Banyak banget ketidakpastian yang akan lo alami ketika lo kembali ke alam, dan lo harus bersiap akan segala hal yang terjadi. Dalam kegiatan mendaki gunung misalnya, lo nggak bisa memprediksi dengan pasti cuaca pada hari lo mendaki, dan yang menjadi tantangan para pendaki adalah turunnya kabut saat sedang mendaki. Untuk mengantisipasi situasi saat turun kabut, perhatikan tips berikut supaya lo tetap aman saat melakukan pendakian.
Kenapa Jalur Berkabut?
Image source: elements.envato.com/Galyna_Andrushko
Saat di bawah, gunung terlihat cerah dan nggak ada awan di sekitarnya. Tapi waktu naik, tiba-tiba kabut datang dan menghalangi jarak pandang saat pendakian. Sering mengalami hal ini, Superfriends? Banyak faktor yang membentuk kabut di gunung, seperti suhu, kelembaban dan juga topografi. Ketika udara lembab naik ke ketinggian yang lebih tinggi, suhu udara turun, dan uap air di udara akhirnya mengembun dan membentuk awan tipis, yakni kabut. Nggak hanya bikin udara jadi lebih dingin, kabut juga bisa membahayakan para pendaki karena bikin jarak pandang jadi sangat terbatas, dan yang fatal adalah bisa bikin hilang arah dan akhirnya tersesat.
Yang juga ramai dibicarakan adalah ampak-ampak, kabut tebal yang sering datang tiba-tiba, dan membuat para pendaki panik. Seringnya, kemunculan kabut ini dikaitkan dengan hal mistis, yang padahal proses pembentukannya bisa dijelaskan dalam proses ilmiah. Kalau lo sendiri gimana, Superfriends? Pernah terjebak kabut?
Please choose one of our links :