Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Ilustrasi pendaki sakit. Image: kamaji ogino/Pexels

Saat naik gunung, tubuh otomatis bakal beradaptasi sama kondisi yang berubah, seperti suhu dan tekanan udara di ketinggian. Nah, buat beberapa orang yang takut ketinggian, tubuh mereka juga bakal ngalamin beberapa gejala, seperti pusing dan mual. Gejala-gejala tersebut bisa jadi merupakan tanda penyakit altitude sickness.

 

Altitude sickness atau yang bisa disebut dengan penyakit ketinggian merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang melakukan perjalanan ke ketinggian terlalu cepat. Kondisi tersebut terjadi ketika tubuh lo mencoba menyesuaikan diri dengan tekanan udara dan kadar oksigen yang lebih rendah di ketinggian. Karena belum beradaptasi dengan sempurna, lo bakal ngerasain beberapa gejala altitude sickness.

 

Biar lebih jelasnya, simak nih penjelasan selengkapnya tentang altitude sickness.

 

Penyebab Altitude Sickness

Ilustrasi pendaki sakit
Image: kamaji ogino/Pexels

Altitude sickness disebabkan oleh perubahan tekanan udara dan kadar oksigen yang cepat pada ketinggian tertentu. Ibaratnya nih, tubuh lo merasa ‘kaget’ sama kondisi tersebut, yang sebelumnya nggak pernah berada di ketinggian, tiba-tiba diajak naik gunung. Dalam kondisi yang parah, altitude sickness bisa bikin cairan bocor dari pembuluh darah, kemudian menumpuk di paru-paru dan otak. Kalau nggak segera diatasi, altitude sickness bisa mengancam nyawa lo, Bro.

 

Jenis Altitude Sickness

Ada beberapa jenis altitude sickness berdasarkan gejala dan tingkat keparahannya. Orang-orang yang mengalami penyakit ini biasanya mulai ngerasain gejalanya saat berada di ketinggian lebih dari 2.500 mdpl. beberapa jenis penyakit altitude sickness yaitu sebagai berikut.

 

1. Altitude Sickness Ringan

Kondisi ini biasanya mulai terjadi pada 12 – 24 jam setelah lo berada di ketinggian. Setelah itu, gejalan tersebut akan berkurang dalam 1 – 2 hari setelah tubuh lo menyesuaikan diri. Lo mungkin juga tetep bisa ngelanjutin perjalanan pendakian lo.Adapun beberapa gejalanya yaitu pusing, kelelahan, sesak napas, kehilangan selera makan, dan masalah tidur.

 

2. Altitude Sickness Sedang

Gejala altitude sickness sedang kurang lebih sama kayak gejala ringannya, tapi terjadi dengan lebih intens dan bisa memburuk seiring berjalannya waktu. Beberapa gejalanya yaitu kelelahan ekstrem

masalah koordinasi tubuh, sulit berjalan, sakit kepala parah, mual dan muntah, nyeri dada, dan sesak napas.

 

Ilustrasi sakit kepala
Image: Andrea Piacquadio/Pexels

 

3. Altitude Sickness Parah

Kalau gejala altitude sickness sedang nggak segera diatasi, lo berisiko ngalamin gejala yang lebih parah, Bro. Beberapa di antaranya yaitu sesak napas terus-menerus, nggak bisa jalan, dan penumpukan cairan di paru-paru dan otak. Kalau lo ngalamin gejala ini, sebaiknya hentikan pendakian lo dan langsung minta tolong ke tim SAR buat dapet pertolongan medis.

 

4. High-altitude pulmonary edema (HAPE)

Kondisi ini terjadi ketika cairan menumpuk secara berlebihan di paru-paru dan menyebabkan sesak napas, sensasi tercekik, nyeri di dada, dan batuk tanpa henti. Selain tu, lo juga bisa mengalami siansosis, yaitu kondisi ketika kulit, kuku, dan bagian putih mata tampak membiru.

 

5. High-altitude cerebral edema (HACE)

Kalau gejala HAPE menyerang paru-paru, gejala HACE terjadi pada otak akibat penumpukan cairan, Superfriends. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan otak, sakit kepala, kehilangan koordinasi, kelemahan, halusinasi, perilaku psikotik, hingga koma. Ngeri banget, kan!

 

Cara Mengatasi Altitude Sickness

Altitude sickness umumnya merupakan penyakit sementara yang bisa menghilang saat tubuh udah beradaptasi sama ketinggian. Pada gejala sedang, kondisi ini akan membaik setelah lo berada di ketinggian selama 24 jam atau setelah turun 300 - 600 meter lebih rendah dari kondisi awal.

Nah, kalau gejalanya parah sampai lo ngalamin HAPE atau HACE, lo harus segera mendapatkan pertolongan medis karena gejalanya udah menyerang dua organ tubuh yang penting, yaitu paru-paru dan otak.

 

Itu tadi sedikit penjelasan tentang altitude sickness yang bisa menyerang pendaki yang takut ketinggian. Penyakit apa lagi ya yang kira-kira bisa dialami sama pendaki gunung? (arpd)

ARTICLE TERKINI

Author : Admin Adventure

Article Date : 04/08/2023

Article Category : News

Tags:

#Hiking #fact #Extreme

Source:Cleveland Clinic

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
News

Tips Rock Climbing di Tebing Citatah Bandung yang Seru

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

7 Hal yang Wajib Lo Perhatiin Saat Mendaki di Musim Hujan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Jalur Pendakian Bukit Lincing Arjuno via Lawang, Pemandangan Indah!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

7 Posisi dalam Pendakian: Kenali Peran dan Tugas Setiap Anggota Tim

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

2 Jalur Pendakian Gunung Kembang Wonosobo

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

4 Tempat Wisata Puncak Mega Gunung Puntang

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

5 Lisensi Selam Terbaik yang Harus Lo Punya untuk Menyelam

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

10 Isi P3K untuk Naik Gunung yang Wajib Lo Bawa, Cek Ini!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Perbedaan MDPL vs MASL: Panduan Ketinggian yang Wajib Diketahui Pendaki

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Cara Membaca Koordinat Peta: Panduan Asik Anti Nyasar!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive