Pendakian memang menjadi hal yang menantang dan menyenangkan bagi sebagian orang. Namun, sebagian lainnya menganggap kegiatan ini cukup menakutkan. Ada banyak faktor yang melatarinya, bisa jadi karena perubahan cuaca yang tidak menentu, ketakutan akan hewan buas, atau faktor lainnya.
Pendakian gunung sangat berkaitan dengan ketinggian. Faktor ini yang seringkali menjadi alasan utama mendaki gunung jadi hal yang dihindari. Sangat disayangkan bukan, jika ketakutan itu tidak diatasi.
Untuk itu, jika Superfriends masih enggan untuk mendaki gunung, mari kenali ketakutan ini, apakah hanya ketakutan biasa, atau jangan-jangan fobia terhadap ketinggian atau sering disebut dengan akrofobia. Yuk, simak!
Mengenali Ketakutan dan Penyebabnya
Image source: elements.envato.com/Galyna_Andrushko
Pada dasarnya, ketakutan terhadap hal apa pun merupakan hal yang wajar. Lo hanya perlu memberanikan diri untuk melawan ketakutan tersebut. Ketakutan atau fobia ketinggian misalnya.
Sebenarnya lo dapat memberikan sugesti kepada diri sendiri bahwa ketinggian itu adalah hal yang dapat ditaklukkan. Tapi apa jadinya jika lo memiliki akrofobia? Akrofobia adalah kondisi di mana seseorang mengalami ketakutan berlebihan ketika berada di tempat-tempat tinggi.
Penderitanya, mungkin saja merasakan hal yang tidak nyaman, atau bahkan hanya dengan memikirkan dirinya berada di ketinggian. Belum dapat dipastikan apa yang menjadi penyebab sebenarnya dari fobia ketinggian ini. Hingga saat ini, trauma masih diklaim sebagai penyebab yang paling sering ditemukan pada penderita akrofobia.
Gejala Fobia Ketinggian
Image source: elements.envato.com/Galyna_Andrushko
Ketakutan terhadap ketinggian dikategorikan sebagai fobia dengan “tipe lingkungan alami”. Menurut DSM-5, seseorang yang memiliki fobia, ketakutan biasanya bertahan selama 6 bulan atau lebih. Berikut ini adalah gejala yang mungkin kita rasakan jika mengalami akrofobia:
Detak jantung tidak teratur. Detak jantung yang tidak teratur adalah respons pertama jika kita terpapar hal yang tidak menyenangkan. Detak jantung akan semakin cepat berbanding lurus dengan seberapa besar hal yang tidak kita duga. Hal ini pula yang akan memicu pada gejala berikutnya.
Nafas pendek dan tersengal-sengal. Ketika jantung berdegup tidak teratur suplai oksigen dalam tubuhmu menjadi tidak teratur juga. Kondisi ini memungkinkan tubuhmu akan cepat lelah dan energi akan terkuras lebih cepat.
Mual, muncul keringat dingin, pusing, dan lemas. Salah satu dari gejala penyerta ini mungkin akan lo rasakan jika fobia mulai menyerang keberanianmu. Cemas, panik, dan stres pertanda ketakutan yang lo alami harus segera diatasi.
Gemetar dan histeris atau teriak secara berlebihan. Tanpa disadari Superfriends akan merasakan ketakutan yang membuat tubuh bergetar kencang jika melihat ketinggian. Tidak jarang juga karena tekanan dari rasa takut yang intens akan memicu reflek yang berlebihan, misalnya teriak atau gerakan-gerakan di luar kendali lainnya.
Cara Mengatasi Fobia Ketinggian
Image source: elements.envato.com/Galyna_Andrushko
Dilansir dari healthline, ada beberapa terapi yang disarankan secara medis agar dapat mengurangi akrofobia. Misalnya, terapi paparan. Seorang terapis akan membantu lo untuk mengatasi akrofobia secara bertahap, dimulai dari yang ringan, seperti dengan foto yang memberikan pandangan dari ketinggian.
Jika lo sudah siap, terapis akan meningkatkan paparannya hingga fobia lambat laun menghilang. Cara ini yang sampai sekarang dianggap paling efektif untuk menghilangkan ketakutan. Lalu ada terapi perilaku. Semakin berat fobia akan semakin susah untuk dihilangkan.
Karena itu, terapi ini ditujukan untuk orang-orang yang belum siap melihat objek dan pengalaman terhadap ketinggian secara langsung. Jadi pada terapi ini lo akan diajak untuk merubah pola pikir kita terhadap ketinggian.
Cara terakhir adalah menggunakan obat penenang. Biasanya diberikan ketika fobia yang dialami sudah cukup parah hingga berpengaruh pada kondisi fisik. Obat ini tentu tidak mampu menyembuhkan fobia, melainkan hanya digunakan sebagai antidepresan atau anti cemas saja. Penggunaannya pun harus diawasi oleh dokter.
ARTICLE TERKINI
1
For A While X Elienmen Resmi Rilis Lyric Video “Frekuensi Dari Langit”
2
Peringatan Toni Kroos untuk Barcelona: Kalian Bisa Tersingkir dari Liga Champions!
3
UFC 320: Pereira Comeback, Dvalishvili Masih Tanpa Lawan! Siapa yang Bakal Naik Ring Selanjutnya?
4
Setelah 15 Tahun, The Smashing Pumpkins Bikin Penonton Puas Maksimal!
5
Booth Supermusic Sukses Memukau Pengunjung Art Jakarta 2025!
Article Category : News
Article Date : 09/03/2023
Source:https://blog.eigeradventure.com/phobia-ketinggian/
0 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :