Buat sebagian pendaki, tektokan alias naik-turun gunung dalam sehari itu jadi tantangan tersendiri Superfriends, Nggak perlu bawa tenda, logistik ringan, dan bisa pulang cepat, kedengarannya sih keren, tapi nggak semua gunung cocok buat gaya pendakian ini. Beberapa gunung di Indonesia justru nggak disarankan buat ditektok, bukan cuma karena tinggi, tapi juga karena faktor medan, cuaca, dan risiko keselamatan yang tinggi.
Yuk, kenali beberapa gunung yang sebaiknya nggak lo tektok, biar nggak nekat cuma demi konten.
🌋 1. Gunung Rinjani (3.726 mdpl – Lombok, NTB)
Rinjani bukan sekadar gunung tinggi, dia punya jalur panjang, tanjakan brutal, dan trek berdebu yang bikin napas habis. Pendakian normal aja butuh 3–4 hari buat naik-turun. Kalau lo paksain tektok, risikonya tinggi banget: kelelahan ekstrem, dehidrasi, sampai hipotermia.
Kenapa nggak bisa tektok: jalur panjang, cuaca cepat berubah, dan minim sumber air di beberapa titik.
🧊 2. Gunung Semeru (3.676 mdpl – Jawa Timur)
Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini punya jalur menantang dan kondisi cuaca yang bisa berubah dalam hitungan jam.
Balai TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) bahkan secara resmi melarang pendakian tektok. Selain itu, jalur menuju puncak Mahameru berpasir curam dan sering ada batu jatuh.
Kenapa nggak boleh tektok: peraturan resmi taman nasional + tingkat bahaya tinggi.
🌳 3. Gunung Binaiya (3.027 mdpl – Maluku)
Binaiya mungkin nggak setinggi Rinjani, tapi jalurnya liar dan belum banyak fasilitas. Bahkan akses menuju basecamp aja butuh perjalanan panjang lewat hutan dan sungai. Pendaki biasanya butuh 5–6 hari buat naik-turun.
Kenapa nggak bisa tektok: jalur ekstrem, minim sinyal, dan waktu tempuh lama.
🪵 4. Gunung Bukit Raya (2.278 mdpl – Kalimantan)
Masuk dalam jajaran Seven Summits Indonesia, tapi jangan tertipu sama tingginya. Bukit Raya itu jauh di pedalaman hutan Kalimantan, dan logistiknya ribet banget. Pendakian bisa makan waktu 4–6 hari dengan kondisi jalur licin dan berlumpur.
Kenapa nggak bisa tektok: akses sulit dan kondisi jalur berat.
5. Gunung Kerinci (3.805 mdpl – Sumatera Barat)
Kerinci terkenal dengan jalur panjang, curam, dan kabut tebal yang bisa muncul tiba-tiba. Pendaki sering kelelahan di jalur tanpa tempat istirahat memadai, apalagi kalau maksa tektok. Belum lagi suhu malamnya bisa bikin menggigil meski udah pakai jaket tebal.
Kenapa nggak disarankan tektok: risiko tersesat tinggi dan stamina terkuras habis.
Tektokan bukan ukuran keren atau kuatnya pendaki.
Setiap gunung punya karakter, dan beberapa memang diciptakan untuk dinikmati dengan sabar, bukan dikejar waktu. Nggak perlu maksa kalau kondisi alam nggak mendukung yang penting lo bisa pulang dengan selamat dan cerita lengkap, bukan cuma setengah perjalanan.
Perlu di ingat Superfriends “Gunung itu nggak ke mana-mana. Tapi lo bisa ke mana-mana kalau masih selamat.”
ARTICLE TERKINI
Article Category : Places & Gears
Article Date : 11/10/2025
1 Comments
Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive
Lukman Hakim
31/10/2025 at 23:27 PM