Close burger icon

HELLO THERE, SUPER USER !

Please Insert the correct Name
Please Select the gender
Please Insert the correct Phone Number
Please Insert the correct User ID
show password icon
  • circle icon icon check Contain at least one Uppercase
  • circle icon icon check Contain at least two Numbers
  • circle icon icon check Contain 8 Alphanumeric
Please Insert the correct Email Address
show password icon
Please Insert the correct Email Address

By pressing Register you accept our privacy policy and confirm that you are over 18 years old.

WELCOME SUPER USER

We Have send you an Email to activate your account Please Check your email inbox and spam folder, copy the activation code, then Insert the code here:

Your account has been successfully activated. Please check your profile or go back home

Reset Password

Please choose one of our links :

Menanti Bangkitnya Sang Dewa Rock

Author :

Article Date : 14/09/2015

Article Category : Noize

Kalau bicara soal musik rock di Indonesia, siapa yang terlintas di benak Anda? Ayo, sebutkan semuanya!

Sudah? Oke.

Saya rasa, sebagian besar dari Anda, apalagi kalau Anda termasuk kids today alias anak masa kini, tak ada yang menyebut nama Log Zhelebour. Nama belakangnya dibaca slebor, karena Log dianggap orang yang slebor [istilah slang dari tahun ’80-an yang artinya acak-acakan, amburadul, kacau]. Pasti rata-rata menyebut nama band, kan.

Buat yang belum tahu Log, dia adalah produser, sekaligus promotor musik rock yang telah membantu banyak band dan penyanyi rock dalam negeri meraih sukses. Dari Ita Purnamasari hingga Nicky Astria, dari God Bless hingga Jamrud dan Boomerang. Log memulai karirnya dengan jadi promotor musik rock. Djarum Super Rock Festival yang digagas Log, sempat jadi festival musik bergengsi yang diikuti banyak band selama belasan tahun.

Memang, pasti masih banyak orang yang juga sangat cinta pada musik rock, dan melakukan sekian banyak hal untuk menunjukkan kecintaannya itu. Tapi tak semuanya berhasil seperti Log. Yah, setidaknya, konteks berhasilnya adalah membuat lebih banyak orang menerima dan menyukai musik rock dengan membuat konser musik rock dan memproduksi album band rock. Banyak tokoh rock Indonesia, keberhasilannya, salah satunya karena dukungan Log Zhelebour. Itu sebabnya, Log sempat dijuluki Dewa Rock Indonesia. Julukan bombastis? Tak apa lah. Toh memang karya Log juga terasa besar dampaknya. Dan saya rasa, tak ada nama lain yang patut menyandang gelar itu.

Meskipun Log sudah mulai berkarya sejak ’80-an, tapi di sini saya hanya akan membahas dua keberhasilan Log di era ’90 akhir dan awal 2000-an. Biar masih tak terlalu jauh jaraknya dengan masa kini.

Ada dua band rock yang jadi besar karena di bawah asuhan Sang Dewa Rock, mereka jadi tak hanya dikenal banyak orang, tapi album rekamannya juga laris manis: Jamrud dari Cimahi dan Boomerang dari Surabaya, yang dirilis di bawah bendera Logiss Record, perusahaan rekaman yang didirikan oleh Log, bersama Iwan Sutadi Sidharta [ISS] dari Indosemar Sakti dan Billboard].

Secara komersil, puncaknya Jamrud sepertinya di album Ningrat [2000] yang terjual hingga dua juta keping dan melahirkan hits “Surti Tejo” serta “Pelangi di Matamu” yang beberapa tahun kemudian dinyanyikan mantan presiden SBY. Di tahun yang sama, Boomerang merilis album Xtravaganza [salah satu album rock lokal terbaik sepanjang masa buat saya] yang seingat saya, 5 lagu dari albumnya dibuatkan video klip oleh Log. Bahkan untuk konteks tahun 2000 pun, itu adalah suatu aksi yang luar biasa.

Tahun 2000 menurut saya, adalah masa keemasan Log Zhelebour. Sebagai pemilik perusahaan rekaman, dia menunjukkan keseriusan dalam mempromosikan album yang dirilisnya. Dia tak hanya sesumbar bahwa dia cinta musik rock. Band yang sedang kompak-kompaknya, ditambah dukungan total Sang Dewa Rock, maka hasilnya: album rock yang merajai industri musik mainstream. Oke, para pecinta musik rock, mungkin akan ada yang bilang bahwa di album itu, lirik Jamrud makin tak karuan, makin tak gagah, tapi itu relatif. Sedangkan suksesnya angka penjualan, tak bisa disangkal lagi.

