Aksi Rope Jumps Paling Mematikan Sepanjang Sejarah yang Belum Terkalahkan

Melompat dari ketinggian jadi kegiatan ekstrem paling diminati oleh banyak pencintanya. Salah satu aksinya adalah rope jumps. Dari banyaknya aksi ini ada yang paling mematikan sekaligus belum terkalahkan sepanjang sejarah. Penasaran pengen lihat Superfriends? Simak aja informasinya ini.

Kebanyakan orang mungkin lebih mengenal bungee jumping dibandingkan rope jumps. Padahal kegiatan ekstrem ini juga nggak kalah serunya lho buat dicobain. Bahkan caranya lebih menantang dan biasanya dilakukan di tempat yang lebih alami. Rope jumps berada di canyons atau lengkungan batu pasir.

Salah satu perbedaan utama dari bungee jumping adalah peralatannya, alih-alih memakai tali dari karet. Tali rope jumps menggunakan tali nilon yang meregang untuk menyerap jatuh. Jadi nggak naik ke atas kembali saat sudah jatuh. Selain itu, karena tempat biasanya bukan di jembatan seperti bungee jumping.

Rope jumps harus membangun setiap lompatan sesuai dengan ketersediaan titik jangkar dan mempertimbangkan bahaya. Nggak heran, kalau pembuatannya bisa sampai berbulan-bulan. Dari banyaknya aksi rope jumps yang telah dilakukan, ada beberapa yang paling mematikan sepanjang sejarah.

Seperti apa aksinya? Nih simak aja informasi berikut.

1. Rekor Dunia Rope Jumps di Norwegia

Image source: youtube.com/GoPro

Tim Ukraina mengirimkan beberapa pelompat dari tebing yang indah di Kjerag, Norwegia. Aksinya ini dilakukan Juli tahun 2010. Untuk menguji jangkar sebelum melompat, tim mengebor baut ke batu kecil, menempelkannya ke ujung garis garis lompat.

Tes semacam ini adalah latihan standar untuk rope jumps, sebagai pengganti batu besar. Kemudian tim akan sering menjepit ransel besar untuk ditunggangi. Tim Ukraina sendiri berhasil mencatat rekor dunia karena tercatat jatuh bebas 918 kaki dengan total jarak jatuh 1.181 kaki.

2. Corona Arch Swing, Terbesar di Dunia

Image source: youtube.com/devinsupertramp

Rope jumps biasanya disebut juga sebagai rope swinging. Hal ini dibuktikan dengan adanya ayunan tali dan ketapel manusia sehingga didapuk menjadi ayunan tali terbesar di dunia. Bernama Corona Arch Swing di Utah, Amerika Serikat. Tim pelompat memasang jangkar di atas batu yang menjulang tinggi.

Satu per satu memasukkan jarum melalui lengkungan dengan mengayunkan di ujung garis. Lompatan ini membutuhkan strategi untuk rope jumps dalam peraturan alam yang rumit. Pelompat harus cerdas saat jangkar nggak berada di tempat yang ideal. Tapi orang-orang ini memanfaatkan alam dengan baik.

3. Desert Desent

Akan cukup mudah untuk membayar layanan bungee jumping karena hanya tinggal loncat. Tapi hal ini nggak berlaku saat melakukan rope jumps yang lebih memilih cara ekstrem untuk melakukan lompatan pertama. Seperti yang dilakukan oleh tim di gurun Utah.

Membutuhkan perencanaan hingga bertahun-tahun bahkan menghabiskan peralatan senilai $ 10.000 atau Rp 140 juta. Ini menunjukkan bahwa lokasi, proses menciptakan lompatan, dan menjadi orang pertam yang loncat adalh motivasi rope jumps, bukan hanya sekedar sensasi terjun bebas.