644) dan juga Dinasti Qing (1644 - 1911), kuil Hengshan mulai dipelihara dengan baik hingga saat ini.

Arsitektur klasik Tiongkok yang luar biasa

Image source: instagram.com/bastienvnk

Saat ini Kuil Hengshan menjadi salah satu situs sejarah dan destinasi wisata ternama di Tiongkok. Ribuan wisatawan dari seluruh penjuru dunia datang ke tempat ini. Bahkan para ahli konstruksi dari Eropa sering mengunjungi kuil ini untuk melihat keindahan arsitekturnya.

Para ahli konstruksi tersebut mengatakan bahwa kuil gantung di Tiongkok ini merupakan hasil dari penggabungan antara Buddhisme dengan mekanis estetis. Sampai saat ini, nggak banyak orang yang berhasil menggunakan penggabungan ini dengan baik.

Karena itu, banyak juga yang mengatakan bahwa kuil gantung ini menjadi wakil arsitektur klasik Tiongkok yang luar biasa. Arsitektur dan semua hal yang ada di kuil ini merupakan bukti bahwa kebudayaan masyarakat Tiongkok zaman dulu sudah sangat maju.

Di sisi lain, menurut tokoh setempat, para biksu yang dulu membangun kuil gantung ini mempunyai tiga alasan utama. Pertama, ingin menunjukkan tekad yang mereka miliki melalui pembangunan rumah ibadah ini.

Yang kedua, masyarakat setempat bisa terhindar dari banjir yang sangat mengerikan saat itu. Lalu yang terakhir, mereka ingin mempersatukan banyak orang melalui perpaduan tiga agama utama, yaitu Taoisme, Buddhisme, dan Konfusianisme.