Superfriends, lo pernah tau nggak dulu ada konsol berbasis android yang ambisius ingin mendominasi tapi berujung gagal? Yes, ada namanya konsol Ouya! Konsol ini cukup ramai diperbincangkan pada 2013 lalu, katanya konsol ini bisa jadi alternatif dibanding konsol lain. Nggak cuma itu, konsol ini menawarkan 600 lebih game buat free to try. Kenyataannya, sebagian besar game-nya cuma medioker. Tipikal game-game android yang dibuat secara nggak niat. Ouya punya kisah yang menarik buat lo tau dan bisa jadi pelajaran penting di dunia gaming. So, gimana perjalanan Ouya? Gas, mari kita bahas!
Source: pressablecdn.com
Tahun 2012 tepatnya pada bulan Juli, Ouya pertama kali diumumkan oleh seorang pengusaha teknologi bernama, Julie Uhrman. Proyek Ouya didanai lewat kampanye di platform Kickstarter, kampanye ini menarik perhatian publik nih. Tim Ouya berhasil mengumpulkan dana lebih dari $8,5 Juta USD dari hampir 63.000 pendukung. Dana yang didapat tim Ouya jadi proyek Kickstarter tersukses pada masa itu.
Nah, dengan membawa modal dana besar yang didapat, Ouya berambisi menyediakan konsol seharga $99 berbasis sistem operasi Android dengan ekosistem terbuka. Artinya, developer nggak perlu bayar lisensi untuk buat atau mendistribusikan game pada Ouya. Nggak cuma itu, Ouya nawarin opsi “free-to-try”, memungkinkan player mencoba game-game dalam Ouya sebelum membelinya.
Ambisi ini akhirnya terealisasikan Ouya secara resmi mengudara pada 25 Juni 2013. Sambutan hangat dari komunitas indie sampai penggemar teknologi menghampiri Ouya. Desain yang kecil dan unik, harga yang terjangkau, jadi faktor utama Ouya menarik perhatian publik. Ouya juga nawarin akses ke ribuan aplikasi Android dan game eksklusif yang dikembangkan langsung sama Ouya.
Source: YT/Crowbcat
Dapat sambutan hangat di awal peluncuran, lama-lama popularitas Ouya mulai menurun karena beberapa masalah. Konsumen hingga kritikus berpendapat, setidaknya ada tiga masalah dari konsol Ouya ini, bro. Pertama kualitas hardware yang buruk, kedua ketersediaan game yang medioker, ketiga tampilan user interface yang kurang memuaskan. Karena tiga masalah utama ini menyebabkan penjualan Ouya menurun.
Hanya dua tahun tepatnya pada 2015, tim Ouya menghadapi kesulitan financial yang serius hingga harus menjual kepemilikan Ouya ke perusahaan lain. Nggak berhenti disitu, beberapa yang jadi backers buat kampanye Ouya bahkan minta refund karena saking kecewanya. Sampe-sampe ada yang ngencingin konsol Ouya, bro! Ouya akhirnya diakuisisi oleh Razer pada Juni 2015. Razer memodifikasi teknologi Ouya ke dalam ekosistem perangkat mereka, sekaligus menghentikan produksi perangkat keras Ouya. Ouya resmi tutup pada Juni 2019, menandai akhir konsol ini.
Kesimpulan, proyek Ouya yang ambisius gagal untuk merevolusi dunia konsol gaming, bro. Meski gagal, Ouya mesti diingat sebagai salah satu upaya besar mendukung komunitas indie membuat konsol dalam industri gaming. Kegagalan bisa jadi pelajaran bahwa, teknologi yang inovatif harus diimbangi dengan eksekusi yang solid dan pembahasan mendalam tentang target market, Superfriends!
ARTICLE TERKINI
4 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
w noor s
04/12/2024 at 09:45 AM
Agus Sungkawa
05/12/2024 at 16:08 PM
O Heni
09/12/2024 at 23:58 PM
Khairul Amri
09/01/2025 at 13:14 PM