Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

PJ Morton

Musisi peraih piala GRAMMY Awards asal New Orleans, PJ Morton, mengajak pendengarnya ikut dalam sebuah perjalanan keliling benua Afrika melalui album terbarunya ‘Cape Town to Cairo’. Dirilis lewat label rekamannya Morton Records yang bekerja sama dengan EMPIRE, PJ menuliskan album terbarunya saat mengelilingi benua Afrika selama 30 hari. Tanpa membawa draft musik, lirik atau ekspetasi apa pun, pada musim gugur lalu ia menginjakkan kaki di benua Afrika hanya bermodalkan mimpi liar untuk bisa membuat sebuah album dalam kurun waktu sebulan, dan sebuah misi untuk dapat memasukkan dirinya ke dalam beraneka ragam budaya, cerita, dan komunitas yang ia temui.

Album ini merefleksikan perjalanan panjangnya yang ia mulai dari Cape Town dan Johannesburg di Afrika Selatan, ke Lagos (Nigeria), Accra (Ghana), Kairo (Mesir), sebelum kembali lagi ke Afrika Selatan. Uniknya, banyak tempat yang ia kunjungi untuk pertama kalinya dalam perjalanan ini. 

“Aku ingin menangkap perasaan yang aku alami selama berada di benua tersebut, sehingga aku berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak menulis draft lagu ataupun lirik apa-apa sebelum sampai Afrika, dan juga sebaliknya, aku tidak akan menulis apa apa setelah aku pulang, termasuk menyelesaikan rekaman vokalku. Ini merupakan sebuah eksperimen di mana aku harus mempercayai instingku. Sama seperti banyak orang lainnya, aku juga memiliki kecenderungan untuk suka overthinking, jadi untuk kali ini aku ingin memicu sesuatu yang memiliki nilai taruhan yang besar. Pada akhirnya yang terjadi adalah semua buah pemikiranku dan referensiku semua datang di waktu yang bersamaan. Kemudian, ada unsur-unsur musik R&B, soul tapi juga ada lagu yang memiliki pengaruh lainnya, seperti musik gospel dapat terdengar di lagu berjudul ‘Simunye’, unsur pop ada di ‘Count On Me’, jazz pada ‘All The Dreamers’, semua ini bisa tergabung dalam sebuah album karena inspirasi yang aku dapatkan yang datang dari Afrika. Kami tidak memiliki banyak waktu untuk menentukan unsur genre mana yang bisa cocok ke lagu mana, namun pada akhirnya yang mengikat semua ini adalah bagaimana semua ni berawal di Afrika. ‘Cape Town to Cairo’ merupakan sebuah diaspora berbentuk musik yang dilakukan sesuai keinginanku,” jelas PJ Morton mengenai album terbarunya.

Album terbaru PJ juga menjadi wadah baginya untuk berkolaborasi dengan banyak musisi lainnya seperti Fireboy DML, Mádé Kuti, Asa, Ndabo Zulu, dan Soweto Spiritual Singers. Selain itu, album ini juga menampilkan produser musik P.Priime dan The Cavemen., live band milik PJ Morton sendiri, dan juga musisi-musisi lokal Afrika. Di album ‘Cape Town to Cairo’, PJ Morton menggunakan musik sebagai bahasa utama yang paling kuat. Ia menghubungkan New Orleans ke Lagos pada lagu “Smoke & Mirrors” yang direkam satu hari setelah perayaan ulang tahun Fela Kuti, seorang musisi dan aktivis legendaris dari Nigeria. Di sisi lain, ada juga “Please Be Good” dan “Simunye (We Are One)” yang turut menampilkan Soweto Spiritual Singers, di mana pada kedua lagu ini ciri khas musik asli Afrika terdengar.

Rasa bangga akan dirasakan oleh semua pendengarnya yang berasal dari tanah Afrika,. Sebab, musik yang ditampilkan PJ di album ini dengan mudah mengundang semuanya untuk mengambil bagian dari sesuatu yang lebih besar, bahkan dari diri kita sendiri. Mau lagu tersebut muncul sekaligus atau berkembang seiring perjalanan ke beberapa negara seperti yang terjadi pada lagu “All The Dreamers” feat. Asa & Ndado Zulu, PJ mengucapkan rasa syukurnya secara terus menerus melalui lagu “Thank You”. Pada lagu “Who You Are” feat. Made Kuti, ia memberikan gambaran dari kisah nenek moyangnya yang di mana beberapa dari mereka dibawa pergi dari Afrika. Pada single utama perilisan albumnya, “Count On Me”, ia dan Fireboy DML berkolaborasi untuk menyebarkan pesan penting mengenai kekuatan dari persahabatan dan pentingnya untuk semuanya bisa bersatu. 

ARTICLE TERKINI

Author : Admin Music

Article Date : 15/06/2024

Article Category : News

Tags:

#Album #Single

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
News

Bleeedrz, Unit Pop Bising dari Bantul Rilis Maxi Single

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Profil The Lantis: Band Retro dengan Sound Khas dan Hits Kuat

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

“Detox” Album Terbaru One OK Rock dengan Eksplorasi Baru

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Profil Band Wijaya 80: Trio Musik Retro yang Comeback

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Rilès dan Survival Mode: Promo Album Paling Ekstrem!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Album Baru The Weeknd "Hurry Up Tomorrow!" Resmi Rilis!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Profil The S.I.G.I.T.: Band Rock Energik Asal Bandung

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Kolaborasi Koil, Kuburan Band, dan Doel Sumbang di Ramadan

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

New Years Rev: Film Komedi Terinspirasi Band Green Day

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Profil dan Lagu Hits One OK Rock, Band Rock Jepang Keren!

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive