Kalau lo baca cerita perjuangan seorang atlet esports yang udah sukses, atau nonton video dia sharing pengalamannya, lo pasti tau kalau latihannya itu melelahkan, Superfriends. Ada atlet yang setiap hari bisa latihan kurang lebih selama 5 jam. Selesai latihan itu, mereka tonton replay permainannya untuk dianalisis dan lihat apa aja yang harus mereka adjust. Mereka ngelakukin setiap hari dan karena sifatnya yang berupa latihan, mereka nggak bisa lagi main asal-asalan untuk fun. Mungkin di luar latihan masih bisa, tapi ketika latihan? No way, Superfriends! Belum lagi, mereka harus terus kejar-kejaran sama update terbaru yang diterapkan developer game yang mareka mainkan, apa yang berubah dan gimana menemukan metanya. Kalau tiba-tiba ada tren atau meta baru mereka harus cari tau. Kadang justru mereka yang bikin tren atau meta baru, dan namanya langsung melejit naik terkenal karena strategi atau buildnya. Dari sini aja udah kelihatan nih hal pertama yang bakal jadi masalah ketika lo baru mulai. Yes, Superfriends, lo harus bisa pandai-pandai mengatur waktu.
Dengan jadwal latihan kayak gini lo bisa menghabiskan waktu sekitar 7 jam per hari. Ingat, lo sebaiknya fokus di satu game aja buat karir lo. Sisanya ada 17 jam, yang 8 jamnya lo manfaatkan buat istirahat. Sekarang lo punya 9 jam buat kegiatan lainnya, dan lo belum pertimbangkan kalau latihannya ngaret, atau selesai latihan main lagi sama tim lo tapi buat fun. Kalau lo masih ada kewajiban kuliah, atau kerja, bakalan lebih susah lagi ngatur waktunya. Tapi, kalau lo sadar, masalah ini muncul karena lo masih melihat latihan dari sisi kuantitas atau seberapa banyak lo latihan, belum dari kualitasnya. Kalau melihat dari kualitasnya, lo udah nggak mikirin lagi berapa lama harus duduk menatap monitor atau ngikutin jadwal yang ketat. Latihan yang terlalu fokus di kuantitas bisa bikin lo ngalamin yang disebut burn out dan berakhir kehilangan motivasi, dan permainan lo berakhir kacau. Lo pasti pernah dong ngerasain capek main game dan mau istirahat aja?
Latihan yang mementingkan kualitas dilakukan ketika lo memang lagi fit, dan sebelum main, lo udah tau mau main kayak gimana. Dan juga latihan ini nggak ditumpuk di satu rentang waktu alias bisa lo bagi-bagi biar nggak terlalu padat. Kalau lo cuma punya waktu di akhir pekan karena lo ada tanggung jawab lain di hari biasa, jangan paksain latihan tiap hari. Lo bisa aja latihan di akhir pekan dan nggak harus seharian full juga. Di hari biasa lo bisa nonton live atau lihat ada hal baru apa di game favorit lo. Dari situ lo bisa catat apa yang mau lo coba saat latihan nanti. Lo juga bisa main sambil stream live gameplay lo. Ini bisa ngebantu lo membangun brand diri lo sebagai pemain profesional pendatang baru. Dengan begitu, lo bisa berkembang dari latihan secara rutin dengan jadwal yang efektif tanpa harus mengorbankan waktu istirahat atau kehidupan lo di luar esports.
Tapi, muncul pertanyaan juga dari sini, Superfriends. Apakah latihan kayak gitu cukup ketika lo udah jadi pemain profesional? Jawabannya, belum. Ada dua hal yang membedakan pemain profesional dengan lo yang baru mulai. Pertama, mereka udah punya waktu dan pengalaman yang cukup buat nyusun jadwal latihan yang balance antara kualitas dan kuantitas. Semua itu bisa mereka dapat dari kebiasaan, pengulangan, dan yang paling penting, konsistensi. Itu dia yang kedua, Superfriends, mereka konsisten! Lo harus ingat kalau mereka juga pernah ada di posisi lo. Mereka bisa melewati masa-masa itu bukan dengan menyerah, tapi dengan konsisten terus melakukan apa yang menurut mereka tepat dan bisa mereka buktikan. Ketika gagal, lo cuma punya satu pilihan dan menyerah bukan salah satunya, yaitu cara lo latihan supaya kuantitas dan kualitasnya balance
Jadi gimana? Lo siap buat latihan dan terus konsisten? Kalau lo baca sampai sini, harusnya lo udah siap. Go get ‘em, Superfriends!
PERSONAL ARTICLE





Please choose one of our links :