Tapi belakangan, Jamrud dan Boomerang mulai goyah. Tahun 2009, Krisyanto mundur dari Jamrud, sehingga membuat nama Jamrud agak memudar. Bagusnya, Krisyanto bergabung lagi pada 2012. Jamrud tanpa Krisyanto, kurang bernyawa. Krisyanto tanpa Jamrud pun begitu. Sedangkan Boomerang, pada 2005 ditinggalkan gitaris John Paul Ivan, yang disusul oleh vokalis Roy Jeconiah pada 2010. Meskipun pada 2012, Roy dan Ivan membuat RI-1 Band, tetap saja, itu tak semenarik Boomerang. Semoga saja, mereka bisa menyelesaikan apapun itu persoalan internal di antara mereka, dan segera melakukan reuni Boomerang, karena sesungguhnya sebagai band, mereka lebih bagus dalam formasi orisinal.

Setelah era Jamrud dan Boomerang, buat saya, Log Zhelebour tak berhasil  mendapat kesuksesan seperti di dua band itu. Secara musikalitas juga, band-band yang dirilis oleh Log, tak sebagus Jamrud dan Boomerang. Secara karakter juga, tak ada yang sekuat Jamrud dan Boomerang.

Makanya, buat saya, setelah era Jamrud dan Boomerang, Sang Dewa Rock seakan sedang beristirahat. Dia belum menunjukkan kekuatannya. Coba, kalau bicara konteks masa kini, siapa band rock generasi terbaru yang bisa menembus industri musik mainstream alias disukai oleh banyak orang?

Paling, Kotak. Itu pun saya yakin, banyak yang merasa mereka kurang rock. Hayo, ngaku saja. Pasti ada yang mengernyitkan dahi ketika membaca nama itu dalam industri musik rock.

Tapi siapa yang sekarang lagu-lagunya dikenal banyak orang selain nama tadi? Burgerkill, Seringai, atau The SIGIT mungkin lagu-lagunya dikenal juga, tapi ya harus kita akui, kalau bicara industri musik mainstream, tak ada lagunya yang sepopuler lagu-lagu Kotak. Mereka pun, bukan dibesarkan oleh orang-orang perusahaan rekaman yang memang memuja musik rock. Tidak seperti ketika Logiss Record merilis album rekaman.

Buat saya, skena musik rock masa kini sedang mengalami stagnasi. Tak ada nama baru yang menggebrak industri. Kalau bicara skala musik independen sih, ya dari dulu juga tetap bertahan, tapi kan saya bicara musik mainstream.

Saya kurang tahu, seperti apa kinerja Log sekarang. Saya yakin, secara pertunjukkan, sepertinya dia masih aktif menggelar konser musik rock. Tapi secara inovasi dan gebrakan di industri, dia belum terdengar lagi. Yah setidaknya, saya belum membacanya di media massa.

Mungkin Sang Dewa Rock sekarang sedang bertapa. Dan saya masih setia menanti kebangkitan dia untuk memecah kejenuhan industri musik saat ini.

Foto: clear.co.id, kita.kompas.com, busyworksbeats.com

PERSONAL ARTICLE

ARTICLE TERKINI

Tags:

#Soleh Solihun #Artikel Musik #Jamrud #God Bless #Log Zhelebour

0 Comments

Comment
Other Related Article
image article
Noize

Rudolf Dethu: Muda, Bali, Bernyali

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Perilaku Individu Musik Indonesia di Era ‘Baby Boomers’ dan ‘Gen X’

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Yulio Piston: Tentang Menjadi Pengkritik Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Sudah Saatnyakah Indonesia Punya Rock ‘n Roll Hall of Fame?

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Acum Bangkutaman: Mencari Band Buruk yang Berpengaruh

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Berkeliling Eropa Bersama Morgensoll dalam Eternal Tour 2023

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Pentingnya Paham Soal Hukum dalam Industri Musik

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Musisi Bertopeng dan Budaya Asalnya

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Menebak-nebak Masa Depan Vinyl Indonesia

Read to Get 5 Point
image arrow
image article
Noize

Catatan Perjalanan: EHG Forever, Forever EHG!

Read to Get 5 Point
image arrow
1 /