Menuju penghujung tahun 2024, beberapa musisi lokal masih gencar dan aktif dengan pergerakan dan materi-materi baru yang lebih segar. Tak terkecuali pada sub-distrik di Jawa Timur bernama Kabupaten Nganjuk, di mana CONSVRGE, unit metallic hardcore yang telah bergerak sejak awal tahun 2022 kembali membuat gebrakan dengan merilis album pertama mereka yang bertajuk ‘Endless Worshiper’ di semua platform streaming music digital pada tanggal 30 November 2024.
Momen perilisan album ‘Endless Worshiper’ menjadi gerbang awal menuju universe ‘Dark Century: Chapter I’ sebuah periode atau arc yang diciptakan oleh CONSVRGE dalam menjalani pergerakan dan debutnya.
Album pertama dari band yang beranggotakan Bandhu Manhistha (drum), Aldi Tri Bayu (gitar), Deva Yoga (Vokal) dan Tatar Guruh (bass) ini berisi 10 track yang dirilis oleh Thronekill Records.
Sebuah label independen asal Kota Malang, Jawa Timur. 10 Track yang dimaksud dalam album ‘Endless Worshiper’ adalah Dark Century: Chapter I, A Fragile Grip, Bleed to Death, Carpenoctem: I, Endless Worshiper, Omnia Paratus, Hymn Ov The Cult, The Nameless Shroud, Ruthless Abyss dan Epilogue.
Pada album ‘Endless Worshiper’ CONSVRGE membawa nuansa metallic hardcore dengan paduan distorsi yang cukup gelap dan mencekam. Track dibuka dengan intro ‘Dark Century: Chapter I’ dengan petikan gitar mellow namun menyayat dan hentakan breakdown yang berenergi. Pada track-track berikutnya, pendengar akan disuguhkan dengan beberapa paduan riff metallic hardcore, deathcore, metalcore dan nu-metal dengan distorsi low yang menghentak dan garang. Kemudian album ditutup dengan dark and chaotic ambience dari track ‘Epilogue’ yang berisi teriakan, tawa dan pekikan dari masing-masing personil.
Bandhu Manhistha (drum) menjelaskan bagaimana proses panjang selama masa produksi dari album ‘Endless Worshiper’. Menurutnya, proses kreatif dari album ini mengalami dinamika dan improvisasi yang cukup panjang selama masa produksinya. Mulai dari plan awal, instrument, penulisan lirik, hingga proses mixing & mastering yang memakan cukup banyak waktu.
“Terhitung sejak bulan Agustus 2023, pasca perilisan single kedua kami ‘Bleed to Death’ proses penggodokan materi dari album mulai kami kerjakan. Awalnya kami hanya berencana mengisi album dengan 7 track yang terdiri dari 2 track pembuka dan 5 track penutup. Namun, karena beberapa alasan tercetus ide untuk menambah 3 track lagi dalam album tersebut. Dari yang semula kami hanya merencanakan mini album atau EP, pada akhirnya 10 track berhasil kami selesaikan dalam bentuk album,” ujar Bandhu.
Untuk urusan teknis, Aldi Tri Bayu (gitaris) juga menjelaskan bagaimana proses rekaman dan juga mixing & mastering menurut sudut pandangnya. “Untuk proses rekaman sendiri tidak ada kendala yang cukup signifikan. Namun proses bisa dibilang cukup lama saat periode mixing & mastering. Ternyata cukup sulit mencari karakter sound yang kami inginkan pada tiap track di album ini. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya perlahan saya mampu menyelesaikan proses mixing & mastering setelah beberapa kali revisi,” tambah Aldi.
Deva Yoga (vokalis) pun tak mau kalah dalam menceritakan pengalamannya selama masa produksi album. Ia berkelakar, jika CONSVRGE terlahir tanpa unsur kesengajaan. “Saya sendiri tidak menyangka jika album ini benar-benar selesai. Padahal awalnya saya pikir band ini hanyalah project santai yang mungkin cukup merilis satu single saja. Selama masa produksi album, saya banyak dibantu oleh Bandhu (drum) untuk urusan penulisan lirik dan juga guideline selama sesi take vokal. Ada beberapa lirik yang kami revisi secara mendadak di studio lantaran saya kurang cocok dengan pattern-nya. Namun itu tidak menjadi kendala yang signifikan selama sesi rekaman,” ujarnya.
Dalam pembuatan lirik, Bandhu Manhistha sebagai penulis menjelaskan jika ada beberapa treatment yang ia manfaatkan saat menyusun lirik dan juga kerangka awal album.
“Sebelum memulai proses pembuatan album. Mulanya saya dan kawan-kawan CONSVRGE menyusun kerangka untuk tiap-tiap track. Dalam kerangka tersebut, saya menyisipkan mood, vibes, dan thematic apa yang kami pilih untuk tiap track-nya. Setelah tiap-tiap instrument jadi, saya langsung mengisi dan menulis pattern lirik sesuai dengan mood dari setiap lagu. Saya memang bukan tipikal penulis yang menulis lirik sebelum instrument. Sebaliknya, saya lebih suka dengan pendekatan penulisan setelah instrument musik siap terlebih dahulu karena menurut saya lebih efisien,” pungkasnya.
Setelah merilis album, agenda terdekat dari CONSVRGE adalah menyelenggarakan ibadah tour di beberapa titik. Hal tersebut juga disampaikan oleh Tatar Guruh (bassist). “Benar, dalam waktu dekat, tepatnya pada bulan Januari hingga Februari 2025 kami akan menjalankan tour di beberapa titik yang meliputi kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Jakarta. Tour ini kami selenggarakan dalam rangka mengenalkan album terbaru kami dan juga untuk membagikan spirit yang kami bawa ke kota-kota lain,” tutup Tatar.
CONSVRGE pun telah resmi menjadi rooster dari Thronekill Records pada tanggal 1 Oktober 2024. Record label asal Kota Malang ini akan menjadi penaung dari setiap perilisan dan campaign CONSVRGE selama periode ‘Dark Century Chapter I’.
ARTICLE TERKINI
4 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Ani i
08/12/2024 at 22:18 PM
Ald
09/12/2024 at 00:33 AM
Lanyiacs L
09/12/2024 at 09:12 AM
Tiara dhea
09/12/2024 at 12:46 PM