Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan itu menjadi tragedi paling kelam dalam sepakbola Indonesia.
Indonesia berduka. Dalam pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan berakhir dengan sebuah tragedi, Sabtu (1/10) malam WIB.
Laga berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Tim Bajul Ijo, dan setelah wasit meniupkan tanda berakhirnya pertandingan, banyak suporter tuan rumah atau Aremania turun ke lapangan karena tidak terima dengan hasil tersebut.
Kondisi semakin tidak terkendali, dan polisi pun menembakkan gas air mata. Tetapi, arah tembakan tidak hanya diarahkan ke lapangan, namun juga sampai ke tribune. Para suporter panik hingga dan berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri dan keluar dari stadion.
Tapi, karena saking banyaknya para penonton, banyak korban pingsan hingga meninggal dunia karena gas air mata, berdesak-desanak dan terinjak ketika hendak keluar dari stadion.
Kapolda Jawa Timur, Irjen. Pol. Nico Afinta, menyebutkan bahwa ada 127 korban jiwa di tragedi tersebut, dengan dua di antaranya adalah petugas kepolisian. 32 suporter dilaporkan meninggal ketika di stadion, sedangkan 93 sisanya meninggal dunia di rumah sakit.
Selain itu, terlihat juga dua kendaraan milik kepolisian hancur karena amukan suporter, dan lampu Stadion Kanjuruhan juga menjadi pelampiasan amarah suporter.
Manajemen Arema FC pun memberikan pernyataan terkait tragedi tersebut dan mengaku siap bertanggung jawab atas kejadian ini.
“Arema FC menyampaikan duka mendalam atas musibah di Kanjuruhan,” ungkap ketua panpel manajemen Arema FC Abdul Haris dalam pernyataan resmi klub.
“Kami bertanggung jawab untuk penanganan korban baik yang telah meninggal dunia dan yang luka-luka.”
“Kepada keluarga korban, manajemen Arema FC memohon maaf sebesar-besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca-musibah.”
“Manajemen juga akan membentuk crisis center atau posko informasi. Posko ini akan menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit.”
Akibat dari tragedi tersebut, ketua umum PSSI Mochamad Iriawan pun mengambil langkah tegas dengan membentuk tim investigasi dan akan menghentikan gelaran Liga 1 untuk sementara waktu.
“Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/23 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi,” kata Iwan Bule melalui rilis kepada awak media.
Please choose one of our links :