Jika Amerika Serikat memiliki grunge sebagai salah satu genre yang fenomenal dan cukup berpengaruh dalam perkembangan industri musik di sana, di belahan dunia lainnya, tepatnya Inggris Raya memiliki shoegaze. Secara umum, karakteristik musik dari para musisi yang memainkan gitar penuh distorsi. Distorsi dari efek gitar yang dibuat tersebut dipadukan dengan efek lainnya, seperti reverb, tremolo, serta sedikit modulasi demi menghadirkan suara yang tebal yang saling menggema. Suara yang dihasilkan gitar tersebut bahkan kerap kali terdengar menutupi suara vokal. Namun hal tersebut membuat musiknya memiliki harmonisasi secara keseluruhan. Sebagai gambaran, suara yang dibuat dari musik beraliran shoegaze ini identik dengan nuansa dari musik genre psychedelic rock dengan tambahan gitar ekstra. Shoegaze juga digadang sebagai cikal bakal kelahiran genre-genre musik modern seperti dream pop dan noise pop.
Baca Juga: InTune Guitar Picks
Berkembang di Inggris Raya di akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, shoegaze lahir dari permainan musik yang digaungkan oleh para musisi-musisi lokal yang terpengaruh dengan musikalitas dari band beraliran noise rock di Amerika Serikat, seperti Sonic Youth dan Dinosaur Jr. The Jesus and Mary Chain merupakan salah satu band yang sering dianggap sebagai penggiat proto shoegaze dengan karya-karya awalnya yang terkenal dengan menggabungkan melodi dan gemuruh distorsi pada gitar. Keunikan cara bermusik The Jesus and Mary Chain kala itu menginspirasi Cocteau Twins dengan karya-karyanya yang mendefinisikan dream pop identik dengan sintesisasi distorsi untuk membuatnya terdengar mendayu dan My Bloody Valentine yang tanpa mencoba untuk mengulik apapun selain mengombinasikan segala gemuruh dan distorsi yang bisa dikeluarkan dari gitar.
6 Album Paling Beken di Sejarah Skena Shoegaze
Cocteau Twins dan My Bloody Valentine merupakan segelintir penggiat shoegaze yang berhasil membuat genre itu hidup dan berkembang dalam semangat musisi-musisi muda Inggris Raya. Meskipun hanya sempat berkibar dari akhir tahun 1980-an hingga awal tahun 1990-an, shoegaze menjadi kepingan puzzle lainnya yang membawa sejarah musik dari dataran Inggris tetap memiliki tempat di mata dunia. Berikut adalah daftar album yang cukup berpengaruh dari para kelompok musik yang tergabung dalam istilah The Scene That Celebrates Itself.
-
The Verve - A Storm In Heaven
Sebelum dikenal sebagai salah satu band di bawah bendera britpop, The Verve lebih dulu memulai berkarya dengan memilih shoegaze sebagai landasan utamanya. A Storm In Heaven di tahun 1993 merupakan album perdana dari band yang dibentuk oleh Richard Ashcroft. Rilis di masa akhir shoegaze berjaya, album ini menawarkan karakteristik genre yang terdengar raw dan sarat akan emosi tersebut menjadi balutan nada yang lembut. Pendekatan tersebut seakan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siapapun yang baru pertama kali mencoba untuk mendalami shoegaze. Visi yang dimiliki The Verve juga akhirnya membuat band ini masih bisa bertahan dalam melawan badai yang menghadang perkembangan shoegaze di awal tahun 1990-an, di mana yang lain memilih untuk tidak lagi melanjutkan perjalanannya.
-
Lush - Spooky
Lush menambah daftar dari band beraliran shoegaze yang berhasil meraih perhatian publik yang lebih mainstream. Hal tersebut berhasil diraih berkat album keduanya Spooky yang rilis di tahun 1992. Kehadiran skena britpop yang mulai berkembang menjadi salah satu pengaruh dalam perancangan komposisi materi untuk album ini. Dibantu oleh Robin Guthrie dari Cocteau Twins sebagai produser, album ini mengoptimalisasi aransemen musik pop dengan gabungan efek ala shoegaze dan tambahan instrumen elektronik yang berhasil menghadirkan keunikan tersendiri.
-
Cocteau Twins - Heaven or Las Vegas
Album ini dianggap sebagai penanda dari lahirnya kembali Cocteau Twins. Album keenam yang diberi judul Heaven or Las Vegas ini jadi penanda kelahiran genre dream pop ke depannya setelah shoegaze mulai meredup. Band asal Skotlandia yang sebelumnya dikenal dengan permainan musik bernuansa gelap ala goth rock memilih untuk meramu ulang kembali personanya dan berhasil melahirkan kumpulan musik yang lebih syahdu meskipun efek-efek gitar yang membangun ambience-nya tetap terasa padat.
-
Ride - Nowhere
Pada setiap album yang dirilis, Ride seakan menawarkan kepribadian atau karakteristik yang berbeda. Sehingga sulit untuk menentukan mana album terbaik dari diskografi yang mereka miliki. Namun Nowhere merupakan album pertama dari band asal Inggris ini yang meninggalkan jejak mereka sebagai salah satu band shoegaze yang populer. Memilih untuk meramu komposisi lagu yang lebih cenderung bernuansa pop, elemen distorsi gitar khas ala shoegaze menjadi latar di setiap komposisi lagu-lagunya agar terdengar lebih penuh dan berisi
-
My Bloody Valentine - Loveless
Bagi sebagian penggemar shoegaze, album kedua dari My Bloody Valentine ini dianggap jadi perwakilan yang tepat untuk memaknai terminologi genre tersebut secara utuh. Terdengar sarat akan emosi yang disampaikan melalui permainan gitar yang kasar dan sarat akan distorsi yang menggema ke seluruh ruangan, Kevin Shields selaku frontman dari band ini meramu materi untuk album Loveless ini dengan sangat hati-hati. Proses pengerjaan album yang dilakukan lebih dari 2 tahun ini dibutuhkan untuk melakukan eksplorasi musik shoegaze hingga batas akhirnya. Tidak heran jika album ini adalah satu dari dua album yang paling berpengaruh untuk genre shoegaze.
-
Slowdive - Souvlaki
Penggemar shoegaze lainnya akan lebih setuju untuk menganggap Souvlaki sebagai album yang paling berpengaruh untuk kejayaan genre shoegaze. Album kedua dari Slowdive ini dikenal tidak hanya dari sisi eksperimen sound yang dihasilkannya, namun juga cerita personal di balik pembuatan albumnya. Secara umum, Slowdive berhasil mengawinkan elemen shoegaze yang terkenal liar dengan latar cerita tentang kesedihan yang cukup grounded dan melankolis.
ARTICLE TERKINI
1
Pergantian Tahta! Bagaimana Strategi Brilian Ankalaev Mengakhiri Era Pereira di UFC 313!
2
Haaland Main di Man City Selama 10 Tahun? Kayaknya Gak Mungkin, Tapi...
3
Arsenal Pantau Situasi Leroy Sane di Bayern Munchen, Bisa Direkrut Gratis!
4
Super Podcast Show Balik Lagi dan Kolaborasi Bareng Stand Up Indonesia
5
“Middle Child”, Single Akustik dan Reflektif dari Solois Belen
Author :
Article Date : 12/11/2020
Article Category : Super Buzz
0 Comments
Other Related Article
1
/
10
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Please choose one of our links :