Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

The Milo

Di era tahun 1990-an, Bandung merupakan sebuah kota yang jadi salah satu acuan untuk perkembangan musik independen di Indonesia. Pada masa itu, Bandung kerap kali melahirkan band-band independen berbagai genre yang hingga saat ini punya pengaruh besar di skenanya masing-masing. The Milo adalah salah satu di antaranya. Band yang terbentuk di tahun 1996 ini awalnya merupakan proyek sampingan dari masing-masing anggotanya yang sudah lebih dulu aktif bermusik di skena pop independen di Bandung. Namun, semakin sering bersama, akhirnya proyek sampingan tersebut jadi proyek serius untuk dijalani oleh Ajie Gergaji (vokal, gitar), Taufik Hidayat (gitar), Rizki Khaerullah (bass), Hendi Priyatna (keyboard), dan Budi Wiranto (drum). Kelima anggota anggota tersebut mantap membawa The Milo mengarungi skena dream pop/shoegaze.

Pemilihan nama The Milo sendiri punya cerita unik. Ajie Gergaji yang gemar menonton film dan serial televisi animasi menyatakan bahwa nama “Milo” yang digunakan jadi nama band tersebut diambil dari nama karakter anjing peliharaan Mickey Mouse. Menurut dirinya, nama The Milo merupakan nama yang cukup bagus disematkan sebagai sebuah nama band. Selain itu nama yang singkat dan padat tersebut akan mudah sekali diingat bagi siapapun yang mulai mendengarkan musiknya kala itu. Secara musikal, The Milo sendiri banyak dipengaruhi oleh karakteristik musik shoegaze yang dibawakan oleh My Bloody Valentine, Cocteau Twins, dan Slowdive

Malang melintang dari panggung ke panggung sejak tahun 1996, The Milo akhirnya memutuskan untuk masuk ke dapur rekaman pada tahun 2002. Aktivitas tersebut menghasilkan sebuah single perdana bagi The Milo yang dapat didengarkan di mana saja. Single berjudul Romantic Purple ini dirilis The Milo di bawah naungan Flatspills Records. Single Romantic Purple ini menjadi penanda bagi The Milo untuk melebarkan sayapnya secara nasional. Terbukti setelah kehadiran single tersebut, The Milo mulai tampil di panggung-panggung lintas kota. Kuatnya pengaruh single Romantic Purple membuat The Milo teguh untuk segera merilis album perdananya. 

Di tahun 2003, akhirnya The Milo merilis album pertamanya yang berjudul Let Me Begin di bawah naungan MMAI Records. Berisi 12 lagu, album ini semakin menguatkan nama The Milo di skena musik Independen Tanah Air. Salah satu single jagoannya, Dunia Semu, kerap kali terdengar di putar di berbagai radio di Bandung dan Jakarta. Selain itu, The Milo juga memproduksi secara independen video klip dari kumpulan lagu yang ada di dalam album tersebut. Di antaranya adalah Malaikat, Romantic Purple, Yin's Evolving, Dunia Semu, dan Lolita. Malaikat merupakan salah satu video klip garapan The Milo yang kerap kali diputar di MTV Indonesia pada masa itu. Sebelum berhasil merilis single dan album perdananya, The Milo juga sudah mulai aktif mengenalkan karya-karyanya melalui album kompilasi. Salah satunya adalah lagu Broke yang diikutsertakan ke dalam album kompilasi delicatessen garapan Poptastic Records. Di dalam kompilasi tersebut The Milo juga bersanding dengan nama-nama band pop independen yang mumpuni, di antaranya adalah Mocca, The Upstairs, Sweaters, dan Blossom Diary.

Setelah perilisan album Let Me Begin, The Milo perlu memerlukan waktu selama 8 tahun untuk kembali merilis album keduanya, berjudul Photograph. Album kedua dari The Milo ini berisikan 8 buah lagu yang dirilis oleh Sadsonic Labs Records. Melalui album ini The Milo mencoba untuk mengutarakan keresahan terdalam yang dialami mereka. Tema yang lebih dark, grounded, dan personal hadir ke dalam komposisi di setiap materinya.

Jarak waktu antara perilisan album pertama dan kedua The Milo tersebut membuat citra band tersebut menjadi misterius. Pasalnya setelah perilisan album Photograph, The Milo juga tidak terlalu sering tampil untuk mempertegas eksistensinya. Meskipun begitu, The Milo sadar bahwa mereka memiliki basis penggemar yang cukup kuat. Barulah di tahun 2017, The Milo kembali meluncurkan kumpulan karya terbarunya. Kali ini The Milo merilis album kompilasi berisikan B-sides dan rarities dalam album berjudul Wasted Parts yang dirilis oleh Anoa Records. Materi-materi untuk album tersebut merupakan hasil rekaman demo yang tidak rilis serta remix dari lagu-lagu terdahulu yang tergabung di dalam dua album sebelumnya.

Setelah perilisan album kompilasinya di tahun 2017, The Milo yang kini tinggal berempat, setelah ditinggalkan oleh Rizki Khaerullah di tahun 2014, seakan kembali tertidur dan hingga saat ini karya-karya terbarunya masih ditunggu oleh para penggemarnya. Barulah di tahun 2020, Ajie Gergaji mengumumkan bahwa The Milo akan segera merilis kembali dua album mereka di bawah naungan Anoa Records. Rencananya Photograph akan dirilis terlebih dahulu, yakni di akhir tahun 2020. Sedangkan album Let Me Begin menyusul di awal tahun 2021. Ajie Gergaji menyatakan bahwa dirinya bersama The Milo ingin menutup tahun 2020 yang terkesan mendung ini dengan karya-karyanya yang bersifat reflektif dan kembali membuka lembaran baru di tahun 2021. Rencananya kedua album ini akan rilis secara digital. 

ARTICLE TERKINI

Tags:

#the milo # shoegaze # dream pop # indie # bandung # anoa records

Article Category : Super Buzz

Article Date : 20/11/2020

Supermusic
Supermusic
Admin Music
Penulis artikel dan penggila musik rock/metal yang setiap hari ngulik rilisan baru, liputan gig, dan cerita di balik panggung band legendaris. Gue percaya musik keras itu bukan cuma suara, tapi energi dan gaya hidup. Konten gue disajikan dengan detail dan semangat yang sama garangnya sama musik yang gue bahas. Superfriends yang hidupnya nggak bisa lepas dari riff gitar dan gebukan drum pasti betah nongkrong di sini. Tiap artikel gue bikin biar lo ngerasa kayak lagi ada di depan panggung.

4 Comments

Comment
WARNO WARNO

WARNO WARNO

14/06/2025 at 09:57 AM

Terbang dan Tenggelam di dalam Alunan Musik The Milo
pujanadi

pujanadi

25/07/2025 at 12:56 PM

Let Me Begin
Sofi .

Sofi .

16/09/2025 at 13:53 PM

Bagus
Yogi Putra Pratama

Yogi Putra Pratama

27/10/2025 at 21:17 PM

keren
Other Related Article
image article
Super Buzz

The Dare Lepas Single Terbaru yang Berjudul Strangestreetfellows

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Tampil di Jepang, Isyana Sarasvati Akan Kolaborasi Bareng Mantan Gitaris Megadeth

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Milledenials Luncurkan Musik Video untuk Single Precious Me dan Feel Any Pain

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
Super Buzz

Break Out Day Fest Cirebon Berlangsung Super Seru!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive