Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Mendaki kabut

Banyak banget ketidakpastian yang akan lo alami ketika lo kembali ke alam, dan lo harus bersiap akan segala hal yang terjadi. Dalam kegiatan mendaki gunung misalnya, lo nggak bisa memprediksi dengan pasti cuaca pada hari lo mendaki, dan yang menjadi tantangan para pendaki adalah turunnya kabut saat sedang mendaki. Untuk mengantisipasi situasi saat turun kabut, perhatikan tips berikut supaya lo tetap aman saat melakukan pendakian.

Kenapa Jalur Berkabut?

Image source: elements.envato.com/Galyna_Andrushko

Saat di bawah, gunung terlihat cerah dan nggak ada awan di sekitarnya. Tapi waktu naik, tiba-tiba kabut datang dan menghalangi jarak pandang saat pendakian. Sering mengalami hal ini, Superfriends? Banyak faktor yang membentuk kabut di gunung, seperti suhu, kelembaban dan juga topografi. Ketika udara lembab naik ke ketinggian yang lebih tinggi, suhu udara turun, dan uap air di udara akhirnya mengembun dan membentuk awan tipis, yakni kabut. Nggak hanya bikin udara jadi lebih dingin, kabut juga bisa membahayakan para pendaki karena bikin jarak pandang jadi sangat terbatas, dan yang fatal adalah bisa bikin hilang arah dan akhirnya tersesat. 

Yang juga ramai dibicarakan adalah ampak-ampak, kabut tebal yang sering datang tiba-tiba, dan membuat para pendaki panik. Seringnya, kemunculan kabut ini dikaitkan dengan hal mistis, yang padahal proses pembentukannya bisa dijelaskan dalam proses ilmiah. Kalau lo sendiri gimana, Superfriends? Pernah terjebak kabut?

Yang Harus Dilakukan Saat Kabut Turun

Image source: elements.envato.com/vedrana2701

Sebelum mendaki, alangkah baiknya jika lo mengetahui dulu medan yang akan lo lalui. Lo bisa cari tau dengan membaca catatan perjalanan, atau melihat video dokumenter pendakian orang lain. Dari situ lo bisa langsung mengukur kemampuan lo, dan bisa merencanakan langkah-langkah penyelamatan apabila ada sesuatu yang nggak diinginkan terjadi. Tapi meski udah tau medannya dan memilih jalur yang sesuai dengan kemampuan, tetap aja kabut seringkali turun nggak kenal waktu. Kalau ini udah terjadi, hal yang pertama harus lo lakukan adalah jangan panik, Superfriends!

Meski sulit, tapi inilah hal pertama yang harus lo lakukan demi bisa tenang dan memikirkan langkah perjalanan selanjutnya. Lo bisa duduk, dan tetap tenang di posisi lo sambil fokus dengan hal yang harus lo lakukan. Setelah kabut berangsur-angsur menghilang, lo bisa perlahan lanjutkan perjalanan, sambil membuat jejak atau tanda selama perjalanan. Tanda ini dibuat dengan menggunakan benda kecil seperti tali atau pita berwarna cerah, yang diikatkan pada ranting pohon yang lo lalui. Harapannya, benda kecil ini bisa menuntun lo atau orang lain ke trek yang benar saat jalan tertutup kabut.

Selain itu, lo juga harus peka sama sekitar. Perhatikan jalur, ciri-ciri tanaman, kontur atau hal lainnya yang lo lewati. Dengan mengingat semuanya, ini bisa memudahkan lo untuk bisa kembali ke jalur saat lo tersesat. Nggak hanya peka sama jalur, lo juga harus peka sama rombongan lo. Tetap jaga jarak aman agar nggak terlalu jauh, supaya meminimalisir kemungkinan terpisah dari rombongan.

Hal lain yang nggak kalah penting adalah perhatikan selalu kondisi fisik lo. Kadangkala kabut turun dalam kondisi yang sangat tebal dan begitu dingin, sehingga bisa membuat fisik lo seketika drop. Kalau udah kayak gini, sebaiknya nggak usah dipaksakan, dan utamakan keselamatan lo dan juga rombongan. Ingat Superfriends, kembali ke rumah adalah tujuan utama pendakian!

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Beginner #Urban Action #Hiking #Wilderness #Extreme

Article Category : News

Article Date : 04/03/2023

Superadventure
Admin Adventure
Superadventure
Admin Adventure
Penulis artikel petualangan outdoor dan ekstrem yang bawain kisah mendaki tebing, arung jeram, sampai menjelajah jalur off-road. Buat gue, petualangan itu lebih dari sekadar jalan-jalan, ini soal uji mental dan fisik. Tiap cerita gue kemas biar Superfriends kebawa sensasinya. Gue pengen lo yang baca ngerasa termotivasi buat keluar dari zona nyaman. Kalau lo suka tantangan alam, artikel di sini bakal bikin lo pengen langsung berangkat.

Source:https://gunungcikuray.com/untuk-pendaki-ini-cara-agar-nggak-nyasar-di-gunung-langit-saat-turun-kabut/

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
News

10 Kapal Pesiar Terbesar di Dunia dan Fasilitasnya

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Pantai Batu Belig, Bali: Rute, Daya Tarik dan Aktivitas Seru

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Panduan Gunung Batukaru: Lokasi, Jalurnya dan Harga Tiket

Read to Get 5 Points
image arrow
image article
News

Pantai Petitenget Bali: Rute, Daya Tarik, dan Wisata Sekitar

Read to Get 5 Points
image arrow
1 /

Daftar dan Dapatkan Point Reward dari Superlive