Leicester City kini menghuni posisi 3 terbawah di tabel klasemen Liga Inggris 2022/23. Situasi ini membuat The Foxes terancam terjun ke divisi Championship, dalam kurun waktu 7 tahun sejak mereka menjuarai Liga Inggris 2016 lalu.
Musim 2015/16 menjadi puncak kegemilangan Leicester City sejak mereka mentas di divisi teratas sepak bola Inggris. Jamie Vardy dkk menutup musim dengan trofi Liga Inggris pertama merka sepanjang sejarah klub.
Musim selanjutnya pun mereka berhasil tembus pagelaran Liga Champions—meski hanya sampai babak perempat final usai ditumpaskan Atletico Madrid.
Jika menarik akar masalah, performa The Foxes semakin jatuh sejak krisis kepemimpinan klub. Leicester perlahan keluar dari top 6 klub di Premier League usai Kasper Schmeichel hengkang dan pensiunnya Wes Morgan.
Posisi kapten yang disematkan untuk Jamie Vardy tak begitu membantu dongkrak mentalitas tim. Ditambah, mulai dari 2 musim terakhir, mereka menghabiskan 120 juta Pounds untuk datangkan pemain baru dengan hasil yang nihil.
Terlebih, Leicester juga menghadapi masalah finansial sejak pandemic 2020 lalu. Gaji punggawa Leicester City masuk 8 besar klub dengan gaji terbesar di Liga Inggris. Investasi pada gaji tak sepadan dengan performa yang ditampilkan klub dalam beberapa musim belakangan.
Musim ini, perjudian Leicester City di mulai— mereka harus memanfaatkan 3 laga terakhir demi keluar dari zona degradasi. Kini The Foxes masih menghuni klasemen 18 dengan raihan poin 30 dari 35 pertandingan.
Anak-anak asuh Dean Smith jadi satu dari tiga tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di Liga Inggris dengan 64 gol—hanya menang dari Bournemouth (67 gol), dan Leeds (69 gol).
Nasib Leicester City ditentukan dari 3 laga berat kontra Liverpool, Newcastle, dan West Ham United.
Please choose one of our links :