Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Semarak Festival di Bali: Tumbuhnya Optimisme Kembali

Author : Admin Music

Article Date : 20/04/2022

Article Category : Noize

Momentum diselenggarakannya beberapa ajang hiburekraf (hiburan-ekonomi kreatif) skala besar di Pulau Dewata macam Joyland Festival dan Univlox Live serta Bali Digifest maknanya luas, bukan semata soal bersenang-senang dan bergulirnya kembali perekenomian. Tapi lebih dalam dan mendasar: tentang mempertahankan optimisme, jangan lekas putus berharap, masih ada kilat kilau sinar di ujung terowongan.

Dua festival masif tingkat nasional yang berjalan berbarengan di bulan Maret 2022, Joyland serta Univlox Live, baru saja usai. Sementara dalam waktu dekat di bulan April bakal diselenggarakan Bali Digifest. Jika Univlox yang berlangsung di Puri Bhagawan, Jimbaran, selama satu hari saja mengklaim mampu mendatangkan hampir 3.000 orang, maka Joyland Festival di Taman Bhagawan, Nusa Dua, dengan ukuran hampir setara dan berlangsung selama tiga hari, bukan mustahil jika pengunjungnya lebih dari 8.000 orang. 

Sementara Bali Digifest terdiri dari beragam varian acara mulai dari pergelaran musik, konferensi, pameran, lokakarya, penganugerahan piala hiburekraf, hingga mendongeng digital, serta akan berjalan mulai 8 hingga 10 April tentu masuk akal jika diprediksi bakal melebihi audiens Univlox Live dan menyamai gelaran Joyland.


Manja di Univlox. Foto: Agus Devayana.


Kunto Aji di Joyland hari ke-2. Foto: Instagram Joyland Festival.


Masih ada kilat kilau sinar di ujung terowongan. Foto: Instagram Joyland Festival.

Gempita festival sambung menyambung ini tak bisa dipandang enteng. Atau semata disempitkan di soal keterwakilan artis lokal. Utamanya di masa pagebluk macam begini. Riuhnya serbaneka acara, mulainya lagi pesta di sini, parade di situ, dampaknya bagi Pulau Bali dan penduduknya yang notabene paling nelangsa diterjang petaka Corona sungguh signifikan dan mendasar. Keramaian ini menggugah kesedihan beringsut menuju kegembiraan, efeknya psikologis, sisi sanubari digoyang agar kembali riang. 

Menurut saya kurang tepat jika buru-buru menyorot tentang representasi bumiputra (baca: Bali) yang divonis terlalu sedikit di acara-acara yang baru saja selesai itu. Fokus lebih bijak kalau diarahkan dulu kepada tumbuhnya optimisme masyarakat Bali, bahwa pandemi sebentar lagi pergi, saatnya move on dari segala melankolia, sebab tulang punggung perekonomian Nusa Seribu Pura yaitu pariwisata sedang menuju pulih. Terlepas dari urgensi membebaskan diri dari ketergantungan Bali pada sektor tamasya, keberadaan ajang hiburekraf ini sangat membantu tumbuhnya kepercayaan diri, bahwa harapan itu masih ada, positif sekali bagi Bali.


Promo poster Bali Digifest di hari ke-2.

Belum lagi jika kita tarik lagi lebih lebar, bahwa festival tak melulu soal para penampilnya, band ini, artis itu. Namun pula tentang para kru produksi. Ketika puspawarna kesemarakan mesti tiarap dulu akibat katastrofe pandemi, yang paling terjengkang itu ya kawanan awak belakang layar seperti tukang gulung kabel, pemasang barikade, asisten tata suara dan kerlap-kerlip lampu. Sementara di strata lebih atas macam biduan, musisi, dan garda depan rombongan lenong, bisa jadi masing-masing masih memiliki tabungan yang cukup bisa membantunya bertahan dari serangan pagebluk. Sementara jajaran kru produksi relatif hidupnya dari hari ke hari serta jumlahnya tak seberapa jika dibandingkan para penampil utama.

Terima kasih atas suguhan optimisme ini. Ayo Bali mari kembali berseri!

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

# Rudolf Dethu #joyland festival #Univlox #Festival di Bali #Bali Digifest

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Noize

Rudolf Dethu: Muda, Bali, Bernyali

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Acum Bangkutaman: Mencari Band Buruk yang Berpengaruh

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Berkeliling Eropa Bersama Morgensoll dalam Eternal Tour 2023

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Pentingnya Paham Soal Hukum dalam Industri Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Musisi Bertopeng dan Budaya Asalnya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Menebak-nebak Masa Depan Vinyl Indonesia

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Catatan Perjalanan: EHG Forever, Forever EHG!

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /