Menghabiskan waktu libur di Kamboja rasanya kurang lengkap kalau belum berkunjung danau air tawar paling besar di Asia Tenggara, yaitu Danau Tonle Sap. Meski disebut yang terbesar namun ukuran danau ini berubah-ubah tergantung musim.
Saat musim hujan dari bulan Juni sampai Oktober, kedalaman Danau Tonle Sap mencapai 14 meter dengan luas permukaan 10.000 kilometer dan diisi oleh air yang mengalir dari Mekong.
Sedangkan di musim Kemarau mulai dari bulan November sampai Mei, kedalamannya berkurang hingga mencapai dua meter dan luasnya hanya 3.000 kilometer. Pada musim ini, air mengalir dari Danau ke Mekong.
Selain air yang mengalir masuk dan keluar, Danau Tonle Sap memiliki daya tarik lain yang sayang banget kalau dilewatkan, yaitu Desa Terapung Tonle Sap.
Hal unik yang ada di Tonle Sap
Image source: instagram.com/agatylla
Yup, seperti namanya, Danau Tonle Sap menjadi rumah bagi ribuan orang yang tinggal di desa terapung. Mereka adalah imigran dari Vietnam yang sudah tinggal di Kamboja sejak empat generasi.
Untuk sampai ke desa terapung, lo harus membeli tiket perjalanan pulang pergi dengan perahu yang dibanderol dengan harga 20 dolar per orang. Kapasitas perahu yang tersedia bervariasi, tergantung ukuran dan jumlah penumpangnya.
Setelah sampai di tujuan, lo akan merasakan satu pengalaman unik yang nggak akan bisa terlupakan sampai kapanpun: hidup dan melakukan kegiatan di atas perahu. Selama empat generasi masyarakat desa terapung berkegiatan di atas perahu yang mengalir di Danau Tonle Sap ini.
Ironisnya, meski sebagian besar dari mereka lahir dan besar di Kamboja, akan tetapi nggak semua orang punya identitas resmi yang membuktikan kewarganegaraan mereka. Akibatnya, mereka nggak bisa memiliki tanah karena nggak diizinkan oleh undang-undang.
Nggak hanya itu, mereka yang bukan warga Kamboja kesulitan mendapatkan akses pendidikan atau pekerjaan yang baik. Akhirnya, satu-satunya cara buat bertahan hidup adalah bergantung pada hasil alam yang ada di Danau Tonle Sap.
Please choose one of our links :