Gustav resmi debut dengan Maxi-single berjudul “Memoir 2668”. Grup musik yang memilih genre post-punk/alternative sebagai medium propaganda ini merilis nomor berjudul “Martin” dan “Amour-piercing Bullet” dalam maxi-single mereka.
Tajuk “Memoir 2668” diambil dari dunia fiktif yang nantinya akan dirajut melalui karya-karya Gustav. Angka 2668 adalah latar tahun di mana narasi ini diceritakan. Bercerita tentang sekumpulan pemuda yang bertahan hidup di antara reruntuhan kota pasca perang dunia ke-empat, “Memoir 2668” membuka dengan prolog catatan biografi perjalanan Gustav di dunia tersebut.
“Nantinya ini semua akan dikemas melalui karya tulis fiktif. Bisa komik, bisa zine, bisa selebaran, belum ditentukan,” tambah Gilang mengenai konsep tersebut.
Nomor “Martin” terinspirasi dari mentor petinju legendaris, Muhammad Ali. Lirik-lirik yang ditulis Gilang dalam nomor ini menceritakan potongan kisah dan sepak terjang Muhammad Ali. “Ini menceritakan kisahnya Ali berterima kasih ke Martin yang punya andil besar dalam hidupnya. Menginspirasi banyak orang,” ungkap Gilang terkait alasannya menulis “Martin”.
Nama Gustav terinspirasi dari meriam rel berkaliber 80 cm buatan Jerman, Schwerer Gustav — sebuah meriam yang diklaim mempunyai bentuk terbesar sepanjang sejarah manusia. Pada awal Perang Dunia II, Jerman menghadapi tantangan berat untuk menjebol pertahanan Perancis. Sang lawan membangun benteng beton di Jalur Maginot, salah satu yang terkuat dan terpanjang pada masa perang. Hal tersebut menjadi inspirasi Gustav untuk membuat sebuah proyek musik dengan tujuan merepresentasi fenomena relevan hari ini dengan menembus batas-batas aransemen, komposisi, kolaborasi, propaganda, dan treatment dalam menyajikan karya.
Anggota Gustav bukanlah nama baru di lingkaran musik Yogyakarta-Jawa Tengah. Dylan aktif sebagai manajer sekaligus synth session player dari The Bunbury, Ryan aktif dalam band asal Klaten dengan nama The Jeblog, Bagus aktif memprakarsai Whats The Records dan membantu perilisan band-band lokal, Abend memiliki projek singer/songwriter dengan moniker F.M.
Abends, dan terakhir Gilang, sosok di belakang layar yang aktif berkontribusi dalam sisi visual untuk aksi-aksi musik lokal. Dylan menceritakan bahwa awalnya Ryan dan Gilang sudah memiliki obrolan terlebih dahulu untuk membentuk band.
”Ngobrol lah sama aku yang referensi musiknya berpotongan, lalu disusul Abend dan Bagus gabung,” ungkap Dylan terkait terbentuknya Gustav.
Please choose one of our links :