Traveling ke Aceh Tengah Mesti Jajal Arung Jeram di Lukup Badak Bro

Di Aceh Tengah, Aceh ada satu wilayah yang bisa menampung keinginan untuk main air sambil cari tantangan. Kalau lagi ke Lukup Badak, sempatkan buat datang ke Sungai Peusangan.

Sungai itu bakal jadi arena ekstrem arung jeram selama liburan lo di Sumatera. Aliran sungainya cukup bikin adrenalin naik, meski satu perahu bareng keluarga.

Lokasi itu ada di Simpang Lukup Badak, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Kalau dari Kota Takengon, jaraknya sekitar 7,5 kilometer.

[readalso url=20272]

Jarak Tempuh Sungai

Image source: instagram.com/ilham_lim1922

Menjajal arung jeram di sini lo bisa memilih kategorinya. Pertama ada fun rafting, lalu semi ekstrem, dan kategori ekstrem. Buat kategori fun rafting ini terbilang cocok buat keluarga. Ini memiliki grade sungai dan tingkat kesulitan 1-2 dengan jarak tempuh sejauh 4,5 kilometer. 

Sementara arung jeram semi ekstrem memiliki grade kesulitan 1-3 dengan jarak tempuhnya antara 3 kilometer sampai 4,2 kilometer. Terus yang terakhir, kategori ekstrem. Nah untuk pas banget buat lo yang cari tantangan. Gradenya 2-4 dengan jarak arung jeram sejauh 2,5 meter. Pada kategori ini wisatawan akan mengarungi Sungai Peusangan dimulai di Sagi Indah dan finish di Jembatan Gantung Langit. 

Kalau arena ekstrem ini peserta arung jeram bakal melewati perkebunan kopi, titi gantung dan ada air terjun juga lho.

[readalso url=22367]

Mengenal Grade Sungai untuk Rafting

Nih bro, biar lebih dalam lagi soal rafting, tentunya harus kenal juga sama istilah-istilahnya, termasuk tingkatan grade sungainya. Jadi dalam kegiatan arung jeram ini dibagi dalam beberapa kelas atau grade.

Mulai dari tingkatan yang paling mudah sampai paling sulit. Kalau ditotal ada enam grade atau tingkat kesulitan.

Grade I

Air sungai mengalir tenang dan hanya sesekali diiringi riam kecil. Rintangan di kelas ini nggak berat. Batu, pusaran air atau air terjun jarang dijumpai. Scouting atau pengintaian untuk menentukan lintasan juga nggak begitu perlu dilakukan. Self rescue atau penyelamatan diri relatif mudah dilakukan karena aliran airnya yang tenang juga.

Grade II

Kelas ini memiliki ombak pada air sungai, tapi memang nggak begitu tinggi. Ada juga rintangan berupa bebatuan, namun jaraknya masih sangat renggang. Di ini scouting masih nggak diperlukan dan self rescue masih mudah dilakukan.

Grade III

Tingkatan ini sudah mulai menantang karena ada riam-riam yang diiringi gelombang-gelombang tak terduga. Dibutuhkan manuver untuk menghindari rintangan. Scouting mulai diperlukan untuk membantu menentukan lintasan. Self recue masih bisa dilakukan, tapi dalam kondisi tertentu butuh tim rescue untuk bersiaga di tepi sungai

Grade IV

Makin tinggi kelasnya, maka kesulitannya bertambah. Grade IV ini jeram sudah mulai sulit dan mulai sambung menyambung. Gelombang air bisa mencapai 2 meter dengan variasi kelokan yang tajam. Bebatuan sungai juga berdekatan dengan arus sungai.

Scouting dan manuver cepat sangat diperlukan. Di kelas ini harus ekstra hati-hati karena ada potensi kecelakaan. Oleh karena itu kehadiran tim rescue sangat diperlukan.

Grade V

Arus lebih deras dan jeramnya pun berbahaya. Lintasan dipenuhi batu-batu besar dengan ukuran sungai yang sempit. Manuver cepat dibutuhkan di kelas ini dan terbilang cukup. Self rescue sudah nggak mungkin dilakukan lagi. Kalau terjadi kecelakaan, river rescue sangat sulit dilakukan. Scouting harus dilakukan meskipun cenderung sulit.

Grade VI

Tingkatan terakhir ini menjadi 'raja' terakhirnya, karena diakui sulit untuk diarungi. Dibutuhkan persiapan yang benar-benar matang untuk mengarunginya. Umumnya sungai dengan karakteristik grade VI nggak dianjurkan untuk diarungi oleh pemula atau anak-anak denga umur di bawah 16 tahun.

Kenapa? Karena akan menghadapi banyak rintangan dan tingkat kecuraman yang sangat ekstrem dan berbahaya. Kelas ini juga hanya boleh dilintasi oleh peserta arung jeram yang berpengalaman serta profesional.

source: https://sumatra.bisnis.com/read/20191028/534/1163811/serunya-arung-jeram-di-lukup-badak-aceh-tengah