Bungee jumping merupakan salah satu aktivitas ekstrem yang mana pemain akan melompat dari ketinggian dengan kaki yang terikat tali pengaman, kemudian tali tersebut akan memantul sampai daya pantulnya habis. Bagi orang awam, aktivitas ini mungkin tampak menegangkan. Namun, hal itu nggak berlaku buat para pria di Vanuatu. Soalnya, mereka punya ritual esktrem yang konsepnya mirip bungee jumping.
Adalah land diving atau dalam bahasa setempat disebut Naghol. Ritual yang ini berasal dari Pulau Pentakosta, Vanuatu. Para pria di sana akan memanjat menara reyot dengan ketinggan 30 meter, mengikat kaki mereka pakai tanaman merambat, dan melompat ke tanah dengan kecepatan sekitar 45 mph. Beda dari bungee jumping, land diving nggak ngasih efek pantulan pada pemainnya. Kalau land diving dilakukan dengan benar, bahu atau kepala pemain bakal menyentuh tanah dengan tepat. Sebaliknya, kegagalan land diving bisa menimbulkan risiko cdera hingga kematian.
Biar lo nggak penasaran, simak penjelasan selengkapnya tentang land diving berikut ini, Superfriends.
Asal-Usul Land Diving di Pulau Pentakosta, Vanuatu
Land diving dilatarbelakangi oleh sebuah kisah legendaris tentang kehidupan sepasang suami istri di Pulau Pentakosta. Kala itu, seorang istri berusaha kabur dari suaminya yang kejam. Sang istri pun memanjat pohon. Nggak disangka, suaminya mengikutinya. Sang istri pun langsung melompat dari pohon. Suaminya pun ikut melompat. Sayangnya, ia tewas saat jatuh ke tanah. Sebaliknya, sang istri justru selamat karena suaminya nggak tau kalau istirinya mengikatkan tanaman merambat di pergelangan kakinya sebelum melompat, sehingga ia cuma jatuh tergantung.
Dari kisah legendaris tersebut, para pria pun belajar buat ngelakuin lompatan dari atas pohon biar nggak mengalami nasib yang sama seperti kisah suami yang malang tersebut. Uniknya, para wanita selalu berkumpul dan menonton aksi tersebut dari bawah pohon. Seiring berjalannya waktu, ritual tersebut pun berkembang dan jadi semacam ajang buat ngebuktiin keberanian para pria. Selain itu, tempat melompatnya pun pindah ke menara yang disusun dari kayu.
Selain kisah legenda itu, ada pula yang menyebut kalau land diving dilakukan sebagai ritual agar hasil panen ubi bisa melimpah. Malam sebelum ritual, pria yang akan jadi pemain land diving bakal tidur di bawah menara untuk mengusir roh jahat. Dalam ritual yang diawasi oleh sesepuh desa ini, seorang pria akan melompat dari menara setinggi 30 meter dengan kedua kaki yang diikat pakai tanaman merambat. Sebelum melompat, ia boleh ngomong apapun sebagai pesan terakhir.
Saat melompat, pemain land diving harus menyilangkan tangan di depan dada buat mencegah lengan terluka atau patah. Saat mendekati tanah, ia harus menundukkan kepala agar bahunya menyentuh tanah. Setelah sampai di tanah, warga pun menghampirinya buat memastikan kondisi si pemain. Kalau ia selamat, warga bakal bersorak atas keberhasilannya.
Di masa sekarang, land diving kerap dilakukan oleh pria muda yang memasuki masa dewasa. Mereka juga ngelakuin land diving buat memikat gadis atau cuma sekadar cari kesenangan. Walaupun bebas dilakukan, para tetua Pulau Pentakosta melarang orang asing buat nyobain aksi ini.
Jadi Daya Tarik Wisata
Berawal dari ritual ada, land diving pun berkembang jadi daya tarik wisata di Pulau Pentakosta. Acara tersebut biasa dilakukan pada bulan April sampai Juni. Sebelum land diving dimulai, wisatawan bisa nikmatin pertunjukan tradisional dan pesta rakyat khas Pulau Pentakosta. Saat para tetua desa mengumumkan kalau menara tempat melompat udah siap, penonton pun boleh berkumpul mengelilingi menara tersebut.
Itu tadi sedikit banyak penjelasan tentang land diving atau ritual Naghol. Tertarik traveling ke Pulau Pentakosta dan nyaksiin acara tersebut secara langsung, Superfriends? (arpd)
ARTICLE TERKINI
Source:Mapquest
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :