The Dare baru-baru ini merilis sebuah single dari EP Women Who Sailed The World mereka ke dalam format digital. Single itu adalah Semeti Medley yang resmi dilepas pada akhir Juli lalu setelah mengakhiri rangkaian tur mereka berkeliling Pulau Jawa. Rilisan ini juga menyusul pesta homecoming mereka di tempat kelahiran mereka, Lombok.
Tidak sekadar melepas single, The Dare juga melepas single ini dalam format video musik. The Dare berkolaborasi dengan Allan Soebakir dari Sinema Pinggiran untuk penggarapan materi video musik Semeti Medley tersebut.
Kolaborasi ini berawal dari sebuah unggahan “Sedekah Video Musik” di laman Instagram Allan Soebakir beberapa bulan lalu. Lewat unggahan itu, terjadilah kolaborasi antara keduanya hingga jadilah sajian video musik Semeti Medley.
Dalam rilisan persnya, The Dare menyebutkan, “Awalnya, Allan Soebakir dipilih untuk menggarap video musik ini bermula dari terlintasnya flyer di akun Instagram Allan Soebakir yang sedang beramal dengan tajuk ‘Sedekah Video Musik’, sebuah pergerakan kecil yang sangat patut untuk didukung, maka dari itu diputuskan untuk mengajak Allan secara langsung untuk menggarap video musik Semeti Medley ini.”
Dalam video musik Semeti Medley ini, Allan Soebakir mengemasnya dengan karakter visual yang masih memiliki benang merah dari beberapa video musik sebelumnya dari The Dare. Untuk mempertahankan konteks, Allan Soebakir menjalin benang merahnya dengan visualisasi tentang kesederhanaan dan absurditas. Simak video musik hasil kolaborasi The Dare dan Allan Soebakir bersama Sinema Pinggiran berikut ini.
Tersemat harapan pula bahwa video musik Semeti Medley ini bisa menjadi kado bagi para pendengar yang belum sempat menyimak keseluruhan materi dari EP Women Who Sailed The World. Materi ini juga dilepas secara khusus pula untuk mereka yang belum sempat menyaksikan secara langsung aksi dari panggung ke panggung dalam tur mereka.
“Senang rasanya dapat menciptakan ode untuk salah satu pantai yang underrated di Pulau Lombok dan alangkah baiknya apabila pendengar single ini dapat berkunjung secara langsung menikmati vibes Pantai Semeti dengan single ini sebagai soundtrack perjalanannya,” ungkap The Dare.
Selain menggarap video musik dari The Dare untuk single Semeti Medley, Allan Soebakir dan Sinema Pinggiran juga berkolaborasi dengan banyak nama lain untuk pembuatan video musik. Di antaranya adalah Zizi, Temarram, Larung, Shankara hingga Wake Up! Iris.
Kilas balik mengenai turnya beberapa waktu lalu, kuartet pop asal Lombok yang formasinya terdiri dari empat perempuan yaitu Riri (vokal dan gitar), Desita (drum), Meigali (bass), dan Yollanang (gitar) ini mendapatkan antusiasme luar biasa. Salah satunya ketika mereka berempat tampil di Bogor pada awal Juni lalu.
Dalam tur bertajuk Javakensi Tour itu, The Dare kompak membawakan lagu-lagu mereka yang mengusung aliran twee pop, subgenre dari indie pop yang populer di Inggris tahun 1980-an silam. Bogor sendiri menjadi kota ketiga dalam tur mereka setelah Tangerang dan Bekasi, persis sebelum bertandang ke Jakarta.
The Dare sendiri adalah nama yang bermakna ganda. Dalam bahasa Inggris, nama itu merujuk pada arti ‘berani’. Sementara dalam bahasa Sasak, ‘dare’ atau ‘dedare’ memiliki arti ‘gadis’. Apakah nama band ini memang dimaksudkan untuk memiliki makna ganda tersebut?
The Dare sendiri terbentuk pada Februari 2018. Dalam semangat yang sama, produktivitas mereka menghasilkan debut album mini berjudul Inthrovvert yang dikerjakan dalam waktu dua bulan! Album mini ini pun dirilis di Records Store Day Lombok (RSD Lombok) pada April 2018.
Semangat mereka masih sama seperti kali pertama mengeluarkan EP Inthrovvert yang lalu. The Dare berupaya memperkenalkan diri dan karya musik mereka kepada khayalak yang lebih luas dengan mengadakan tur Pulau Jawa usai merilis EP kedua berjudul Women Who Sailed The World yang baru dirilis tahun lalu.
Pada tur mereka tahun ini, The Dare turut membawakan lagu yang berasal dari EP kedua tersebut. Di antaranya adalah Semeti Medley dan Women Who Sailed The World. Kedua lagu itu menampilkan lirik yang kuat mengenai keberanian dan kemandirian seorang perempuan. Itulah yang menjadi daya tarik tersendiri dalam lagu-lagu The Dare.
“Tur kali ini memang dikhususkan untuk EP kedua kami yang mengangkat tema perempuan. Dari media sosial kami juga fight sexual harassment di concert. Kami ingin menyuarakan kalau perempuan juga seharusnya bisa diterima di lingkungan musik tanpa adanya perbedaan gender,” kata gitaris Yollanang.
Meski EP kedua mereka baru dirilis tahun lalu, Javakensi Tour bukanlah panggung pertama The Dare sejak pandemi. The Dare sendiri pernah tampil di Sirkuit Internasional Mandalika saat perhelatan MotoGP 2022 awal tahun ini.
“Kalau skema musik, mungkin dulu kebanyakan punk atau reggae. Tapi karena sekarang kan perkembangan dari digital sudah semakin banyak referensi sehingga akhir-akhir ini sudah banyak warna musik yang bervariasi, dan ternyata indie pop juga lumayan diterima di sana,” ujar sang bassist, Meigali.
Image source: https://www.instagram.com/__thedare__/
Please choose one of our links :