Selain panjat tebing, ada pula olahraga turun tebing yang nggak kalah menantang. Namanya rappelling. Istilah tersebut berasal dari bahasa Prancis ‘rappeler’ yang berarti ‘membawa kembali ke diri sendiri’.
Rappelling atau sering juga disebut dengan abseiling merupakan olahraga yang dilakukan dengan cara menuruni tebing, air terjun, atau spot vertikal lain dengan tali yang diikatkan pada jangkar di puncak tebing. Aktivitas ini juga termasuk salah satu teknik pendakian yang digunakan untuk menuruni gunung atau tebing dengan lebih cepat karena memanfaatkan tali. Meski begitu, rappelling cenderung lebih sulit dibanding panjat tebing karena lo harus fokus ke atas dan bawah.
Kalau lo masih pemula dan pengin tau banyak soal rappelling, lo bisa simak penjelasan selengkapnya berikut ini, Superfriends.
Asal-Usul Rappelling
Rappelling diketahui pertama kali dilakukan oleh seorang pemandu pendakian bernama Jean Charlet-Straton saat melakukan ekspediksi ke Pegunungan Alpen dari Chamomix, Prancis, pada tahun 1876.
Saat itu, ia gagal mencapai puncak Petite Aiguille du Dru di Mont Blanc Massif dan akhirnya terjebak di gunung. Ia pun mencoba melakukan teknik turun gunung dengan cara memasang tali pada batu di salah satu sisinya dan pada tubuhnya di sisi lainnya. Setelah itu, ia turun dari gunung secara perlahan menggunakan tali tersebut.
Tiga tahun setelahnya, Straton berhasil mencapai puncak Petite Aiguille du Dru. Ia menggunakan teknik yang sama untuk menuruni gunung. Bahkan, ia juga mengajari pemandu pendakian lain. Akhirnya, rappelling jadi salah satu teknik pendakian dasar yang wajib dikuasai para pendaki.
Perlengkapan Rappelling
Untuk memulai rappelling, lo perlu paham soal cara mengikat simpul dan memasukkan tali melalui perangkat penambatan atau belay device. Adapun perlengkapan yang lo butuhkan yaitu tali, harness, perangkat penambatan, carabiner, jangkar atas atau top anchor, dan helm sebagai pelindung kepala. Sebagai perlindungan ekstra, lo bisa menggunakan sarung tangan agar tangan lo nggak panas saat menuruni tali.
Cara Melakukan Rappelling
Rappelling termasuk salah satu olahraga outdoor yang berbahaya dengan tingkat risiko yang tinggi, Bahkan, sekitar 25 persen kematian di gunung disebabkan oleh rappelling, lho. Jadi, penting banget untuk memahami cara dan kemampuan yang dibutuhkan dalam olahraga ini. Selain itu, rappelling sebaiknya dilakukan bersama satu orang yang jadi pengawas di bawah.
Teknik dasar rappelling yaitu memasang tali melalui jangkar atas dan perangkat penambatan. Tali tersebut harus terhubung dengan tali pengaman lo dan tali pengaman pengawas yang ada di bawah. Setelah itu, tubuh lo menghadap ke atas dan perlahan miring dengan kaki memijak pada permukaan tebing. Pengawas lo secara perlahan akan memasukkan tali melalui perangkat penambatannya untuk menurunkan lo dengan hati-hati. Sementara itu, lo berjalan pelan-pelan di permukaan tebing sembari berpegangan pada tali.
Agar lebih aman, ada beberapa hal yang mesti lo pastikan dalam rappelling. Pertama, ikat simpul di ujung tali agar nggak terlepas dari ujungnya dan bikin ikat simpul tambahan atau simpul prussik yang berfungsi sebagai rem. Selain simpul prussik, lo juga bisa menggunakan perangkat penambatan yang memiliki pengunci otomatis. Terakhir, pastikan lo percaya dan bisa bekerja sama dengan baik sama partner lo yang ada di bawah tebing.
Itu tadi serba-serbi rappelling yang wajib dipahami pemula. Berani coba olahraga ekstrem ini, Superfriends? (arpd)
ARTICLE TERKINI
Source:Advnture, Trip Savvy
Please choose one of our links :