Halmahera Utara merupakan salah satu kabupaten di Maluku Utara yang terkenal dengan alamnya yang indah. Lokasinya yang berada di tepi utara Semenanjung Halmahera dan berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik bikin kawasan ini punya wisata pantai dan laut yang wajib lo explore.
Selain pantai, Halmahera Utara juga punya wisata gunung yang sayang buat lo lewatkan. Salah satunya Gunung Dukono. Gunung yang berada di sisi utara Halmahera Utara ini memiliki ketinggian 1.185 mdpl. Statusnya masih aktif dan beberapa kali mengalami letusan kecil. Namun, hal itu nggak menyurutkan niat pendaki untuk menjelajahi gunung yang eksotis tersebut.
Jalur Pendakian Gunung Dukono
Gunung Dukono berada di Desa Mamuya, perbatasan antara Tobelo dan Galela. Gunung ini pernah mengalami letusan besar pada tahun 1550 hingga lavanya memenuhi selat antara Pulau Halmahera dan lereng utara Gunung Mamuya. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1719, 1858, dan 1901. Setelah itu, Gunung Dukono mengalami letusan kecil secara berkelanjutan sejak tahun 1933 sampai sekarang.
Meski begitu, nggak sedikit pendaki yang tertarik buat mengeksplorasi Gunung Dukono. Jalur pendakian gunung ini berada Desa Mamuya, tepatnya di ketinggian 13 meter dari permukaan laut. Untuk menuju desa tersebut, lo bisa naik motor atau mobil jip. Setelah itu, lanjutkan pendakian dengan jalan kaki sekitar 5 – 6 jam.
Sepanjang pendakian, lo akan menemukan beberaa pos atau shelter yang bisa jadi tempat istirahat. Pos pertama berada di ketinggian 319 mdpl. Di sini, lo bisa melihat pohon durian dan menemukan durian jatuh kalau beruntung. Pos selanjutnya berada di ketinggian 370 mdpl. Di pos tersebut, ada warga yang menawarkan jasa ojek untuk melanjutkan perjalanan. Lo bisa menghemat waktu perjalanan sampai dua jam kalau menggunakan ojek.
Dari 370 mdpl, butuh waktu sekitar 3,5 jam lagi untuk sampai ke puncak. Sepanjang jalan, lo akan melewati beberapa anak sungai atau jurang, hutan, hingga rumput tebu yang lebat. Batas antara hutan dan jalur gunung yang gundul berada di ketinggian 800 mdpl. Di titik ini, lo bisa menyaksikan Gunung Mamuya yang ketinggiannya lebih rendah, yaitu 933 mdpl, serta pantai yang ada di Tobelo.
Sampai di ketinggian 940 mdpl, lo akan menemukan peralatan sensor vulkanologi. Ada juga puncak kecil bernama Gunung Dilekene yang dikelilingi pasir vulkanik berwarna hitam, mirip seperti pemandangan di Bromo. Kalau beruntung, lo akan melihat berbagai burung endemik khas Halmahera yang asik terbang di langit-langit gunung, seperti burung nuri, kakatua putih, gagak, dan elang.
Makin tinggi lo mendaki, makin banyak pemandangan gunung yang bisa lo saksikan, seperti Gunung Bale-bale setinggi 923 mdpl dan Gunung Gogodom setinggi 1.102 mdpl. Lo juga bisa melihat gugusan pulau kecil dan Pulau Morotai dari kejauhan. Namun, lo harus ekstra hati-hati karena trek mendekati puncak jadi lebih curam dan sempit
Setelah perjalanan yang menantang sekaligus indah tersebut, sampailah lo di puncak Gunung Dukono. Lo bisa menyaksikan kawah Malupang Wariang yang menganga dengan diameter 360 meter dan kedalaman 230 meter. Aroma belerang cukup kuat di area ini, jadi penting banget untuk menggunakan pelindung seperti masker dan kacamata.
Yang Perlu Lo Perhatikan saat Mendaki Gunung Dukono
Karena masih termasuk gunung api aktif, ada beberapa hal yang perlu lo perhatikan saat mendaki Gunung Dukono. Pertama, tanyakan dulu status Gunung Dukono di Pos Vulkanologi atau kantong Kepala Desa Mamuya. Pastikan apakah Gunung Dukono aman didaki atau nggak. Setelah mendapat izin, isi buku tamu agar nama lo tercatat sebagai pengunjung. Sebaiknya, lo mendaki bersama pemandu lokal biar lo nggak tersesat dan mencegah hal-hal lain yang nggak diinginkan.
Itu tadi sedikit banyak ulasan dan informasi tentang Gunung Dukono. Tertarik mendaki di sini, Superfriends? (arpd)
ARTICLE TERKINI
Source:Seringjalan.com, Liputan6
Please choose one of our links :