Gorontalo termasuk ke dalam salah satu provinsi yang berada di Pulau Sulawesi. Adapun rumah adat yang ada di Gorontalo ini bernama rumah Dulohupa. Menurut buku bertajuk ‘Ayo Mengenal Indonesia: Sulawesi (2020) yang ditulis oleh Tri Yulianto, rumah adat Dulohupa merupakan sebuah balai musyarawah dari kerabat kerajaan.
Bentuk rumah adat Dulohupa adalah rumah panggung yang terbuat dari papan dengan atap berbentuk spesifik Gorontalo.
Di bagian belakangnya, lo bisa melihat anjungan tempat para raja serta kerabat istana beristirahat sambil melihat kegiatan remaja istana yang sedang bermain.
Pada masa pemerintahan raja, rumah adat ini sering digunakan sebagai ruang pengadilan kerajaan. Rumah adat Dulohupa ini sering juga disebut sebagai Yiladia Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo oleh para masyarakat sekitar.
Kepercayaan Serta Prinsip Rumah Adat Dulohupa
Image source: instagram.com/setya_doank
Rumah adat Dulohupa yang ada di Gorontalo ini telah dibangun berlandaskan kepercayaan dan prinsip-prinsip tertentu.
Melansir dari buku bertajuk ‘Arsitektur Benteng dan Rumah Adat di Sulawesi’ karya Kasdar yang terbit pada 2018 silan, rumah adat ini dibuat berdasarkan tatanan adat.
Adapun pemilihan bahan kayu dan bentuknya diambil berdasarkan filosofi bentuk tubuh manusia dan prinsip kepercayaan. Seperti halnya memiliki tiang penyangga yang diumpamakan seperti kaki manusia.
Kemudian, untuk bagian atapnya terbuat dari jerami yang memiliki bentuk seperti pelana. Dimana bentuknya seperti atap segitiga bersusun dua yang menggambarkan syariat. Sehingga, atap bagian atas rumah adat Dulohupa ini menggambarkan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Lalu, pada bagian puncak atap terdapat dua batang kayu telah dipasang bersilang di bagian puncak atap atau disebut talapua. Fungsinya adalah untuk menangkal roh jahat yang mencoba mendekati ke arah sana.
Sementara itu, panggung rumah Dulohupa disokong oleh dua buah pilar utama dengan nama wolihi. Selanjurnya, ada enam buah pilar yang berada di bagian depan, serta pilar dasar sebanyak 32 buah yang dikenal dengan nama potu.
Rumah adat ini mmeiliki dua tangga utama, yaitu tangga yang berada pada bagian kiri serta kanan rumah, dimana telah menjadi simbol tangga adat alias tolitihu.
Fungsi dari Rumah Adat Dulohupa
Image source: instagram.com/fandee_g
Pada zaman dulu, rumah adat ini selalu digunakan untuk tempat musyawarah keluarga kerajaan serta ruangan sidang kerajaan bagi pengkhianat negara melalui sidang tiga tahap pemerintahan.
Adapun nama sidang tiga tahap pemerintahan ini adalah Buwatulo Bala (Tahap Keamanan), Buwatulo Syara (Tahap Hukum Agam Islam), serta Bawatulo Adati (Tahap Hukum Adat).
Tak hanya itu, rumah Dulohupa juga sering digunakan untuk merencanakan kegiatan pembangunan daerah serta menyelesaikan permasalahan penduduk setempat.
Untuk sekarang, rumah adat Gorontalo ini mulai digunakan sebagai tempat untuk menyelenggarakan pagelaran upacara adat pernikahan serta pagelaran budaya dan seni bagi masyarakat Gorontalo sendiri.
Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), di dalam rumah adat ini terdapat berbagai perlengkapan untuk upacara perkawinan, benda-benda berharga, pelaminan dan masih banyak lagi.
Saat zaman kerajaan, rumah adat Dulohupa dibangun berdasarkan simbol pengabadian ikrar persatuan dua kerajaan, yaitu antara Raja Gorontalo serta Limboto.
Nah, itu dia informasi tentang rumah Dulohupa yang wajib lo tahu, bro. Jika lo penasaran ingin mengenal lebih dalam rumah adat Gorontalo ini, lo bisa langsung datang ke lokasi langsung, ya. Selain liburan ke tempat wisata adat, lo juga bakalan mendapatkan ilmu baru yang sangat berharga.
ARTICLE TERKINI
Source:https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/22/163000069/rumah-dulohupa-rumah-adat-gorontalo
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :