Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

In Cold Blood

Author : Admin Music

Article Date : 02/08/2024

Article Category : News

Kota Manado melahirkan banyak insan kreatif yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satu sektor kreatifnya adalah industri musik underground yang didominasi genre super cadas. Dari punk rock, hardcore, thrash metal, death metal, grindcore hingga black metal.

Meski tidak sebesar skena Jakarta atau Bandung, skena musik cadas Manado juga memiliki segudang talenta yang patut mendapat perhatian lebih. Dan skena Manado pun terus subur melahirkan band-band baru yang potensial. Di antaranya adalah In Cold Blood yang resmi terbentuk pada 2 Maret 2023 di saat latihan band pertamanya. Berawal dari pertemuan sang gitaris, Aloysius Septian dengan William Ticoalu pada 22 November 2022. Willy -panggilan akrabnya- sendiri merupakan dramer band death metal asal Jakarta, Delirium Tremens yang telah berdomisili di Manado.

Sebulan kemudian mereka bertemu dengan Leonardo Masaawet yang sebelumnya dikenal sebagai vokalis Durhaka, band black metal asal Manado. Fondasi band ini dibangun dari penyatuan frekuensi terhadap berbagai musik yang mereka dengarkan dalam kurun 30 tahun terakhir dengan akar death metal era 1990an atau biasa disebut old school death metal. Ide nama In Cold Blood sendiri terinspirasi dari judul album Malevolent Creation “In Cold Blood”.

“Motivasi kami awalnya adalah ingin mengusung kembali konsep musik old school death metal dengan kemasan sound yang lebih low dan heavy serta menghadirkan sesuatu yang berbeda di tengah gempuran musik metalcore dan brutal death metal dengan pattern dan sound yang hampir tipikal. Namun dengan seiring berjalannya waktu direction kami berubah tidak lagi terpatok kepada pattern old school death metal, tetapi based on reference band-band yang kami dengarkan selama ini sehingga konsep musiknya lebih variatif terutama di konsep groove metal yang new school,” kata Aloy.

Aloy, Willy, dan Leo mengaku lebih banyak terpengaruh oleh band-band era 1980an hingga 1990an. Slayer “Reign in Blood”, Entombed “Wolverine Blues”, Dismember “Indecent and Obscene”, Malevolent Creation “Eternal” dan “In Cold Blood”, Morbid Angel “Domination”, Deicide “Once Upon the Cross”, Fear Factory “Obsolete”.

“Dan In Cold Blood mendefinisikan style lebih ke Metal saja cukup, karena kami tidak ingin dilabeli ke genre atau pattern tertentu, dan itu membuat kami lebih bebas dalam mengeksplorasi konsep materi lagu,” ungkap Aloy.

In Cold Blood baru saja merilis single kedua berjudul “Fuck Your Promise” yang telah tersedia di DSP (Digital Streaming Platform) favorit lo. Sama seperti single pertama, “Empathy of the Devil”, musik dan lirik single kedua tersebut masih meledak-ledak dan blak-blakan tanpa kompromi.

“Lagu “Fuck Your Promise” terinspirasi dari musim Pilkada dan Pilpres ketika saya sedang dalam perjalanan kunjungan kerja. Baliho-baliho para caleg dan capres hampir setiap 1-2 meter bertebaran di jalan dan menawarkan jargon-jargon indah nan palsu yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan, ketika mereka terpilih justru mengkhianati aspirasi masyarakat,” ucap Aloy.

Proses kreatif hingga rekaman lagu “Fuck Your Promise” berawal dari riff-riff gitar Aloy yang direkam melalui Garageband (software). Ritem gitar Aloy direkam saat dia berada di kota Makassar, Dry Signal dan VST-nya dikirim untuk diolah kembali oleh teman spesialis digital mastering di Jember, Jawa Timur. Kota yang sama saat merekam bass yang diisi oleh Gilbert dan lead gitar diisi oleh Nuril Telulas, solois dan gitaris band Thirteen O’Clock dan Unfeared.

Sedangkan vokal dan dram direkam di Studio Dukcess Manado. In Cold Blood kini sedang menjalankan proses penulisan 12 lagu baru dengan konsep dan komposisi musik dan lirik yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Jika tidak ada aral melintang, pada April 2025 mendatang In Cold Blood akan masuk studio rekaman untuk album full length perdananya.

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Album #Single

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
News

Super Podcast Show Jakarta Luar Biasa!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Super Podcast Show Malang Bikin Puas!

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Blackribbon Keluarkan Single Terbaru Bertajuk "Sober Call"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Formasi Baru, Zat Kimia Rilis Single "Mata Hari"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

GAC Kembali dengan Single Barunya Berjudul "Higher"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Reza Arfandy, Anov Blues One dan Ashley Hamel Kolaborasi di Single “Bad Boi”

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

The Weeknd Lepas Single Baru Berjudul "Dancing In The Flames"

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

LAUV Cerita Kepedihan Patah Hati Pertama di Single "First Heartbreak

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

BILLKISS Rilis Single Terbarunya Berjudul “RELA”

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

The Virgin Rilis Ulang Lagu Legendaris, "Bimbi"

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /