Mereka di Balik Poster Gigs Band Internasional

Perkembangan kancah musik independen lokal terus meningkat. Dipacu perkembangan teknologi yang memudahkan usaha berjejaring, gigs musisi internasional menjadi sebuah hajatan yang sudah tidak asing dijumpai di Indonesia.

Tidak lagi digawangi oleh nama-nama besar dengan sponsor kencang, saat ini kolektif dan komunitas independen seakan menjadi aktor yang lebih aktif. Sponsor memang masih dibutuhkan, tapi roda-roda penggeraknya sudah lebih fleksibel; lebih independen dan bebas.

Berbicara gigs, tentu poster menjadi poin komunikasi yang signifikan. Poster menjadi media pengirim pesan dan perwakilan dari image suatu gigs. Info lengkap tercantum: siapa saja penampilnya, waktu dan tempat, sekaligus gimmick lain yang perlu diketahui penonton. Tema dan mood poster juga melambangkan acara tersebut.

Sebuah poster merupakan asupan pertama dari suatu konser, bahkan sebelum acaranya resmi digelar. Poster juga kerap dijadikan sebuah "penanda keresmian" dari konser musisi luar negeri. Poster memiliki andil yang besar dalam keberlangsungan sebuah gelaran gig international act.

Instagram, sebagai salah satu media sosial yang paling relevan perihal visual, menjadi medan penyebaran poster-poster ini dan penyebar kabar gelaran gigs international act berpindah dari satu mata dan telinga ke yang lainnya.

Masih dalam bahasan serupa, SUPERMUSIC baru-baru ini mewawancarai dua ilustrator yang pernah mengerjakan desain poster untuk gelaran international act.

Pertama, ada Arswandaru Cahyo (@arswandaru)--lakon dibalik poster acara Mild High Club di Bali pada tahun  2018 kemarin, yang diboyong datang oleh kolaborasi dari Studiorama, Gimme Shelter, dan The Slow.

Kedua, ada juga Rega Ayundya Putri (@_ayundya), yang mengerjakan poster untuk kunjungan Protomartyr ke Jakarta pada bulan Juni tahun lalu, yang rangkul kedatangannya oleh Six Thirty Records bersama dengan Winona Tapes.

Arswandaru:

Sudah berapa lama menggeluti seni visual? Jelaskan tahapan-tahapannya.

Sudah aktif menggeluti bidang ini dan mengikuti pameran serta proyek komersil sekitar 10 tahun. Berawal ketika saya masih kuliah, saya kerja paruh waktu di salah satu penerbit komik lokal sebagai pencil artist. Saya juga cukup aktif membuat zine dan komik sendiri waktu itu. Seiring proses, sampai saat ini semakin sering mendapat pekerjaan ilustrasi, kebanyakan untuk kebutuhan merchandise dari brand surf, skate, streetwear, hingga musik (band).

Sudah berapa lama mulai mengerjakan poster acara?

Saya kurang ingat kapan tepatnya, mungkin sekitar 6-7 tahun lalu. Mulai dari poster gig sampai pertunjukan teater di kampus.

Aspek apa yang menurut lo paling signifikan dalam mendesain sebuah poster acara?

Objek atau artwork yang eye catchy sekaligus pesan yang ingin disampaikan harus gamblang atau terlihat jelas.

Biasanya, buat lo pribadi, butuh waktu berapa lama untuk mendesain sebuah poster acara?

Kurang lebih seminggu.

Bagaimana proses/cerita yang melatari ditunjuknya elo buat mendesain poster gelaran acara dari Mild High Club di Bali tersebut?

Waktu itu salah seorang teman dari tim promotor yang membawa Mild High Club ke Bali menghubungi saya. Dia menawarkan untuk mengerjakan poster tersebut setelah mendapat persetujuan dari tim serta pihak Mild High Club. Tapi cukup mendadak, waktu yang diberikan untuk mengerjakan tidak banyak, seingat saya hanya 2 atau 3 hari.

Apa tanggapan pertama lo saat ditunjuk untuk mengerjakan poster Mild High Club di Bali tersebut?

Tentu sangat senang, karena saya lumayan sering mendengarkan Mild High Club. Tapi juga agak panik karena waktu pengerjaan yang diberikan hanya sebentar.

Adakah treatment khusus dalam proses pengerjaannya?

Tidak ada perlakuan khusus. Saya mengerjakannya seperti biasa saja, hanya lebih sedikit menyisihkan waktu karena harus mendahulukan deadline poster ini. Bahkan, waktu itu saya sebenarnya sedang travelling, saya harus mencari cafe yang nyaman untuk menggambar dan kemudian mengedit poster. Beruntung saya membawa alat gambar.

Adakah respon dari musisinya?

Saya bertemu langsung dan hang out dengan mereka (Mild High Club) beberapa jam sebelum mereka manggung. Mereka bilang sangat suka dengan ide dan warnanya. Seingat saya, poster tersebut yang kemudian mereka unggah di sosial media Mild High Club. Mereka juga tertarik membuat desain lain untuk merchandise nantinya. Semoga segera terwujud.

Jika masih ingat; saat mengerjakan poster tersebut, lagu apa yang lo dengarkan? 

Saya mendengarkan 2 album yang saya putar berulang kali waktu itu, sambil mengerjakan poster. Album Skiptracing dan Sketches of Brunswick East, sebuah album kolaborasi dengan King Gizzard.

Bisa lo ceritakan makna atau latar yang mendorong desain poster anda tersebut?

Saya mencoba mengilustrasikan dengan sederhana, bagaimana seseorang bisa rileks mendengarkan ambience jazz dari Mild High Club sekaligus bisa mencapai katarsis. Maka saya putuskan untuk menggambar seseorang yang duduk di kursi listrik sambil mendengarkan nada-nada musik, saya juga tambahkan beberapa objek absurd serta saxophone agar sedikit menggambarkan "jazz".

Acara dari musisi/grup musik internasional mana yang paling ingin lo kerjakan?

Untuk saat ini saya sangat ingin mengerjakan poster untuk The Growlers atau King Gizzard.

https://www.instagram.com/arswandaru/

Ayundya:

Sudah berapa lama menggeluti seni visual? Jelaskan tahapan-tahapannya.

Kalau dihitung dari pameran seni rupa pertama saya di tahun 2009, berarti sudah sekitar 10 tahun.

Sudah berapa lama mulai mengerjakan poster acara?

Salah satu momen pertama diminta kerja sama untuk proyek musik itu sama Marine Ramdhani untuk Sarasvati di tahun 2010. Judul pamerannya Layung Sarasvati Berkarat, diadakan di Loubelle Shop, Bandung. Kalau dihitung dari situ, berarti sudah 9 tahun.

Aspek apa yang menurut lo paling signifikan dalam mendesain sebuah poster acara?

Konsep acaranya.

Biasanya, buat lo pribadi, butuh waktu berapa lama untuk mendesain sebuah poster acara?

Kalau gak lagi banyak deadline, paling lama 2 hari, yang lama biasanya revisi logo dan text-nya, haha.

Bagaimana proses/cerita yang melatari ditunjuknya elo untuk mendesain poster gelaran acara dari Protomartyr di Jakarta tersebut?

Karena kenal penyelanggaranya sih ya, dan berapa kali Ekky dari 630 recs suka komentar di instagram jadi waktu diajak kayaknya about time aja, haha.

Apa tanggapan pertama lo pas ditunjuk untuk mengerjakan poster Protomartyr di Jakarta tersebut?

Akhirnya bisa berkontribusi untuk 630 recs selain bikin emo night, hahaha.

Adakah treatment khusus dalam proses pengerjaannya?

Poster-poster Protomartyr kan udah ada khasnya, pakai foto-foto tua, sementara gambar saya juga punya khas yang berbeda, akhirnya saya coba gabungkan.

Adakah respon dari musisinya?

Belum dengar sih, mungkin bisa tanya 630 recs siapa tahu mereka sempet ngomongin saya di backstage, haha.

Jika masih ingat; saat mengerjakan poster tersebut, playlist apa yang lo dengarkan? 

Lupa, kayaknya Repackage The Perfect Red Velvet-nya Red Velvet.

Bisa lo ceritakan makna atau latar yang mendorong desain poster tersebut?

Salah satu album Protomartyr, Relatives in Descent, kan pakai foto aktris Maude Fealy. Image-nya dari hasil scan kartu pos tua. Nah, saya coba berangkat dari hal yang sama juga, bedanya untuk poster Protomartyr, foto yang saya pakai potret dirinya Rene Magritte.

Acara dari musisi/grup musik internasional mana yang paling ingin lo kerjakan?

Wah, banyak banget. Yang pasti At The Drive-In, The Mars Volta juga kalau-kalau reunian, band-band Ipepac Records, Boris, Necronomidol, Björk.

https://www.instagram.com/_ayundya/

-------------

Tentunya, seniman-seniman berbakat kita, seperti Aswandaru dan Ayundya, mampu berdiri dan menyikapi tantangan yang diemban ketika ditunjuk untuk mendesain poster konser musisi internasional. Bagaimana dengan kalian? Tertarik untuk mencoba?

Musisi internasional mana yang paling ingin kalian kerjakan posternya, dan mengapa? suarakan pendapat kalian di kolom komentar di bawah!