Permainan presisi dengan ciri khas, teknik mengagumkan dan kecepatan tinggi, semua itu menjadikan Eet Sjahranie outstanding di antara gitaris-gitaris shredder dengan skill luar biasa lainnya pada tahun 1990-an di Indonesia. Jika tidak ada sesuatu yang spesial dari Eet di masa itu, tidak mungkin sosoknya sebagai gitaris berkelas disegani hingga saat ini. Eet Sjahranie, seorang gitaris berkelas yang pandai memainkan komposisi nada dan sound gitar dengan teknik tinggi, dirinya jelas pantas mendapat predikat gitaris legendaris di Indonesia.
Sound gitar galak dan eksplorasi berkepanjangan
Cerita soal Eet yang belajar bermain gitar dari seorang juru parkir di depan sekolahnya di Samarinda, Kalimantan Timur, memang sudah santer diketahui khalayak luas. Seberapa besar pun ilmu yang Eet dapatkan dari tukang parkir ini, jelas tidak akan berkembang bila tidak ada passion dan kegigihan yang ia miliki. Usahanya untuk belajar bermain gitar pun memiliki titik temu ketika Eet kecil berkesempatan mengunjungi sang kakak yang mahir bermain gitar akustik, yang sedang menjalani studi di Jakarta. Ya, tidak ada guru gitar virtuoso ataupun pendidikan formal yang melatarbelakangi kepiawaian Eet bermain gitar.
Gitar akustik merupakan instrumen bersenar pertama yang Eet pelajari, tetapi tangan dinginnya justru semakin menjadi-jadi ketika ia mengenal gitar elektrik. Gitar pemberian orangtuanya ini membuat Eet melakukan eksplorasi sound dan merambah gaya bermain yang lebih sadis. Siapa yang tak kenal sound gitar ala Eet yang galak dan garang itu? Eksplorasinya bahkan terus berkembang seiring jam terbang yang semakin tinggi hingga saat ini.
Memperkuat God Bless dan mengusung EdanE
Terpengaruh oleh musisi rock papan atas AC/DC, Led Zeppelin dan Deep Purple, gaya bermain pria dengan nama lengkap Zahedi Riza Sjahranie ini tergolong modern pada masanya. Ia sempat tergabung dalam grup band WOW bersama Iwan Madjid dan Fariz RM seta memperkuat formasi God Bless. Permainan gitar Eet yang agresif memberikan nafas segar dalam album Raksasa (1989). Meskipun demikian, kontribusi Eet untuk God Bless tidak bertahan lama. Puncak curahan musikalitas justru Eet tertuangkan dalam projeknya bersama Ecky Lamoh dalam grup rock dengan ngaran EdanE.
Lewat projek yang tidak lain merupakan dua inisial dari penggagas, Eet dan Ecky ini, ia menorehkan sejarah dalam musik rock Indonesia 1990-an. Track “Ikuti” dari EdanE menjadi tembang tak terlupakan dari album The Beast (1992). Eet menjadi kunci dari hawa musik garang berdistorsi dari nomor-nomor hits dari EdanE. Lewat EdanE pula nama Eet semakin dikenal dan disegani sebagai gitaris handal. Bersama EdanE yang mengalami bongkar-pasang personil, Eet telah merilis tujuh album, mulai dari The Beast yang menjadi debut album mereka hingga Edan yang dirilis 2010 lalu.
Kontribusi Eet sebagai gitaris membuatnya tak luput dari obrolan peta musik rock Indonesia. Permainan gitar dan eksplorasi sound yang dilakukannya tentu memberikan inspirasi bagi gitaris-gitaris lain yang memainkan musik rock. Belum lagi jasanya atas kehadiran album-album memukau dari EdanE yang memekakan telinga pecinta musik rock dan keterlibatannya di panggung musik Indonesia sebagai gitaris hingga detik ini. He’s the man!
Foto: radixguitars.com
ARTICLE TERKINI
1
For A While X Elienmen Resmi Rilis Lyric Video “Frekuensi Dari Langit”
2
Peringatan Toni Kroos untuk Barcelona: Kalian Bisa Tersingkir dari Liga Champions!
3
UFC 320: Pereira Comeback, Dvalishvili Masih Tanpa Lawan! Siapa yang Bakal Naik Ring Selanjutnya?
4
Setelah 15 Tahun, The Smashing Pumpkins Bikin Penonton Puas Maksimal!
5
Booth Supermusic Sukses Memukau Pengunjung Art Jakarta 2025!
Article Category : Super Icon
Article Date : 24/08/2015
1 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
alan firmansyah
07/09/2025 at 18:59 PM