Jika pernah ke studio rekaman dan melihat bagaimana sound engineer bekerja untuk nge-mixing lagu-lagu hits, mungkin saja sobat akan kagum dan terpesona melihat bagaimana tangan-tangan “jahil” mereka memainkan potensio di mixer, fader, volume, atau perangkat yang mungkin jarang ditemukan di studio rumahan. Kalo diperhatikan, persis seperti seorang pelukis yang sedang mengekspresikan idenya di dalam kanvas, atau conductor orkestra yang memberi aba-aba pada anggotanya. Saya cukup yakin, jika sebagian musisi tertarik untuk menekuni bidang perekaman atau audio adalah salah satunya untuk mengenal perangkat-perangkat yang tadi disebutkan, namun dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang berbagai jenis mixer yang umum digunakan di studio rumah.
Let’s Jump to the topic…
Mixer adalah aspek penting dalam musik live dan di studio. Untuk itu, bagi musisi yang sering merekam karyanya di rumah, mengenal mixer adalah sebuah kewajiban, setidaknya memahami operasional dasar penggunaan. Secara sederhana mixer mempunyai dua fungsi:
- Memadukan (mix) dan menyesuaikan sinyal audio yang masuk dari mikrofon, alat musik, dan sumber audio lainnya.
- mengirim sinyal yang telah rirekayasa (volume dan efek) dan mengirimnya ke amplifier, pengeras suara, atau sistem perekaman.
Pilihan mixer yang digunakan di studio rumah, sebagian besar bergantung pada perangkat lain dan seberapa besar anggarannya. Berikut ini beberapa contoh perangkat atau sistem yang mungkin bisa sobat pilih.
✓ Sistem Studio-in-a-box (SIAB): Unit all-in-one ini dilengkapi dengan mixer digital - cukup colokkan instrumen atau mikrofon Sobat dan siap digunakan. Keunggulannya adalah praktis dan menawarkan fleksibilitas dalam hal routing.
✓ Sistem berbasis komputer: Semua perangkat lunak perekaman mencakup mixer digital yang dikontrol oleh keyboard dan mouse. Sebagian besar program ini juga memungkinkan sobat untuk menyambungkan perangkat keras eksternal .
✓ Komponen yang berdiri sendiri (stand alone): Karena semuanya terpisah, dengan sistem ini sobat bisa memilih antara mixer analog atau digital, namun sayangnya investasi yang besar untuk membeli kabel sambungan yang tepat sebagai konsekuensinya.
Sudah kebayang pastinya ya, kenapa pilihan mixer selalu berhubungan dengan anggaran yang kita punya. Tapi, jangan kecil hati, karena mau apapun sistem yang dipakai, urusan hasil tetap ada pada skill dan pengetahuan. Secara umumn, terdapat tiga jenis mixer audio yakni, analog mixer, digital mixer , dan software mixer yang sampai ini masih menuai pro dan kontra.
Analog Mixer
Dari segi harga mixer jenis ini lebih murah, mixer ini juga mudah dioperasikan dan serbaguna. Maka dari itu, mixer ini cukup populer. Sangat mungkin membuat jalur (routing) kabel yang lebih mudah, karena semua terlihat secara fisik. Secara visual, mixer analog cenderung memiliki banyak knob, lampu, dan fader, umumnya satu set untuk setiap channel. Konon, masih banyak studio komersil yang masih masih menggunakan (dan lebih memilih) mixer analog untuk kebutuhan mixing , karena dianggap menghasilkan kualitas suara yang banyak disukai musisi dan produser profesional.
Digital Mixer
Digital Mixer adalah pilihan bijak bagi musisi yang sering merekam di studio rumah, karena bisa melakukan fungsi yang sama seperti mixer analog konvensional dalam ruang yang jauh lebih kecil. Routing dan proses pengiriman sinyal ke berbagai tujuan menjadi lebih mudah. Fitur menarik lainnya ialah perpindahan channel input dan track tanpa harus mengganti satu kabel pun.
Mixer digital mampu menangani semua tugas busing, routing, dan meredam noise, kalaupun ada dan masuk ke sistem, mixer ini akan lebih mudah menemukan dan menghilangkannya. Salah satu kelebihan digital mixer yang tidak dipunyai analog adalah otomasi, maksudnya, sobat bisa mengatur fader secara otomatis untuk mengakomodasi kerumitan dan perubahan efek, sehingga kalo dilihat akan jadi sangat menarik.
Software mixer
Jika sobat menginginkan mixer yang lebih praktis dan tidak perlu menyentuh fader dan knob secara fisik maka, Software mixer adalah solusinya. Biasanya jenis mixer ini disertakan dalam DAW atau perangkat lunak lainnya untuk memproduksi musik. Keuntungan jenis ini adalah irit, karena dengan setelah memiliki ini, maka tidak ada lagi alat yang harus dibeli. Secara fungsi Software mixer bekerja dengan cara yang hampir sama dengan digital mixer, sobat juga memiliki beragam pilihan routing yang hampir tak terbatas tanpa harus memasang kabel lagi. Namun, beberapa orang mungkin tidak terlalu tertarik untuk menggunakan keyboard dan mouse untuk menyelesaikan pekerjaan mixingnya karena lebih memilih sensasi memutar knob dan menggeser fader secara fisik.
Jika setelah membaca Artikel ini Sobat masih belum yakin mixer mana yang tepat, maka segera luangkan waktu untuk berkunjung ke toko musik agar dapat merasakan sensasi menggunakan ketiga jenis mixer ini.
ARTICLE TERKINI
Author :
Article Date : 15/01/2021
Article Category : Tips & Gears
0 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :